Setelah kapal selam bertenaga nuklir, kini pemerintah Amerika Serikat memutuskan untuk menjual 12 unit helikopter serbu dan pesawat perang elektronik kepada Australia. Nilai totalnya mencapai 14 triliun rupiah.
Iklan
Seperti dilansir AFP, Sabtu (09/10), Australia yang baru-baru ini menandatangani aliansi pertahanan strategis dengan AS dan Inggris sebagai cara menangkal Cina, telah mengajukan untuk membeli 12 unit Seahawk MH-60R dan perlengkapan yang menyertainya senilai US$ 985 juta (Rp 14 triliun).
Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataannya pada Jumat (08/10) waktu setempat, menyebut pemerintahan Presiden Joe Biden telah memberitahu Kongres AS soal keputusan untuk melanjutkan penjualan helikopter ke Australia tersebut.
Helikopter Seahawk merupakan helikopter multi-misi yang bisa dibawa dengan kapal untuk operasi terhadap kapal di permukaan atau kapal selam, namun juga bisa dikerahkan untuk penyelamatan, pengisian bahan bakar atau tujuan transportasi.
8 Alutsista Cina yang Ditakuti Amerika Serikat
Bukan mustahil dua kekuatan adidaya dunia, AS dan Cina, suatu saat akan terlibat dalam perang terbuka. Kendati masih di atas angin, inilah delapan alasan kenapa Washington harus waspada terhadap kekuatan militer Cina
Foto: picture-alliance/AP Photo
Pesawat Tempur Chengdu J-20
Chengdu J-20 adalah rival terbesar F-22 Raptor milik AS. Kedua pesawat sama-sama memiliki daya jelajah tinggi dan memiliki kemampuan terbang siluman alias tidak terdeteksi radar. Kendati baru tahap pengembangan, J-20 diyakini akan memberikan keunggulan udara buat militer Cina di Laut Cina Selatan.
Foto: AP
Dong-Feng 26
Berapapun banyaknya kapal induk yang dimiliki Amerika Serikat, tidak satupun berguna jika menghadapi peluru kendali yang satu ini. Dong-Feng 26 dikembangkan sebagai rudal antar benua yang melesat dengan kecepatan Mach 10. Varian sebelumnya, DF-21, bahkan oleh militer AS dijuluki sebagai "pembunuh kapal induk." Berdaya jelajah 4000 km, DF-26 diyakini mampu menyerang pangkalan militer AS di Guam.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Wong
Roket Hipersonik WU-14
Sejak beberapa tahun Cina serius mengembangkan senjata hypersonic layaknya X-51A (gambar) yang dimiliki militer AS. Puncaknya adalah empat ujicoba yang dilakukan militer Cina antara 2014-2015, tiga diantaranya berlangsung sukses. Tidak banyak yang diketahui tentang WU-14 atau Dong-Feng DZ, kecuali bahwa pesawat berkecepatan 12.000km/jam itu mampu membawa hulu ledak nuklir.
Foto: Reuters/US Air Force
Kapal Induk Liaoning
Awalnya Liaoning adalah kapal induk Uni Sovyet kelas Admiral Kuznetsov yang dibeli dengan dalih akan dijadikan tempat perjudian oleh seorang pengusaha Macau. Ukraina saat itu melarang kapalnya digunakan untuk keperluan militer. Tapi alih-alih hotel judi, kapal bernama awal Warjag itu malah menjadi kapal induk pertama Cina. Berbekal pengalaman dengan Liaoning, Cina kini mengincar kapal induk kedua.
Foto: Getty Images/AFP
Tank Tempur Utama T99A2
Memasuki generasi ketiga, tank tempur T99 teranyar milik Cina dilengkapi dengan berbagai persenjataan dan teknologi modern seperti peluru kendali anti tank yang dipandu laser. Dikembangkan sejak 2007, T99A2 mulai diproduksi secara massal tahun 2009. Analis militer menilai T99A2 banyak meniru desain tank Perancis, Leclerc, atau M1 Abrams milik militer Amerika Serikat.
Foto: picture-alliance/dpa/F.Maohua
Kapal Angkut Amfibi Tipe 071
Melindungi wilayah perairan seperti Laut Cina Selatan akan mustahil tanpa keberadaan kapal angkut amfibi. Saat ini Cina memiliki tiga jenis kapal amfibi tipe 071. Ketiganya mampu mengangkut satu batalyon pasukan infanteri, 18 kendaraan lapis baja dan dilengkapi dengan ajungan pendaratan untuk helikopter atau juga hoovercraft.
Foto: imago/ITAR-TASS/Y. Smityuk
Rudal Anti Satelit
Januari silam Kongres AS mewanti-wanti pemerintah ihwal kemampuan Cina menghancurkan satelit militer. Sejak beberapa tahun terakhir Beijing memang diyakini sedang sibuk memodifikasi sistem peluru kendalinya seperti Dong-Neng 2 atau Dong-Feng 21 untuk membidik satelit. AS khwatir Cina akan mampu menghancurkan sistem satelit navigasi miliknya yang penting untuk mengumpulkan data intelijen.
Foto: picture alliance/AP
PLA Unit 61398
Bermarkas di Pudong, unit militer yang satu ini menjadi sumber serangan cyber terhadap aset ekonomi dan militer AS dalam beberapa tahun terakhir. Cina meyakini kedigdayaan di dunia maya akan menentukan perang masa depan. Serangan cyber terhadap aset sipil seperti pembangkit listrik misalnya akan berakibat fatal. Unit 61398 ditengarai cuma satu dari 20 unit militer cyber yang dimiliki Cina saat ini
Foto: picture-alliance/dpa
8 foto1 | 8
Kenapa Australia beli helikopter dari AS?
Disebutkan Departemen Luar Negeri AS bahwa Australia juga mengajukan untuk membeli sebuah pesawat perang elektronik Boeing EA-18G Growler dan otoritas AS juga menyepakati pengajuan itu.
"Australia merupakan salah satu sekutu paling penting kami di Pasifik Barat," sebut Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataannya.
"Lokasi strategis dari kekuatan politik dan ekonomi ini memberikan kontribusi signifikan dalam memastikan perdamaian dan stabilitas ekonomi di kawasan. Sangat penting bagi kepentingan nasional AS untuk membantu sekutu kami dalam mengembangkan dan mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang kuat dan siap," imbuh pernyataan itu.
Buntut perundingan dagang AS dan Australia
Australia diketahui telah memiliki 24 unit helikopter Seahawk dan 10 pesawat Growler dalam armada militernya.
Pakta militer tiga negara yang diumumkan bulan lalu oleh AS, Inggris dan Australia akan membuat Australia mendapatkan kapal selam bertenaga nuklir buatan AS. Namun di saat yang sama, pakta itu membatalkan kontrak besar pembelian kapal selam konvensional antara Australia dengan Prancis.