AS Mungkinkan Lebih Banyak Pengungsi Afganistan Ajukan Suaka
3 Agustus 2021
AS akan menerima ribuan pengungsi Afganistan lagi karena situasi keamanan di negara itu terus memburuk akibat serangan Taliban. Sementara itu, Presiden Afganistan Ashraf Ghani menyalahkan AS atas krisis tersebut.
Iklan
Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk mengizinkan lebih banyak pengungsi dari Afganistan yang mungkin jadi target kekerasan Taliban. Syaratnya, mereka harus memenuhi kriteria kelayakan baru yang telah diperluas, ujar Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Senin (02/08).
Sekitar 20.000 pengajuan telah diterima untuk program memukimkan kembali penerjemah yang telah bekerja bersama pasukan AS, dan keluarga dekat mereka. Keputusan itu diambil di tengah situasi keamanan yang memburuk dengan cepat di Afganistan.
"Kami tahu ada warga Afganistan yang tidak memenuhi syarat (untuk program visa khusus), tetapi kami kecualikan mereka yang membantu kami dan pantas mendapatkan bantuan kami," kata Blinken.
"Kami membuat penunjukan Prioritas 2 yang memberikan akses ke program misi pengungsi AS kepada banyak dari warga Afganistan dan anggota keluarga mereka."
Siapa yang memenuhi syarat di bawah kriteria baru?
Karyawan dan mantan karyawan organisasi berita yang berbasis di AS, memenuhi syarat untuk mengajukan suaka. Di antaranya adalah lembaga bantuan dan pengembangan yang berbasis di AS, bersama dengan kelompok bantuan lain yang menerima dana mereka dari AS. Mereka yang juga berpotensi diterima suakanya adalah karyawan dan mantan karyawan pemerintah AS dan misi NATO di Afganistan yang tidak memenuhi syarat untuk program khusus.
Ini berarti bahwa sekitar 50.000 lebih warga Afganistan dan keluarga dekat mereka yang tidak memenuhi syarat untuk Visa Imigrasi Khusus (Special Immigration Visas/SIV) dapat dimukimkan kembali secara permanen di AS sebagai bagian dari program pengungsi Prioritas 2.
Tantangan untuk program pengungsi
Namun, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan ada "tantangan diplomatik, logistik, dan birokrasi yang signifikan terhadap program pengungsi Afganistan yang baru."
Salah satu masalah bagi mereka yang ingin meninggalkan Afganistan yang dilanda perang itu adalah proses ajudikasi yang bisa memakan waktu dua tahun. Para pengungsi, mungkin harus tinggal di negara ketiga sampai permohonan mereka disetujui.
Ini akan menjadi "tanggung jawab pelamar program pengungsi untuk keluar dari Afganistan," tambahnya.
Untuk alasan ini, AS telah berdiskusi dengan negara-negara sekitarnya untuk menerima potensi gelombang pengungsi di bawah UNHCR. Blinken mengatakan warga Afganistan lainnya dapat mengajukan status pengungsi di bawah badan pengungsi PBB dari negara ketiga.
Iklan
Presiden Afganistan menyalahkan AS atas krisis keamanan di negaranya
Sementara itu, Presiden Afganistan Ashraf Ghani menuding AS atas krisis keamanan negaranya yang meningkat.
"Situasi saat ini terjadi karena keputusan mendadak tentang penarikan pasukan internasional," kata Ghani kepada parlemen Afghanistan dalam pidatonya pada Senin (02/08). Ghani menambahkan, "kami memiliki situasi yang tidak terduga dalam tiga bulan terakhir."
Pasukan AS Pulang, Afganistan Tertimbun di Bawah Sampah Amerika
Pangkalan Udara Bagram jadi markas besar pasukan AS di Afganistan selama hampir 20 tahun. Markas militer itu telah kosong sejak musim semi dan meninggalkan berton-ton sampah.
Foto: Adek Berry/Getty Images/AFP
Rongsokan sejauh mata memandang
Sejarawan mungkin memperdebatkan peninggalan misi politik AS di Afganistan. Tetapi peninggalan fisiknya terlihat jelas dalam bentuk rongsokan dan sampah dalam jumlah besar. Angkatan Darat AS akan ditarik sepenuhnya dari Pangkalan Udara Bagram pada peringatan 20 tahun serangan teroris 11 September di Washington dan New York, jadi dalam waktu beberapa minggu ke depan.
Foto: Adek Berry/Getty Images/AFP
Di mana harus menaruh semua sampah?
Tentara AS akan membawa pulang peralatan atau memberikannya kepada pasukan keamanan setempat. Tetapi masih banyak sampah kemasan dan elektronik tersisa. Lebih dari 100.000 tentara AS bertugas di Bagram sejak 2001. Pangkalan yang terletak 70 kilometer di utara Kabul, telah berkembang menjadi kota kecil ala Amerika, lengkap dengan pusat perbelanjaan dan restoran cepat saji.
Foto: Adek Berry/Getty Images/AFP
Sampah seseorang adalah harta karun bagi orang lain
Tempat pembuangan rongsokan di luar pangkalan telah menjadi populer di kalangan pemburu harta karun. Mereka datang dalam jumlah besar untuk mengais sampah, mencari sesuatu yang masih berguna, seperti sepasang sepatu boot militer ini. Harapan mereka adalah menjual apa yang ditemukan untuk mendapatkan uang.
Foto: Adek Berry/Getty Images/AFP
Mencari harta karun sampah elektronik
Sampah elektronik dalam jumlah besar juga terkubur di tempat pembuangan sampah. Orang mencari papan sirkuit berisi suku cadang dan sekrup yang dapat digunakan kembali. Beberapa bahkan mengandung bahan berharga seperti tembaga dan sejumlah kecil emas. Bagi orang Amerika, itu semua sampah. Tapi bagi warga Afganistan yang berpenghasilan hanya US $695 (Rp8,5 juta) setahun, itu adalah harta karun.
Foto: Adek Berry/Getty Images/AFP
Apa yang akan terjadi dengan Bagram?
Bagram, di kaki pegunungan Hindu Kush, memiliki sejarah panjang sebagai pangkalan militer. Tentara Uni Soviet menggunakan pangkalan itu selama invasinya pada 1979. Banyak yang sekarang khawatir setelah pasukan Amerika pergi, Bagram akan jatuh ke tangan Taliban, yang berarti kemenangan strategis bagi kaum Islamis.
Foto: imago images
Penarikan pasukan yang riskan
Pasukan AS resminya ditarik pulang sejak 1 Mei dan tidak ada waktu untuk membuang sampahnya. Senjata berat dan pasukan tambahan tetap disiagakan untuk kemungkinan serangan Taliban selama penarikan. Pada minggu terakhir penarikan, total 36 negara NATO dan mitra terlibat dalam misi tersebut, termasuk 2.500 tentara Amerika dan 1.100 tentara Jerman
Foto: Adek Berry/Getty Images/AFP
Wanita yang bekerja
Seorang gadis memulung peti logam usang dari tempat pembuangan sampah. Terlepas dari situasi sulit, anak perempuan dan wanita yang paling diuntungkan dari misi militer pimpinan AS dan jatuhnya Taliban pada tahun 2001. Mereka dapat bersekolah, dan sebagai wanita dewasa bisa bekerja di sektor yang sebelumnya tidak dapat diakses oleh mereka, termasuk di pengadilan tinggi dan institusi resmi lainnya.
Foto: Adek Berry/Getty Images/AFP
Orang-orang yang ditinggalkan
Beberapa orang menemukan barang-barang bernilai sentimental murni di tempat barang rongsokan, untuk mengingatkan mereka pada pangkalan militer AS ini. Banyak pemukiman pasukan lokal Afganistan bermunculan di sekitar Bagram, dan eksistensi mereka bergantung pada pangkalan itu. Banyak yang sekarang bertanya-tanya apa yang akan terjadi dengan mereka dan keluarga mereka.
Foto: Adek Berry/Getty Images/AFP
Apa yang tersisa?
Jadi apa yang tersisa dari kehadiran AS di Hindu Kush, selain sepatu usang dan kawat berkarat? Presiden AS Joe Biden menjanjikan kemitraan "berkelanjutan" pada saat pertemuan dengan mitranya dari Afganistan, Ashraf Ghani di Gedung Putih 25 Juni. Nasib jutaan warga Afganistan akan tergantung dari janji Biden. (bn/as)
Foto: Adek Berry/Getty Images/AFP
9 foto1 | 9
Pemerintahnya berencana membangun kembali kontrol di Afganistan dalam enam bulan ke depan.
Taliban membuat keuntungan yang cepat. Dalam beberapa pekan terakhir gerilyawan kelompok itu pindah ke ibu kota provinsi, termasuk Lashkar Gah, ibu kota Provinsi Helmand. Warga mengatakan ada pertempuran sengit yang terjadi dan ada banyak korban tewas di jalan-jalan kota.
Sebelumnya, AS membantu pasukan Afganistan melawan Taliban lewat serangan udara, meskipun di tahap-tahap akhir penarikan pasukan militernya dari negara itu.