Organisasi Perdagangan Dunia mengabulkan gugatan Amerika Serikat atas Indonesia. Batasan impor produk agrikultur yang diterapkan Indonesia buat melindungi petani lokal dinilai melanggar perjanjian dagang internasional
Iklan
Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengabulkan gugatan Selandia Baru dan Amerika Serikat terhadap Indonesia ihwal regulasi impor produk pertanian. Kedua negara menuding Jakarta melanggar aturan dagang internasional, dengan memberlakukan pembatasan impor terhadap berbagai produk agrikultur seperti buah-buahan, sayur-sayuran, daging sapi dan ayam.
Dewan penyelesaian sengketa WTO memutuskan 18 aturan pembatasan impor yang diberlakukan Indonesia "tidak konsisten" dengan Perjanjian Umum 1994 tentang cukai dan perdagangan (GATT 1994). Organisasi yang mengawasi aktivitas perdagangan di 164 negara anggotanya itu mendesak Indonesia "untuk mengambil langkah yang sesuai dengan GATT 1994."
Sejak 2012 pemerintah Indonesia membatasi impor dan penjualan daging sapi dan ayam impor. Daging sapi impor misalnya cuma diizinkan dijual di hotel dan restoran, tapi tidak di supermarket atau pasar tradisional. Sementara pihak yang mengimpor buah dan sayur impor harus memiliki ruang penyimpanan ber-AC di lokasi penjualan.
Kepentingan Petani AS
Perwakilan dagang AS, Michael Froman menyebut putusan itu sebagai "kemenangan besar." Menurut dia pemerintahan Obama sekali lagi telah bertindak demi kepentingan petani. peternak dan penguasaha Amerika. "Putusan ini menghapus pembatasan impor yang tidak adil terhadap produk agrikultur Amerika", tambah Froman.
Sementara Menteri Pertanian AS, Tom Vilsack, menyebut regulasi pemerintah Indonesia "menghalangi produsen AS untuk menjual produknya di pasar Indonesia, mulai dari kentang, daging sapi, anggur, jeruk dan daging ayam." Menurutnya putusan WTO akan membuat pemerintah Indonesia jera dan mengembalikan daya saing petani dan peternak Amerika."
Pemerintah Indonesia sejauh ini mengklaim akan mengajukan banding atas putusan tersebut.
Komoditas Impor Terbesar Indonesia
Tahun 2014 Indonesia mengimpor produk senilai 178 milyar Dollar AS. Angka itu menempatkan Indonesia di peringkat 27 negara pengimpor terbesar di dunia. Apa saja barang yang paling banyak kita beli dan dari mana asalnya?
Foto: picture-alliance/dpa
1. Bahan Bakar Minyak, 26 Milyar Dollar AS
Setiap tahun Indonesia membeli produk minyak yang telah diolah senilai 26 milyar Dollar AS atau sekitar 339 trilyun Rupiah. Bahan bakar minyak menempati urutan teratas dalam daftar impor terbesar Indonesia. Singapura adalah sumber terbesar dengan 54%, disusul Malaysia 16% dan Korea Selatan 15%.
Foto: R. Gacad/AFP/Getty Images
2. Minyak Mentah, 12,1 Milyar Dollar AS
Setelah bahan bakar minyak, pemerintah juga gemar mengimpor minyak mentah dari luar negeri, nilainya mencapai 156 trilyun Rupiah. Sebagian besar minyak bumi didatangkan dari Arab Saudi (32%), Nigeria (26%) dan Azerbaidjan (17%).
Foto: picture-alliance/epa
3. Gas Elpiji, 4 Milyar Dollar AS
Meningkatnya permintaan akan gas Elpiji memaksa pemerintah membuka keran impor. Tahun 2014 silam Indonesia mengimpor gas senilai 54 trilyun Rupiah, antara lain dari Qatar (49%), Uni Emirat Arab (24%) dan Arab Sauid (18%).
Foto: Getty Images
4. Suku Cadang Kendaraan, 3 Milyar Dollar AS
Setiap tahun Indonesia mengimpor suku cadang kendaraan senilai 39 trilyun Rupiah dari Jepang (43%) dan Thailand (32%). Produk tersebut terutama ditujukan untuk produksi otomotif dalam negeri, yang menurut Kementerian Perindustrian, kapasitasnya sudah menembus angka 2 juta unit per tahun.
Foto: Bay Ismoyo/AFP/Getty Images
5. Telekomunikasi dan Penyiaran, 2,7 Milyar USD
Melonjaknya pertumbuhan industri penyiaran dan telekomunikasi ikut berimbas pada neraca impor Indonesia. Tahun 2014 silam Indonesia mengimpor perlengkapan digital senilai 35 trilyun Rupiah. Kebanyakan alat telekomunikasi dan penyiaran yang dibeli Indonesia berasal dari Cina (62%) dan Vietnam (33%)
Foto: picture-alliance/dpa
6. Komputer, 2,2 Milyar USD
Cina dan Vietnam lagi-lagi mendominasi produk impor komputer di Indonesia dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 62% dan 11%. Tahun 2014 nilai barang yang kita impor mencapai 28 trilyun Rupiah. Negara lain yang ikut menjual produk komputernya ke Indonesia adalah Singapura dan Malaysia.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Hoppe
7. Gandum, 2 Milyar USD
Untuk memenuhi kebutuhan industri pangan dalam negeri, Indonesia setiap tahun mengimpor gandum senilai lebih dari 26 trilyun Rupiah. Sumber terbesar adalah Australia (54%), Kanada (19%) dan Amerika Serikat (14%)