1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Konflik

AS Serang Posisi Milisi Kataib Hizbullah di Irak dan Suriah

30 Desember 2019

Amerika Serikat menyerang markas milisi Kataib Hizbullah di Irak dan Suriah dan menewaskan belasan orang. Kataib Hizbullah dan pemerintah Irak mengutuk serangan itu, yang disebut AS sebagai "pembalasan".

Syrien US F-15 Kampfflugzeug
Foto: picture-alliance/EPA/US Air Force/M. Bruch

Militer Amerika Serikat (AS) melakukan serangan udara di Irak dan Suriah dengan sasaran markas Kataib Hizbullah (KH). Serangan itu adalah pembalasan atas serangan roket minggu lalu yang menewaskan seorang kontraktor pertahanan Amerika dan melukai empat serdadu AS, kata Pentagon hari Minggu (29/12).

Pasukan AS "telah melakukan serangan defensif yang presisi" terhadap tiga markas Kataib Hizbullah di Irak dan dua lainnya di Suriah, kata juru bicara Departemen Pertahanan AS Jonathan Hoffman dalam sebuah pernyataan.

Serangan itu bertujuan "menurunkan kemampuan KH untuk melakukan serangan di masa depan," katanya. Dia menambahkan, fasilitas senjata dan pusat komando yang digunakan untuk merencanakan serangan terhadap pasukan AS jadi sasaran. Berbagai sumber menyebutkan, setidaknya 19 anggota militan tewas dalam serangan udara AS itu.

Pembalasan

AS menyalahkan Kataib Hizbullah atas serangan roket hari Jumat (27/12) yang menewaskan seorang kontraktor pertahanan Amerika dan melukai empat tentara AS di pangkalan militer Irak di Kirkuk. Beberapa tentara Irak juga terluka.

Kataib Hizbullah didukung oleh pasukan elite Garda Revolusi Iran al-Quds. Kelompok milisi itu dipimpin Abu Mahdi al-Muhandis, salah satu gembong milisi terkuat di Irak. Menanggapi serangan AS, Kataib Hizbullah menyerukan pengusiran "musuh Amerika" dari Irak.

"Militer, pasukan keamanan serta kekuatan-kekuatan rakyat dan patriotik harus mengusir musuh Amerika," kata kelompok itu.

Serangan roket di pangkalan di Kirkuk akhir minggu lalu terjadi saat Irak dilanda aksi protes massal terhadap pemerintah. Menurut berbagai laporan, sudah lebih 450 orang tewas dan 25.000 lainnya cedera dalam berbagai bentrokan dengan aparat keamanan. Protes oleh warga Irak itu dilakukan untuk menentang korupsi, layanan dan ekonomi yang buruk. Selain itu, para pemrotes juga menentang campur tangan Iran di negara mereka.

Sejak beberapa minggu Irak dilanda aksi protes massal anti-pemerintahFoto: picture-alliance/AP Photo/K. Mohammed

Pasukan AS jadi sasaran

Sejak akhir Oktober, sedikitnya 11 serangan telah menargetkan pangkalan militer Irak yang digunakan oleh tentara maupun diplomat AS. Serangan-serangan itu terjadi setelah milisi-milisi pro-Iran di Irak menyalahkan Israel atas serangkaian serangan terhadap fasilitas senjata pada Juli dan Agustus lalu. Serangan Israel memicu protes di Irak yang menuntut pasukan AS keluar dari negara itu.

Awal pekan ini, Kepala Staf Angkatan Darat Israel Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan, Iran memindahkan semakin banyak persenjataan canggih ke Irak dan mengisyaratkan bahwa pasukan Israel akan melawan pengaruh Teheran di Irak.

Militer Israel akan mengambil tindakan "di tempat terbuka dan tertutup, untuk tidak membiarkan musuh melengkapi dirinya dengan senjata akurasi tinggi, bahkan jika itu berarti konfrontasi," demikian disebutkan dalam sebuah pernyataan.

Israel telah melakukan sejumlah serangan terhadap pasukan pemerintah Suriah dan posisi pasukan Iran dan sekutumya di Suriah selama perang saudara di negara itu. Konflik di Suriah sejak lama berkembang menjadi konflik terbuka antara AS dan Israel di satu pihak, dan Rusia dan Iran di pihak lain, yang mendukung pemerintahan Bashar al-Assad.

hp/pkp (Reuters, AP, AFP)