Nada suara semakin tinggi dan kata-kata yang digunakan semakin kasar dalam konflik nuklir Korea Utara. Akibat provokasi yang tak kunjung henti, AS menyatakan perundingan tidak ada gunanya lagi.
Iklan
Masa untuk berunding dengan Korea Utara sudah "lewat". Demikian pernyataan AS yang menolak pembicaraan lebih lanjut setelah Korea Utara meluncurkan Misil Balistik Antar Benua (ICBM) terbaru. Duta Besar AS di PBB, Nikki Haley dengan kata-kata yang sama juga, menolak diadakannya sidang istimesa Dewan Keamanan PBB mengenai konflik atom Korea Utara.
Dalam uji coba persenjataan paling akhir, Korea Utara menembakkan roket, yang menurut pakar militer juga bisa mencapai pantai barat AS.
Pembicaraan tak ada gunanya
Tidak ada gunanya mengadakan sidang, jika tidak ada hasilnya. Demikian dikatakan Haley seraya menambahkan, setiap Resolusi baru PBB, yang tidak menambah tekanan nyata dari dunia interanasional terhadap Korea Utara tidak ada manfaatnya. Ia menambahkan, hal itu juga ibaratnya menunjukkan kepada diktator Kim Jong Un, bahwa masyarakat internasional tidak benar-benar menanggapi sepak terjangnya secara serius.
Pada saat bersamaan, Haley meningkatkan tekanan diplomatisnya terhadap Cina. Negara yang jadi sekutu terakhir Korea Utara itu harus memutuskan, apakah bersedia ikut menanggung sanksi terhadap negara tetangganya.
Seberapa Besar Kemampuan Militer Korea Utara?
Korea Utara punya tentara dalam jumlah besar. Ditambah lagi, negara komunis itu terus menambah dan meningkatkan persenjataannya termasuk senjata nuklir.
Foto: Reuters/KCNA
Jumlah Tentara Sangat Besar
Dengan jumlah tentara reguler 700.000 orang, dan hampir 4,5 juta tentara cadangan, hampir seperlima rakyat Kore Utara berbakti dalam militer. Semua pria di negara komunis itu wajib mengikuti pendidikan militer dalam bentuk apapun. Dengan demikian, militer Korea Utara dari segi jumlah dua kali lebih besar daripada Korea Selatan.
Foto: Getty Images/AFP/E. Jones
Alutsista Banyak
Menurut Global Firepower Index 2017, Korea Utara punya banyak alat utama sistem pertahanan berupa 76 kapal selam, 5.025 panser, serta 458 jet tempur. Foto dari 2013 ini menunjukkan pemimpin Kim Jong Un di pusat komando militer. Dari tempat ini ia bisa memerintahkan persiapan peluncuran roket yang sebagian bisa dimuati hulu ledak nuklir, untuk menyerang AS dan Korea Selatan.
Foto: picture-alliance/dpa
Pamer Persenjataan
Tiap tahun, rezim Korea Utara mamamerkan kekuatan militernya lewat parade di ibukota Pyongyang. Jadwal penyelenggaraan pamer senjata seperti ini biasanya jatuh pada hari peringatan penting di negara komunis itu, atau bertepatan dengan perayaan penting di keluarga Kim.
Foto: picture-alliance/dpa/KCNA
Peluru Kendali Balistik Antar Benua
AS mengkonfirmasi uji coba peluru kendali balistik antar benua (ICBM) terbaru oleh Korea Utara sukses. Keberhasilan ini adalah "eskalasi dan ancaman baru bagi AS, sekutunya dan dunia," begitu dinyatakan Menlu AS Rex Tillerson. Roket tipe Hwasong-14 mampu "mencapai sasaran manapun di dunia". Demikian laporan kantor berita Korea Utara, KCNA.
Foto: Getty Images/AFP/KCNA
Uji Coba Nuklir Dilanjutkan
Walaupun dunia internasional menjatuhkan sanksi berat, Korea Utara melanjutkan program nuklirnya. Hingga sekarang sudah dilakukan lima kali uji coba nuklir. Tahun 2016 saja dialkukan dua kali. Menteri Pertahanan Korea Selatan Han Min Koo menilai kemungkinannya besar, Korea Utara dalam waktu dekat akan menguji senjata nuklir untuk ke enam kalinya.
Foto: picture-alliance/dpa/KCNA
Ancaman bagi Perdamaian Dunia
Hanya Cina dan Rusia yang bisa terhitung sekutu Korea Utara. Rezim itu melihat apa yang mereka sebut "kekuatan imperialis AS" sebagai musuh utama, disusul Jepang dan Korea Selatan. Korea Utara terutama memberi reaksi tajam terhadap latihan militer tahunan yang diadakan AS dan Korea Selatan.
Foto: Reuters/K. Hong-Ji
Akhir Kesabaran?
Setelah Korea Utara melakukan tes peluru kendali balistik antar benua, tampaknya AS sudah habis kesabaran. Presiden AS Donald Trump akan membicarakan solusi dengan sekutunya, sebagai pembicaraan sampingan dalam KTT G20 di Hamburg. Cina dan Rusia terutama berusaha mencegah AS melancarkan serangan pertama terhadap Korea Utara. Ed: H. Gui/A. Grunau (ml/as)
Foto: picture-alliance/Zumapress/M. Brown
7 foto1 | 7
Sementara itu, Wakil Presiden AS Mike Pence mengancam dengan tindakan lebih keras terhadap Korea Utara, dan menuntut sokongan dari Cina. Provokasi dari negara penjahat tidak bisa diterima, dan AS akan terus menuntut dukungan dari negara-negara di kawasan sekitar, juga dari seluruh dunia, untuk terus mengisolasi Korea Utara secara ekonomi dan diplomatis. Demikian dikatakan Pence saat berkunjung di Estonia. Ia mengatakan, terutama Cina punya hubungan khusus dengan Korea Utara dan "punya kemampuan unik untuk mempengaruhi keputusan rezim di Pyongyang".
Sebelumnya, Presiden Donald Trump sudah menyatakan kecewa terhadap pmerintah Cina yang tampaknya ragu-ragu mengambil sikap dalam konflik nuklir Korea Utara.
Demonstrasikan persatuan dan kekuatan militer
Dalam pembicaraan telefon, Presiden AS, Donald Trump dan Perdana Menteri Shinzo Jepang, Abe menyepakati pentingnya langkah bersama terhadap Korea Utara. Abe mengatakan, Korea Utara tidak mengindahkan upaya mencari solusi damai di tingkat internasional. Ia menambahkan, Cina, Rusia dan negara-negara lain harus menanggapi realita ini dengan serius dan ikut meningkatkan tekanan.
Hari Minggu, AS mendemonstrasikan kekuatan militer dengan mengerahkan dua pesawat pembom jarak jauhnya melintasi semenanjung Korea. Jet tempur Jepang dan Korea Selatan ikut dalam latihan tempur itu. Selain itu marinir Korea Selatan dan AS melaksanakan latihan bersama dengan menggunakan peluru tajam.
ml/as (dpa, rtr, afp)
Takut Ancaman Nuklir Korut, Bisnis Bungker Laris
Bisnis bungker atau ruang perlindungan bawah tanah mendadak laris di Jepang. Penyebabnya, rasa panik akan ancaman serangan nuklir dari Korea Utara.
Foto: REUTERS/K. Kyung-Hoon
Akibat ketegangan di Semenanjung Korea
Ketegangan di Semenanjung Korea berpengaruh ke negara tetangga. Ancaman menakutkan dari Korea Utara saat ini berupa kemungkinan serangan nuklir. Oleh sebab itu, Jepang yang menentang keras program nuklir Korut mulai berjaga-jaga. Warga Jepang bahkan ada yang ingin mempunyai bungker sendiri.
Foto: DW/F. Kretschmer
Mengantisipasi serangan sarin
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di sidang parlemen 13 April 2017 bahwa ada kemungkinan Korea Utara meluncurkan rudal gas beracun sarin ke Jepang, membuat warga Jepang mulai resah dan salah satu akibatnya berpikir untuk punya bungker sendiri.
Foto: Reuters/I. Kato
Memanfaatkan kepanikan
Seorang pengusaha Jepang memanfaatkan kepanikan atas ancaman nuklir dengan menawarkan proyek pembangunan bungker bagi warga. Prototipe bunker anti nuklirnya seperti dalam foto ini. Lihat! Ada ruang tamunya lengkap dengan mebel.
Foto: REUTERS/K. Kyung-Hoon
Pesanan berlipat ganda
Direktur perusahaan pembuat, Shelter Co.Ltd Seiichiro Nishimoto mengungkapkan, Pesanan produk tempat perlindungan khusus atau bungkernya kini berlipat sepuluh kali lebih banyak daripada sebelumnya, akibat mendengar rumor soal serangan nuklir dari Korut. Prototype bungker ini dibuatnya di rumahnya sendiri di Osaka.
Foto: REUTERS/K. Kyung-Hoon
Isi bunker
Yang penting disimpan di bungker tentunya kebutuhan dasar sehari-hari. Misalnya makanan dan minuman darurat. Lakban juga penting sebagai perekat celah agar jika terjadi kebocoran dimana radioaktif menyusup ke rauangan, celah bocor itu bisa disegera ditutup.
Foto: REUTERS/K. Kyung-Hoon
Peralatan juga penting
Berbagai peralatan darurat juga disimpan di bungker. Seperti misalnya masker gas dan pengukur kadar radiaktif.
Foto: REUTERS/K. Kyung-Hoon
Pintu besi kokoh
Pintu besi menuju bungker terbuat dari besi tebal yang mampu menahan efek ledakan nuklir. Meski bersifat darurat, perusahaan pembuat bungker berusaha agar penggunanya merasa nyaman di sini.
Foto: REUTERS/K. Kyung-Hoon
Dinding jadi pemadangan
Karena kemungkinan orang harus menghuni bungker sekian lama dan mungkin kangen dengan pemandangan di luar rumah, dinding bungker bisa disesuaikan dengan keinginan pengguna. Misalnya panorama pantai.
Foto: REUTERS/K. Kyung-Hoon
Harus tahu juga cara pakainya
Seiichiro Nishimoto mempraktikkan cara menggunakan alat penyaring udara, bilamana pembangkit listrik terganggu. (Ed: Purwaningsih/Nugraha)