AS Sita Miliaran Dolar Mata Uang Kripto Terkait Peretasan
9 Februari 2022
Departemen Kehakiman AS umumkan "penyitaan keuangan terbesar yang pernah ada" dan menangkap pasangan asal New York karena diduga melakukan pencucian mata uang kripto yang dicuri lewat peretasan tahun 2016.
Iklan
Departemen Kehakiman Amerika Serikat pada hari Selasa (08/02) mengumumkan, telah menyita lebih dari $3,6 miliar atau sekitar Rp51,7 Triliun dan menangkap pasangan asal New York yang diduga bersekongkol melakukan pencucian mata uang kripto.
Pejabat penegak hukum federal mengatakan, jumlah aset yang dipulihkan itu terkait dengan peretasan pertukaran mata uang virtual Bitfinex yang berbasis di Hongkong pada 2016. Pengungkapan kasus ini diyakini menjadi penyitaan terbesar Departemen Kehakiman AS hingga saat ini.
Kedua tersangka ditangkap di Manhattan. Mereka dituduh menggunakan teknik canggih untuk mencuci uang curian dan menyembunyikan transaksi.
Tuntutan bagi terduga pelaku
Kedua pelaku menghadapi penuntutan federal atas konspirasi melakukan pencucian uang dan menipu Amerika Serikat.
"Penangkapan hari ini, dan penyitaan keuangan terbesar yang pernah ada, menunjukkan bahwa cryptocurrency (mata uang kripto) bukanlah tempat yang aman bagi penjahat,” kata Wakil Jaksa Agung Lisa O. Monaco.
"Dalam upaya sia-sia untuk menjaga anonimitas digital, para terdakwa mencuci dana curian melalui labirin transaksi cryptocurrency," tambahnya.
Bagaimana uang itu disita?
Dalam kasus peretasan 2016, sekitar $71 juta atau Rp1 triliun bitcoin curian ditransfer ke dompet digital luar, kata para pejabat. Bitcoin yang dicuri lebih 5 tahun lalu, saat ini bernilai lebih dari $4,5 miliar setara Rp64,6 triliun.
Penyelidik menemukan dompet yang berisi lebih dari 2.000 akun bitcoin dan mengikuti jejaknya hingga ke akun di pasar web gelap bernama AlphaBay. Pasar itu dibongkar oleh Departemen Kehakiman pada 2017.
Bagaimana Cara Kerja dan Transaksi dengan Bitcoin?
Bitcoin adalah cryptocurrency atau mata uang digital paling menonjol yang telah mengalami perubahan nilai secara drastis. Simak penjelasan DW mengenai cara kerja Bitcoin berikut ini.
Token samar
Bitcoin dianggap sebagai mata uang digital karena hanya eksis secara virtual, tanpa koin atau uang kertas fisik yang ada di perputaran mata uang publik. Bitcoin juga tidak dapat ditransaksinan secara mandiri dan berada di luar jaringan bank komersial maupun bank sentral. Identitas pemilik bitcoin dan transaksinya tersembunyi.
Pendiri Bitcoin misterius
Cryptocurrency pertama kali dideskripsikan secara publik pada tahun 2008 oleh orang atau seklompok orang yang tidak dikenal, yang menggunakan nama Satoshi Nakamoto. Penggunaan mata uang digital ini dimulai sejak Januari 2009, ketika dirilis sebagai piranti lunak open source.
Bagaimana cara mendapatkan Bitcoin?
Ada tiga cara berbeda untuk memperoleh Bitcoin. Pertama, Anda dapat membeli dengan alat pembayaran yang sah di bursa online virtual seperti Coinbase atau Bitfinance. Kedua, Anda dapat menerima Bitcoin sebagai "pembayaran" atas produk dan layanan Anda. Dan ketiga, Anda dapat membuat Bitcoin Anda sendiri melalui proses yang disebut "penambangan."
Tanpa dompet virtual? Tidak bisa punya Bitcoin
Sebelum membeli Bitcoin, Anda harus menginstal perangkat lunak dompet virtuall yang berisi alamat serta kunci pribadi yang hanya dimiliki sang pemilik untuk mengirim atau menerima mata uang digital. Tanpa dompet virtual, Anda tidak dapat memiliki Bitcoin.
Proses pembayaran dengan Bitcoin
Untuk melihat bagaimana proses pembayaran dengan Bitcoin, mari kita bayangkan Tuan X ingin membeli topi dari Nyonya Y. Hal pertama yang perlu dilakukan Nyonya Y adalah mengirimkan alamat dompet virtualnya kepada Tuan X.
Rangkaian rantai balok
Setelah Tuan X menerima alamat dompet virtual Nyonya Y, dia akan "menandatangani" transaksi dengan kunci pribadinya untuk memverifikasi bahwa dia pengirim Bitcoin. Transaksi sekarang disimpan di blockchain Bitcoin dengan ribuan transaksi lain yang dilakukan dengan Bitcoin setiap hari.
Penambang di era digital
Sekarang transaksi Tuan X disiarkan ke semua peserta lain di jaringan blockchain peer-to-peer, yang juga disebut node. Pada dasarnya, ini adalah komputer pribadi atau "penambang", yang memverifikasi validitas transaksi. Setelah itu, Bitcoin dikirim ke alamat virtual Nyonya Y, di mana dia sekarang dapat membuka kunci transfer dengan kunci pribadinya.
Ruang mesin Bitcoin
Secara teoritis, setiap orang bisa menjadi "penambang" di jaringan blockchain. Pemrosesan Bitcoin mengamankan transaksi dengan menambahkan transaksi baru (atau blok) ke rantai dan menyimpannya dalam antrian.
Rangkaian data yang tidak dapat diubah
Transaksi Bitcoin antara Tuan X dan Nyonya Y akhirnya dimasukkan dalam buku besar, di mana semua transaksi dikonfirmasi sebagai blok. Saat setiap blok memasuki sistem, semua pengguna diberi tahu tentang setiap transaksi. Siapa yang telah mengirim berapa banyak Bitcoin kepada siapa, identitas mereka tetap anonim. Setelah dikonfirmasi, transaksi tidak dapat dibatalkan oleh siapa pun.
Penambangan kontroversial Bitcoin
Penambang menghasilkan Bitcoin baru saat mereka memproses transaksi. Setelah diselesaikan, blok baru ditambahkan ke rantai dan penambang diberi hadiah Bitcoin. Cina adalah penambang terbesar di jaringan Bitcoin. Biaya listrik yang murah memberikannya keunggulan atas penambang saingan, terutama dari AS, Rusia, Iran, dan Malaysia.
Bitcoin yang haus energi
Jaringan Bitcoin mengonsumsi energi dalam jumlah besar, sekitar 120 terawatt jam daya per tahun. Indeks Konsumsi Listrik Bitcoin dari Universitas Cambridge, menghitung bahwa cryptocurrency membutuhkan lebih banyak energi dibanding masing-masing negara yang ditunjukkan dengan warna biru pada peta di atas. (Grafik: Per Sander
Teks: Gudrun Haupt/ha/ hp)
11 foto1 | 11
Pihak berwenang mengatakan, mereka memperoleh akses ke file dalam akun online yang dikendalikan oleh tersangka Ilya Lichtenstein, yang berisi kunci pribadi ke dompet yang digunakan untuk menerima dan menyimpan bitcoin yang dicuri dalam peretasan Bitfinex 2016.
Kunci tersebut memungkinkan agen untuk secara sah menyita dan memulihkan lebih dari 94.000 bitcoin, lapor Departemen Kehakiman dalam sebuah pernyataan. Pihak berwenang mengatakan, mereka melacak dana yang dicuri ke lebih dari selusin akun yang dikendalikan oleh pasangan Ilya Lichtenstein (34) dan istrinya Heather Morgan (31) serta bisnis mereka.
Jutaan dolar telah dicairkan melalui ATM bitcoin dan digunakan untuk membeli emas, token non-fungible (NFT), dan kartu hadiah Walmart, kata jaksa.