Amerika Serikat (AS) telah menyetujui penjualan empat drone MQ-9 Reaper ke Taiwan. Pemerintahan Trump telah menjual paket senjata senilai Rp 61,1 triliun ke Taiwan dalam beberapa pekan terakhir.
Iklan
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) pada Selasa (03/11) mengumumkan telah menyetujui penjualan empat drone bersenjata canggih ke Taiwan.
Penjualan pesawat tak berawak MQ-9 Reaper senilai $ 600 juta atau Rp 8,7 triliun itu akan memperkuat kemampuan intelijen, pengawasan, dan pengintaian Taiwan. Penjualan itu akan membantu "upaya berkelanjutan Taiwan untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya dan untuk mempertahankan kemampuan pertahanan yang kredibel," kata departemen itu.
Transaksi alutsista itu diyakini akan membantu menjaga stabilitas politik, keseimbangan militer, ekonomi, dan kemajuan di kawasan itu.
Keempat drone canggih yang dibuat oleh General Atomics dilengkapi dengan peralatan pengawasan dan komunikasi, namun tidak dijual beserta bom atau rudal.
Paket senjata AS terbaru untuk Taiwan
Transfer senjata ke Taiwan adalah penjualan pertama sejak pemerintahan Trump melonggarkan kebijakan AS untuk membatasi ekspor teknologi drone yang canggih. Penjualan drone itu juga merupakan paket senjata terbaru di antara paket senjata yang telah dijual sebelumnya ke Taiwan dalam beberapa pekan terakhir, bernilai $ 4,2 miliar (Rp 61,1 triliun).
Paket senjata lainnya meliputi 400 rudal anti-kapal Harpoon berbasis darat yang dibuat oleh Boeing, 100 stasiun rudal jelajah, peluncur roket berbasis truk, rudal Standoff Land Attack Missile Expanded Response (SLAM-ER), dan peralatan terkait lainnya.
Negara Pemborong Senjata Terbesar di Dunia
India dan Arab Saudi meroket dengan pembelian alutsista terbesar sejagad. Adapun Vietnam memborong kapal perang dari Rusia buat menghadapi Cina di Laut Cina Selatan. Inilah negara yang paling banyak belanja alutsista.
Foto: AFP/Getty Images
#1. India
Kendati upaya PM Narendra Moodi membatasi impor alutsista asing dan memperkuat produksi nasional, pembelian sistem persenjataan dari luar negeri justru mengganda dalam lima tahun terakhir. Rusia (70%) adalah penyuplai terbesar alutsista India, diikuti oleh Amerika Serikat (14%) dan Israel (4,5%). Selain jet tempur, India banyak membeli kapal perang dan kapal selam dari negeri beruang merah itu
Foto: Getty Images
#2. Arab Saudi
Laporan Sipri mencatat belanja persenjataan oleh Arab Saudi meningkat sebanyak 275% dalam lima tahun terakhir. Konflik di Suriah dan Yaman diyakini menjadi penyebab utama. Negeri para emir itu terutama getol membeli kendaraan lapis baja, helikopter dan jet tempur serta senapan serbu. Amerika Serikat adalah pemasok terbesar dengan 46%, diikuti Inggris (30%) dan Spanyol (5,9%).
Foto: AFP/Getty Images
#3. Cina
Sejak beberapa tahun terakhir Cina banyak memperkuat industri senjata dalam negeri untuk melepaskan ketergantungan dari sistem alutsista asing. Sebab itu pula neraca impor negeri tirai bambu itu berkurang 25% dalam lima tahun terakhir. Cina banyak membeli senjata dari Rusia (59%) dan Perancis (15%). Terakhir Beijing menyepakati pembelian enam sistem peluru kendali S-400 dari Rusia.
Foto: picture-alliance/AP Images/Color China Photo/Z. Lei
#4. Uni Emirat Arab
Bara di Timur Tengah dan konflik dengan Iran mendorong Uni Emirat Arab memperkuat diri. Sejak 2011 negeri kecil di tepi Teluk Persia itu meningkatkan pembelian senjata sebanyak 35%. Amerika Serikat adalah pemasok terbesar (65%), diikuti Perancis (8,4%) dan Italia (5,9%). Terakhir UEA menegosiasikan pembelian 60 jet tempur Rafale dari Perancis.
Foto: picture alliance/dpa/Ecpad Handout
#5. Australia
Militer Australia banyak mendapat dukungan pemerintah dengan angka pembelian senjata yang meningkat 65% dalam lima tahun terakhir. Proyek tebesar negeri Kangguru itu adalah pembelian 72 jet tempur siluman F-35 dari AS seharga 12,4 miliar Dollar AS. Celakanya pengembangan F-35 saat ini banyak menemui kendala. Analis militer menyebut jet tersebut kalah canggih dibanding Sukhoi Su-35 buatan Rusia
Foto: U.S. Navy photo/courtesy Lockheed Martin/Getty Images
#6. Turki
Turki berambisi besar mengakhiri ketergantungan dari sistem alutsista asing. Sebab itu negeri dua benua itu lebih banyak membeli senjata lewat skema kerjasama alih teknologi. Serupa Australia yang merupakan anggota NATO, Turki juga terlibat dalam pembelian jet tempur siluman F-35 dari AS. Namun target terbesar Ankara adalah mengembangkan tank tempur buatan sendiri lewat kerjasama dengan NATO.
Foto: picture-alliance/AA/Ozge Elif Kizil
#7. Pakistan
Pakistan belakangan menjadi pembeli terbesar sistem persenjataan Cina. Bersama negeri tirai bambu itu, Pakistan banyak merangkai program kerjasama pengembangan sistem alutsista. Terakhir, Islamabad membeli delapan kapal selam bermesin diesel Tipe 41 Yuan. Namun demikian, sebagian besar sistem artileri dan armada udara Pakistan tetap mengandalkan produk Amerika Serikat.
Foto: picture alliance/ZUMA Press/Xinhua/P. Thapa
#8. Vietnam
Menyusul konflik di Laut Cina Selatan, Vietnam menggelontorkan dana miliaran Dollar AS untuk memperkuat daya tempurnya. Cuma dalam waktu lima tahun, negeri komunis itu loncat dari peringkat 43 ke peringkat 8 dalam daftar negara pengimpor senjata terbesar. Rusia menjadi pemasok terbesar dengan menjual 8 jet tempur, 74 kapal tempur kecil, 6 kapal selam dengan rudal laut ke darat dan 6 kapal fregat
Foto: picture-alliance/Russian Look
8 foto1 | 8
Taiwan berterima kasih kepada AS
Pemerintah Taiwan pada Rabu (04/11) berterima kasih kepada AS atas penjualan empat drone canggih tersebut.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menyatakan "rasa terima kasih yang tulus" kepada AS atas penjualan senjata tahap akhir ini. Juru bicara Kantor Kepresidenan Xavier Chang mengatakan bahwa kesepakatan itu memenuhi tuntutan Taiwan dan membantu meningkatkan kemampuan pertahanan nasional.
Cina marah atas penjualan drone AS
Penjualan paket senjata itu membuat geram Cina. Beijing telah berulang kali mengancam akan menarik kembali Taiwan ke dalam ''pangkuannya'' dan mengisyaratkan akan melakukannya secara paksa jika perlu.
Dalam beberapa bulan terakhir, Cina telah melakukan simulasi pendaratan amfibi dan menerbangkan jet tempur ke wilayah udara Taiwan.