AS Serang Iran: Masyarakat Internasional Serukan Deeskalasi
Pia Gram AFP, Reuters, dpa, AP, Kompas
22 Juni 2025
Sejumlah sekutu dekat Amerika Serikat menyerukan semua pihak kembali ke meja perundingan setelah serangan udara AS terhadap Iran yang memicu kekhawatiran akan meluasnya konflik.
Gambar satelit serangan AS ke IranFoto: Maxar Technologies/AP Photo/picture alliance
Iklan
Menyusul serangan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir di Iran, Kepala Diplomat Uni Eropa, Kaja Kallas, menyerukan agar semua pihak menahan diri untuk mencegah eskalasi lebih lanjut. "Saya mengimbau semua pihak untuk menahan diri, kembali ke meja perundingan, dan mencegah eskalasi lebih lanjut,” tulis Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri tersebut di platform X.
Kallas menegaskan bahwa Iran tidak boleh diizinkan mengembangkan senjata nuklir, karena hal itu akan menjadi ancaman bagi keamanan internasional. Dalam pertemuan yang dijadwalkan pada hari Senin (23/06) ini, para menteri luar negeri Uni Eropa akan membahas situasi tersebut.
Pernyataan serupa disampaikan oleh Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen. Ia menyatakan bahwa konflik ini hanya dapat diselesaikan melalui jalur diplomasi. "Iran tidak boleh sampai memiliki bom nuklir,” tulisnya di platform X.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas menyerukan pengendalian diri dan negosiasi (Foto arsip)Foto: Frederick Florin/AFP/Getty Images
Sekjen PBB Guterres peringatkan eskalasi berbahaya
Presiden Dewan Eropa, António Costa, menyatakan dirinya "sangat prihatin” terhadap perkembangan terakhir di Timur Tengah. "Saya menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri dan menghormati hukum internasional serta keamanan nuklir,” tulisnya di platform X.
Iklan
Ia menambahkan bahwa diplomasi tetap menjadi satu-satunya jalan untuk membawa perdamaian dan stabilitas ke kawasan. "Eskalasi lebih lanjut hanya akan kembali memakan korban jiwa dari kalangan sipil.” Costa menegaskan, Uni Eropa akan terus bekerja sama dengan semua pihak dan mitranya untuk mencari solusi damai di meja perundingan.
Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, juga menyatakan keprihatinan mendalam terhadap aksi militer AS terhadap Iran. Ia menyebut serangan itu sebagai bentuk eskalasi yang berbahaya dan sebagai ancaman langsung terhadap perdamaian serta keamanan global. Guterres menyerukan deeskalasi dan menekankan bahwa tidak ada solusi militer untuk krisis ini—satu-satunya jalan adalah diplomasi.
Diminta untuk deeskalasi: Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres (foto arsip)Foto: Manon Cruz/REUTERS
Kabinet keamanan Jerman gelar pertemuan darurat
Kabinet keamanan pemerintah Jerman mengadakan rapat darurat pada pagi hari Minggu (22/06) untuk membahas serangan AS terhadap Iran. "Pemerintah Jerman berasumsi bahwa sebagian besar program nuklir Iran terdampak oleh serangan udara. Analisis kerusakan yang lebih rinci akan tersedia kemudian,” ujar juru bicara pemerinta Jerman, Stefan Kornelius.
Kanselir Jerman, Friedrich Merz, bersama para menteri dalam kabinet keamanan, akan terus melakukan koordinasi erat dengan mitra-mitra di Uni Eropa dan Amerika Serikat sepanjang hari. Merz juga telah meminta Iran untuk segera memulai perundingan dengan AS dan Israel demi menemukan solusi diplomatik untuk konflik ini.
Kanselir Jerman, Friedrich Merz, bersama para menteri dalam kabinet keamanan, akan terus melakukan koordinasi erat dengan mitra-mitra di Uni Eropa Foto: Fabrizio Bensch/REUTERS
PM Inggris Starmer: Iran harus kembali ke meja perundingan
Pemerintah Inggris menyerukan Iran agar kembali ke jalur perundingan. "Program nuklir Iran merupakan ancaman serius bagi keamanan internasional,” ujar Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, di platform X. Ia menyatakan bahwa Iran tidak boleh diizinkan mengembangkan senjata nuklir, dan bahwa AS telah mengambil langkah-langkah untuk menanggulangi ancaman tersebut.
Starmer menambahkan bahwa situasi di Timur Tengah tetap tidak stabil, dan bahwa menjaga stabilitas di kawasan menjadi prioritas utama. "Kami menyerukan Iran untuk kembali ke meja perundingan dan mencari solusi diplomatik guna mengakhiri krisis ini.”
Presiden AS Donald Trump sebelumnya menyatakan bahwa ia akan memutuskan dalam dua minggu apakah akan turut campur dalam perang antara Israel dan Iran. Namun ternyata, hanya beberapa hari setelah pernyataan itu, militer AS bertindak dan menyerang. tiga fasilitas nuklir Iran pada Minggu (22/06) dini hari.
Hingga kini, dampak kerusakan yang ditimbulkan masih belum jelas, sementara Iran menyatakan bahwa pihaknya berhak untuk "melawan dengan kekuatan penuh.”
Sebagian pihak mempertanyakan apakah Iran yang telah dilemahkan akan menyerah atau justru tetap menantang dan mulai menyerang target-target AS di kawasan Teluk melalui jaringan sekutunya.
Meski menyuarakan keprihatinan terhadap program nuklir Iran, beberapa negara dan kelompok di kawasan—termasuk yang mendukung Teheran—mengutuk tindakan militer AS dan mendesak agar ketegangan tidak makin meningkat.
Berikut respons dari berbagai negara dan pejabat internasional:
Irak
Pemerintah Irak mengecam serangan AS, menyebut eskalasi militer tersebut sebagai ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan di Timur Tengah. "Kelanjutan serangan semacam itu berisiko memicu eskalasi berbahaya dengan konsekuensi yang melampaui batas negara mana pun, mengancam keamanan kawasan dan dunia," kata juru bicara pemerintah, Bassem al-Awadi.
Irak memiliki hubungan dekat dengan baik Washington maupun Teheran, dan selama ini berusaha menjaga keseimbangan di antara keduanya. Irak juga menjadi basis sejumlah milisi pro-Iran yang sejauh ini belum terlibat langsung.
Arab Saudi
Arab Saudi menyatakan "keprihatinan mendalam” atas serangan udara AS, namun tidak mengutuk secara langsung.
"Kerajaan menekankan pentingnya menahan diri, meredakan ketegangan, dan menghindari eskalasi lebih lanjut," kata Kementerian Luar Negeri dalam pernyataannya. Sebelumnya, Arab Saudi telah mengutuk serangan Israel terhadap fasilitas nuklir dan tokoh militer Iran.
Lini Masa Pertikaian Arab Saudi dan Iran
Bukan kali pertama Iran dan Arab Saudi bersitegang. Sepanjang sejarahnya, hubungan kedua negara acap mengalami pasang surut menyusul konflik politik atau agama. Inilah sejarah modern permusuhan dua ideologi dalam Islam
Foto: DW Montage
Damai berbayang kecurigaan
Hubungan Iran dan Arab Saudi baru tumbuh sejak kekuasaan Syah Reza Pahlevi dan Raja Khalid. Kedua negara sebelumnya sering direcoki rasa saling curiga, antara lain karena tindakan Riyadh menutup tempat-tempat ziarah kaum Syiah di Mekkah dan Madinah. Perseteruan yang awalnya berbasis agama itu berubah menjadi politis seiring dengan eskalasi konflik di Timur Tengah dan Revolusi Islam 1979.
Foto: picture alliance/AP Images
Pendekatan usai Revolusi Islam
Raja Khalid sempat melayangkan ucapan selamat kepada Ayatollah Khomeini atas keberhasilan Revolusi Islam 1979. Tapi hubungan kedua negara memburuk menyusul perang Iran-Irak dan kisruh Haji 1987. Puncaknya, Riyadh memutuskan hubungan pada 1987, ketika Khomeini mengecam penguasa Saudi sebagai "Wahabi yang tidak berperikemanusiaan, ibarat belati yang menusuk jantung kaum Muslim dari belakang."
Foto: Getty Images/Afp
Keberpihakan dalam Perang Iran-Irak 1980
Saat berkobar perang Iran-Irak, Arab Saudi sejak dini menyatakan dukungan terhadap rejim Saddam Hussein di Baghdad. Riyadh memberikan dana sumbangan sebesar 25 milyar US Dollar dan mendesak negara-negara Teluk lain untuk ikut mengisi pundi perang buat Irak. Demi menanggung biaya perang, Arab Saudi menggenjot produksi minyak yang kemudian mengakibatkan runtuhnya harga minyak di pasar dunia.
Foto: picture-alliance/dpa
Kisruh Haji 1987
Mengikuti ajakan Ayatollah Khomeini, jemaah Iran setiap tahun berdemonstrasi di Mekkah dan Madinah menentang Israel. Tradisi sejak 1981 itu tidak pernah diperkarakan, kecuali pada 1987, ketika polisi memblokade jalan menuju Masjid al-Haram. Akibat bentrokan, 402 jemaah Iran tewas dan 649 luka-luka. Setelah kedutaannya di Teheran diserbu massa, Riyadh memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran.
Foto: farhangnews
Kontroversi program nuklir Iran
Arab Saudi sejak awal menolak program nuklir Teheran. Sikap itu tidak berubah bahkan setelah tercapainya Perjanjian Nuklir di Vienna tahun 2015. Riyadh menilai kesepakatan tersebut "sangat berbahaya." Desakan kepada Iran untuk bekerja sama dengan pengawas nuklir PBB juga disampaikan Saudi pada awal 2023.
Foto: Irna
Pemberontakan Houthi di Yaman, 2004
Hubungan Iran dan Arab Saudi kembali menegang setelah kelompok Syiah Zaidiyah di Yaman mengobarkan pemberontakan. Riyadh menuding Teheran mengompori perang bersaudara dan mencampuri urusan dalam negeri Yaman dengan memasok senjata. Iran sebaliknya menuding Arab Saudi menghkhianati perannya sebagai mediator konflik dengan membombardir minoritas Houthi di utara Yaman.
Foto: picture alliance/Y. Arhab
Perang proksi di Suriah, 2011
Dukungan Iran atas rejim Bashar Assad di Suriah sejak lama dianggap duri dalam daging oleh Arab Saudi. Sejak 2011, Riyadh aktif memasok senjata buat oposisi Sunni di Suriah. Kerajaan di Riyadh juga menjadi yang pertama kali mengecam Assad seputar "tindakan represif pemerintahannya terhadap demonstrasi anti pemerintah," ujar Raja Abdullah saat itu.
Foto: picture-alliance/AP/Vadim Ghirda
Tragedi Mina 2015
Bencana memayungi ibadah Haji 2015 ketika lebih dari 400 jemaah Iran meninggal dunia di terowongan Mina akibat panik massa. Iran menuding pemerintah Arab Saudi ikut bertanggungjawab. Riyadh sebaliknya menyelipkan isu bahwa tragedi itu disebabkan jemaah haji Iran yang tak mau diatur. Kisruh memuncak saat pangeran Arab Saudi, Khalid bin Abdullah, mendesak agar Riyadh melarang masuk jemaah haji Iran.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Eksekusi Mati Al-Nimr 2016
Sehari setelah pergantian tahun Arab Saudi mengeksekusi mati 46 terpidana, antara lain Syeikh Nimr al-Nimr, seorang ulama yang aktif membela hak-hak minoritas Syiah yang kerap mengalami represi dan diskriminasi di Arab Saudi. Al-Nimr didakwa terlibat dalam terorisme. Sebagai reaksi Pemimpin Spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei melayangkan ancaman, bahwa Saudi akan mendapat "pembalasan tuhan."
Foto: picture alliance/dpa/Y. Arhab
Drama di Lebanon
Pada November 2017 Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri mengumumkan pengunduran diri dari Riyadh, Arab Saudi, dan menyalahkan Iran terkait kebuntuan politik di Beirut. Langkah itu diyakini bagian dari manuver Arab Saudi untuk memprovokasi perang antara Iran dan Hizbullah dengan Israel. Saudi dan Iran berebut pengaruh di Lebanon pasca penarikan mundur pasukan Suriah 2005 silam.
Foto: picture-alliance/dpa/AP/Lebanese Official Government/D. Nohra
Narasi damai di awal 2023
Menyusul mediasi Cina, pemerintah Arab Saudi sepakat memulihkan hubungan dengan Ira pada Maret 2023. Kesepakatan tersebut disusul pembukaan kembali relasi dengan Suriah dan perundingan damai dengan pemberontak Houthi di Yaman. Sebelumnya, negara-negara Teluk juga sepakat mengakhiri perpecahan dengan Katar, sekutu dekat Iran di Teluk Persia.
Foto: Iran's Foreign Ministry/WANA/REUTERS
11 foto1 | 11
Qatar
Qatar, yang menjadi tuan rumah pangkalan militer AS terbesar di Timur Tengah, menyatakan "menyesalkan” meningkatnya ketegangan dalam perang Israel-Iran.
Kementerian Luar Negeri Qatar menyerukan semua pihak untuk menahan diri dan "menghindari eskalasi, karena masyarakat di kawasan ini sudah terlalu lama terbebani oleh konflik dan dampak kemanusiaannya yang tragis." Qatar juga dikenal sebagai mediator penting dalam konflik Israel-Hamas.
Oman
Oman, yang sebelumnya menjadi mediator dalam perundingan nuklir antara AS dan Iran, mengecam serangan udara tersebut dan menyebutnya sebagai tindakan yang meningkatkan ketegangan.
"Serangan udara AS berpotensi memperluas cakupan konflik dan merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Oman.
Israel dan Iran Saling Lancarkan Serangan Lanjutan
00:38
This browser does not support the video element.
Lebanon
Presiden Lebanon, Joseph Aoun, memperingatkan bahwa pengeboman oleh AS dapat memicu konflik regional yang tak sanggup ditanggung oleh negara mana pun. Ia menyerukan dimulainya kembali perundingan.
"Lebanon, baik pemimpinnya, partainya, maupun rakyatnya, sadar lebih dari sebelumnya bahwa negeri ini telah membayar harga mahal akibat perang yang meletus di wilayahnya dan di kawasan. Kami tidak ingin membayar lebih lagi," ujar Aoun di platform X.
Pemerintah Lebanon saat ini, yang terbentuk pascaperang antara Israel dan kelompok Hizbullah, mendesak agar negaranya tidak terseret ke dalam konflik baru. Hizbullah sendiri belum mengambil tindakan militer terhadap Israel maupun menanggapi serangan udara AS.
Cina
Sebuah artikel opini dari media pemerintah Cina mempertanyakan apakah AS tengah "mengulangi kesalahan Irak di Iran.”
Artikel daring dari CGTN, saluran luar negeri penyiaran negara Cina, menyebut bahwa serangan AS menandai titik balik yang berbahaya.
"Sejarah telah berkali-kali menunjukkan bahwa intervensi militer di Timur Tengah sering kali menimbulkan konsekuensi tak terduga, termasuk konflik berkepanjangan dan ketidakstabilan kawasan," tulisnya, merujuk pada invasi AS ke Irak tahun 2003.
Artikel tersebut menekankan bahwa pendekatan diplomatik yang terukur adalah harapan terbaik untuk menjaga stabilitas di Timur Tengah.
Italia
Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani, menyebut bahwa fasilitas nuklir Iran "menjadi ancaman bagi seluruh kawasan," namun ia berharap bahwa aksi militer ini dapat membuka jalan menuju deeskalasi dan perundingan.
Selandia Baru
Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Winston Peters, menyerukan semua pihak untuk "kembali ke perundingan." Ia menolak memberi komentar apakah Selandia Baru mendukung langkah AS, dengan alasan bahwa serangan tersebut baru saja terjadi. "Diplomasi akan memberikan solusi yang lebih langgeng dibandingkan aksi militer lanjutan," ujarnya.
Jepang
Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, menyatakan pentingnya menenangkan situasi secepat mungkin, dan menegaskan bahwa pengembangan senjata nuklir oleh Iran harus dicegah. Saat ditanya apakah ia mendukung serangan AS, Ishiba menolak berkomentar.
Australia
Australia, yang telah menutup kedutaannya di Teheran dan mengevakuasi stafnya pada hari Jumat, mendorong penyelesaian konflik melalui diplomasi.
"Kami telah jelas menyatakan bahwa program nuklir dan misil balistik Iran merupakan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional,” kata seorang pejabat pemerintah dalam pernyataan tertulis. "Kami mencatat pernyataan Presiden AS bahwa sekarang adalah waktunya untuk damai. Kami terus menyerukan deeskalasi, dialog, dan diplomasi.”
Foto satelit Planet Labs PBC memotret lokasi seranganFoto: Planet Labs PBC/AP/picture alliance
Hamas dan Houthi di pihak Iran
Milisi Houthi pro-Iran di Yaman telah mengutuk serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran sebagai "agresi brutal dan pengecut." Pada malam sebelumnya, Houthi telah memperingatkan bahwa mereka akan kembali menyerang kapal-kapal AS di Laut Merah jika AS campur tangan dalam perang antara Israel dan Iran.
Hamas menyatakan bahwa serangan AS tersebut merupakan "eskalasi berbahaya" dan mengancam perdamaian dan keamanan internasional, menurut pernyataan dari organisasi teroris Palestina tersebut. Hamas juga dianggap sebagai sekutu penting Iran.
Israel juga berperang dengan Hamas di Jalur Gaza. Serangan tersebut dipicu oleh Hamas dan ekstremis Islam lainnya yang menyerang Israel pada 7 Oktober 2023. Sekitar 1.200 orang tewas dan lebih dari 250 orang disandera di Gaza. Perang Gaza telah menyebabkan kerusakan yang dahsyat di jalur pantai Mediterania; demikian menurut otoritas kesehatan yang dikendalikan Hamas, dengan lebih dari 55.900 orang telah tewas sejauh ini.
Hizbullah di Garda Depan Konflik Sunni dan Syiah
Didirikan buat menghalau invasi Israel, Hizbullah kini menjadi ujung tombak Iran melucuti pengaruh Arab Saudi dan Mesir di kawasan Syam.
Foto: Getty Images/C. Furlong
Simalakama Invasi Israel
Hizbullah atau Partai Allah dibentuk oleh sekelompok ulama Syiah pada dekade 1980an sebagai reaksi atas invasi Israel terhadap Libanon Selatan 1982. Kelompok ini tidak hanya memiliki sayap militer bersenjata lengkap, tetapi juga ikut berkecimpung dalam politik Libanon lewat parlemen.
Foto: picture-alliance/dpa
Dukungan Lintas Ideologi
Berbekal pengalaman dalam perang saudara di Libanon, Hizbullah sukses menerapkan taktik geriliya buat mengusir tentara Israel dari Libanon Selatan pada tahun 2000. Kedua pihak kembali berhadapan satu sama lain ketika Israel membombardir selatan Libanon pada 2006. Berkat perlawanan tersebut Hizbullah mendapat dukungan lintas sektarian di masyarakat Libanon.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Zaatari
Dibesarkan Suriah dan Iran
Sejak pertamakali berdiri, organisasi pimpinan Hassan Nasrullah ini mendapat bantuan militer, finansial dan terutama politik dari Iran dan Suriah. Selama beberapa dekade kedua negara secara praktis menguasai Libanon. Kini kekuatan Hizbullah tidak hanya melampaui militer Libanon, tetapi juga menjadikan organisasi itu sebagai kekuatan paramiliter paling disegani di Timur Tengah.
Foto: Reuters/O. Sanadiki
Berpolitik dengan Nasrullah
Sejak berakhirnya perang saudara 1975-1990 di Libanon, Hizbullah menggandeng komunitas Syiah dan menjalin aliansi dengan kelompok lain seperti warga Kristen untuk berkecimpung di dunia politik. Terutama sejak kepemimpinan Hassan Nasrullah, Hizbullah dengan cepat menjadi kekuatan alternatif di panggung politik Beirut.
Foto: picture-alliance/dpa
Permusuhan di Beirut
Berbeda dengan kelompok lain yang aktif pada perang saudara, Hizbullah menolak melucuti sayap militernya. Hingga kini sejumlah kekuatan politik di Libanon, termasuk partai Tayyar Al-Mustaqbal milik Perdana Menteri Saad Hariri, ingin agar Hiizbullah meletakkan senjata. Namun Nasrullah menolak dengan alasan menguatnya ancaman jiran di selatan, Israel.
Foto: picture-alliance/AA
Pertalian Gelap dengan Damaskus
Sikap antipati sejumlah masyarakat Libanon terhadap Hizbullah antara lain berawal dari pendudukan Suriah antara 1976 hingga 2005. Pertautan keduanya berakhir ketika Suriah dituduh bertanggungjawab atas pembunuhan terhadap bekas PM Rafik Hariri yang tewas akibat bom mobil. Damaskus akhirnya terpaksa menarik mundur pasukannya dari Libanon.
Foto: picture-alliance/AP
Panji Kuning di Tangan Assad
Sejak berkecamuknya perang Suriah, Hizbullah aktif mendukung Presiden Bashar Assad dan bertempur bersama pasukan pemerintah. Assad yang sering membantu menjamin jalur suplai senjata dari Iran, membutuhkan pengalaman tempur dan kekuatan militer Hizbullah buat mematahkan perlawanan kelompok pemberontak Free Syrian Army dan sejumlah kelompok teror yang masih bercokol di Suriah.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Syrian Central Military Media
Sektarianisme Sunni dan Syiah
Sejak lama Libanon berdiri di jantung konflik kekuasaan di Timur Tengah, terutama antara Arab Saudi dan Iran. Saat ini hanya Hizbullah yang menghalangi meluasnya pengaruh Riyadh di Libanon. Arab Saudi sejak lama berusaha melucuti kekuasaan Iran dan Suriah dengan menyokong pemerintahan Saad Hariri.
Foto: dapd
Musuh Lama Bertemu Kembali?
Namun berbeda dengan Arab Saudi, Iran dan Hizbullah berhasil memperkuat pengaruhnya lewat Perang Suriah. Sebaliknya Israel yang menilai perkembangan politik di kawasan sebagai ancaman, berulangkali melancarkan serangan udara terhadap militer Suriah dan Hizbullah. Israel berjanji tidak akan membiarkan Iran dan Hizbullah bercokol secara permanen di Suriah.
Foto: Getty Images/C. Furlong
9 foto1 | 9
Nasib WNI di Iran
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI memastikan pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Iran akan dilakukan secara bertahap. Hal ini menyusul situasi keamanan pascaserangan Amerika Serikat ke negara tersebut. "Rencana diterbangkan tahap pertama dengan pesawat komersial pada Senin, 23 Juni, besok dan tiba di Jakarta 24 Juni,” kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemenlu RI, Judha Nugraha, Minggu (22/06). Demikian dikutip Kompas.
Judha menjelaskan, sebanyak 97 WNI yang sebelumnya dievakuasi dari Iran kini dalam kondisi aman di ibu kota Azerbaijan. "Untuk evakuasi 97 WNI sudah aman di Baku. Kita terus monitor,” ujarnya. Kemenlu memastikan bahwa pemerintah terus mencermati perkembangan situasi di Iran guna menentukan langkah selanjutnya.
Di tengah eskalasi serangan Israel terhadap Iran dan intervensi Amerika Serikat, Indonesia kembali mengingatkan bahwa tindakan tersebut telah melanggar dan merusak dasar-dasar hukum internasional. Indonesia juga mengingatkan bahwa dalam situasi apa pun, fasilitas nuklir tidak boleh diserang karena bisa membahayakan manusia dan lingkungan di sekitarnya.
Peringatan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Sugiono dalam Sidang ke-51 Dewan Menteri Luar Negeri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Turki, Sabtu (21/06). ”Melalui serangkaian serangan terkutuk baru-baru ini terhadap Iran, Israel kian menunjukkan pengabaian terhadap perdamaian dan stabilitas kawasan. Tindakan tersebut jelas merupakan pelanggaran hukum, melemahkan dasar-dasar hukum internasional, serta merugikan semua proses perdamaian dan stabilisasi kawasan,” ujar Sugiono dalam pidatonya, seperti disampaikan melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.
Bagaimana Iran Menangkan Perang Dingin Lawan Arab Saudi
Iran sedang di atas angin. Negeri Syiah itu tidak hanya memanen rezeki dari perjanjian nuklir, tapi juga mendesak Arab Saudi dan melebarkan pengaruhnya di Timur Tengah. Riyadh yang mulai gugup bertaruh pada Donald Trump
Foto: Irna
Damai di Dalam Negeri
Popularitas Presiden Hassan Rouhani menguat sejak Donald Trump berkuasa di Gedung Putih. Saat ini Iran fokus memanen sebanyak mungkin keuntungan dari perjanjian nuklir dan menjaga pengaruhnya di kawasan yang kian meluas. Konsensus itu ikut menjaga stabilitas politik di Teheran.
Foto: Mehr/M.Asgaripour
Banjir Pertumbuhan Ekonomi
Kelonggaran embargo ekonomi membuahkan lonjakan pertumbuhan di sejumlah sektor kunci. Dana Moneter Internasional memperkirakan nilai Produk Domestik Brutto Iran akan meroket dari 23,3 miliar menjadi 427,7 milliar Dollar AS pada 2017. Setelah banjir investasi di Cina, pekan ini giliran Presiden Rusia Vladimir Putin yang datang dan membawa kontrak energi senilai 30 miliar Dollar AS.
Foto: AP
Ramai Diplomasi di Eropa
Di panggung Diplomasi Teheran pun rajin menebar pesona. Eropa kini mendukung Iran mempertahankan perjanjian nuklir yang ingin dipreteli oleh Presiden AS Donald Trump. Agresi Gedung Putih juga mendorong Rusia dan Cina memperkuat dukungannya atas rejim di Teheran.
Foto: Reuters/Sputnik/Alexei Druzhinin/Kremlin
Sekutu di Jantung Teluk
Embargo Arab Saudi dan tiga negara Arab lain hingga kini urung memaksa Qatar memutus pertalian dengan Iran. Malah sebaliknya. Di balik krisis tersebut Doha juga membidik peluang bisnis dengan berekspansi dan menebar investasi. Qatar Airways misalnya membeli Cathay Pacific dan menggandakan kapasitas layanan logistik.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Heimken
Aliansi dengan Turki
Kedua negara adidaya Islam di Timur Tengah itu tidak hanya merangkai aliansi buat memukul kekuatan Kurdi di Irak dan Suriah, tapi juga bahu membahu menggembosi pengaruh Arab Saudi. Ketika krisis Qatar mulai meruncing, Presiden Recep Tayyip Erdogan buru-buru berikrar dukungan pada Doha. Baru-baru ini ketiga negara berupaya mengakali embargo dengan membangun koridor logistik.
Foto: Tasnim
Menumpas Pemberontakan di Irak
Stabilitas keamanan di Irak saat ini nyaris sepenuhnya bergantung pada Iran. Ketika etnis Kurdi menyatakan kemerdekaan di wilayah utara, adalah milisi Syiah dukungan Iran yang membantu pasukan Irak meredam pemberontakan. AS sempat mendesak Irak agar mengusir milisi tersebut. Tapi Baghdad menolak.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Dicenzo
Libanon di Pangkuan Mullah
Pengaruh Teheran pekat menyelebungi Libanon, terutama sejak penarikan mundur pasukan Suriah 2005 silam. Saat ini lingkar kekuasaan di Beirut tidak berdaya menghadapi Hizbullah yang dibekingi Iran. Buat memecah kebuntuan, Perdana Menteri Hariri mengundurkan diri atas desakan Riyadh. Langkah itu juga diduga buat memancing konflik antara Israel dan Hizbullah.
Foto: Mahmoud Zayyat/AFP/Getty Images
Menjebak Saudi di Yaman
Perang saudara yang dikobarkan milisi Houthi di Yaman dengan uluran tangan Teheran menempatkan Arab Saudi dalam posisi pelik. Sejauh ini kampanye militer Riyadh tidak hanya gagal menghancurkan kekuatan milisi Syiah itu, tetapi malah membuahkan hujan kritik dunia internasional karena memicu bencana kemanusiaan.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Al-Ansi
Memperkuat Assad di Suriah
Presiden Suriah Bashar Assad kian kokoh berkat dukungan militer Rusia dan Iran. Kekuasaan Damaskus saat ini melebar lewat Palmayra hingga ke Raqqa. Takluknya ISIS membuka vakum kekuasaan yang dimanfaatkan oleh serdadu pemerintah buat merebut kembali teritori yang hilang. Bahkan Eropa perlahan harus mengakui, perang saudara ini tidak akan menamatkan riwayat rejim Assad.
Foto: Getty Images/AFP/N. Al.Khatib
Pertaruhan bin Salman
Saat tersudut, penguasa de facto Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman mengintip peluang lewat Presiden AS Donald Trump. Ketika Trump berikrar bakal mengambil kebijakan garis keras terhadap Teheran, Riyadh menimpali dengan konfrontasi. AS saat ini adalah satu-satunya sekutu Saudi yang bisa mengganyang pengaruh Iran. Ironisnya kelemahan terbesar pada rencana Arab Saudi adalah Trump sendiri.
Foto: picture-alliance/dpa/AP/E. Vucci
10 foto1 | 10
Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman
Diadaptasi dan diaktualisasi oleh Ayu Purwaningsih