AS sebut Tidak Ada 'Operasi Darat Besar-besaran' di Rafah
29 Mei 2024
Gedung Putih mengatakan AS tidak melihat Israel “melakukan operasi besar-besaran di Rafah”, di tengah protes internasional dan intensifnya pengeboman di kota Gaza selatan.
Iklan
Gedung Putih mengatakan Israel belum mencapai tahap "operasi darat besar-besaran” di Rafah yang akan mendorong perubahan kebijakan Amerika Serikat (AS).
"Kami belum melihat mereka masuk dengan kekuatan besar ke Rafah,” kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby, mengacu pada pasukan Israel.
"Kami belum melihat mereka masuk dengan unit besar, pasukan dalam jumlah besar dalam kolom dan formasi semacam manuver terkoordinasi terhadap berbagai sasaran di lapangan,” katanya.
"Itu adalah operasi darat yang besar. Kami belum melihatnya."
Kirby menegaskan, pasukan Israel tidak aktif di Rafah, melainkan di sepanjang koridor di luar perbatasan kota.
"Tank-tank bergerak di sepanjang koridor, dan ini telah mereka sampaikan kepada kami sebelumnya, bahwa mereka akan menggunakannya di pinggiran kota untuk mencoba menekan Hamas,” katanya.
Pernyataannya muncul di tengah laporan bahwa pasukan Israel terlihat di pusat Rafah.
Pada Minggu (26/05), serangan udara Israel menghantam tenda-tenda yang menampung pengungsi di pinggiran Rafah, menewaskan sedikitnya 45 orang, menurut pihak berwenang di Gaza. Serangan itu memicu kecaman internasional.
Berdirinya Negara Israel
Inilah kilas balik pendirian negara warga Yahudi yang penuh pertikaian dan gejolak politik.
Foto: Imago/W. Rothermel
Deklarasi yang ditunggu-tunggu warga Yahudi
Tanggal 14 Mei 1948, tokoh Israel David Ben-Gurion mendeklarasikan pembentukan Negara Israel yang independen. Dia menggarisbawahi latar belakang sejarah keagamaan Yahudi. "Orang-orang tetap percaya dan tidak pernah berhenti berdoa dan berharap mereka kembali ke sana," katanya menegaskan kelahiran negara bagi warga Yahudi tersebut.
Foto: picture-alliance/dpa
Sejarah hitam
Peristiwa pembantaian warga Yahudi oleh rezim NAZI Jerman, yang dinamakan Holocaust adalah latar belakang kuat yang mendasari kepentingan pendirian Negara Israel. Foto di atas menunjukkan orang-orang yang selamat dari kamp Auschwitz setelah pembebasan.
Foto: picture-alliance/dpa/akg-images
"Bencana" bagi warga Palestina
"Nakba", artinya "bencana", Itulah kata yang digunakan warga Palestina pada hari yang sama. Sekitar 700.000 warga Arab yang tinggal di Palestina saat itu harus melarikan diri dengan tibanya gelombang pendatang Yahudi yang ingin menetap di negara barunya. Pendirian Israel menjadi awal konflik Israel-Palestina dan dunia Arab, yang tidak terselesaikan sampai sekarang, 70 tahun kemudian.
Foto: picture-alliance/CPA Media
Darurat perang
Ketegangan dengan negara-negara Arab di wilayah itu pecah saat 'Perang Enam Hari' terjadi pada Juni 1967. Militer Israel berhasil memukul mundur pasukan Mesir, Yordania dan Suriah, lalu menduduki kawasan Sinai, Jalur Gaza, Tepi Barat dan Dataran Tinggi Golan. Namun kemenangan itu tidak membawa ketenangan, melainkan ketegangan dan konflik berkepanjangan hingga kini.
Foto: Keystone/ZUMA/IMAGO
Politik pemukiman di wilayah pendudukan
Pembangunan permukiman Yahudi di kawasan yang diduduki memperburuk konflik dengan Palestina, yang sebenarnya dijanjikan untuk mendirikan negara. Otoritas Palestina menuduh Israel menjalankan politik yang berupaya menihilkan harapan pendirian Negara Palestina Merdeka. Israel tidak mengindahkan protes internasional yang menentang pembangunan permukiman Yahudi.
Foto: picture-alliance/newscom/D. Hill
Kemarahan dan kebencian: Intifada pertama
Akhir 1987, warga Palestina melakukan mobilisasi untuk menentang pendudukan Israel. Kerusuhan menyebar di wilayah permukiman Palestina dari Gaza sampai Yerusalem Timur. Kerusuhan itu menggagalkan Kesepakatan Oslo dari tahun 1993 — kesepakatan pertama yang dicapai dalam perundingan langsung antara perwakilan pemerintah Israel dan pihak Palestina, yang diwakili oleh PLO.
Foto: picture-alliance/AFP/E. Baitel
Upaya perdamaian
Presiden AS Bill Clinton (tengah) menengahi konsultasi perdamaian antara PM Israel Yitzhak Rabin (kiri) dan pimpinan PLO Yasser Arafat (kanan). Perundingan itu menghasilkan Kesepakatan Oslo I, yang memuat pengakuan kedua pihak atas eksistensi pihak lain. Namun harapan perdamaian pupus ketika Rabin dibunuh oleh seorang warga Yahudi radikal dua tahun kemudian.
Foto: picture-alliance/CPA Media
Kursi yang kosong
Rabin ditembak pengikut radikal kanan pada 4 November 1995 ketika akan meninggalkan acara demonstrasi damai di Tel Aviv. Foto di atas menunjukkan Shimon Peres yang kemudian menggantikan Yitzhak Rabin sebagai Perdana Menteri. Kursi kosong di sebelahnya adalah tempat duduk Rabin.
Foto: Getty Images/AFP/J. Delay
Tembok pemisah
Tahun 2002, setelah rangkaian aksi kekerasan dan teror selama Intifada II, Israel mulai membangun tembok pemisah sepanjang 107 kilometer atas alasan keamanan. Tembok ini memisahkan wilayah Israel dan Palestina di wilayah Tepi Barat. Proyek tembok pemisah sekarang masih dilanjutkan dan menurut rencana panjangnya akan mencapai 700 kilometer. (Teks: Kersten Knipp/hp/ts)
Foto: picture-alliance/dpa/dpaweb/S. Nackstrand
9 foto1 | 9
UNWRA: 'Pengeboman semakin intensif' setelah serangan mematikan di Rafah
Sam Cook, direktur perencanaan di badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNWRA mengatakan, kota Rafah di Gaza selatan mengalami pengeboman hebat setelah serangan mematikan Israel pada Minggu (26/05).
Iklan
"Kami memperkirakan situasinya buruk… ketika terjadi insiden mengerikan yang melibatkan serangan terhadap kamp tenda di Rafah. Namun, selama 24 jam terakhir, pengeboman terus berlanjut [dan] meningkat,” katanya.
Otoritas kesehatan di wilayah Palestina yang dikuasai Hamas mengatakan, serangan pada Minggu menewaskan sedikitnya 45 orang. Israel mengatakan pihaknya sedang menyelidiki "kesalahan tragis" tersebut.
Pada Selasa (28/05), militer Israel membantah menyerang kamp tenda lainnya, di sebelah barat Rafah, setelah otoritas kesehatan Gaza mengatakan penembakan tank Israel telah menewaskan sedikitnya 21 orang di sana.
"Dan kami memahami dari staf kami dan orang-orang lain di lapangan bahwa, memang benar, pasukan Israel telah bergerak lebih jauh ke pusat Rafah. Saya sendiri belum melihat mereka, tetapi dari laporan-laporan yang kami dengar,” kata Cook.
"Apa yang dapat saya sampaikan kepada Anda, tanpa ragu lagi, adalah bahwa pengeboman telah meningkat di daerah-daerah di sebelah barat Rafah, termasuk di pantai tempat saya berada sekarang.”
Israel Perintahkan Warga Rafah untuk Evakuasi
00:40
Aljazair akan ajukan resolusi untuk mengakhiri 'pembunuhan' di Rafah
Aljazair akan menyampaikan rancangan resolusi PBB untuk menghentikan pertempuran di Rafah di jalur Gaza selatan, menurut duta besar negara Afrika Utara untuk PBB.
"Ini akan menjadi sebuah teks singkat, sebuah teks yang menentukan, untuk menghentikan pembunuhan di Rafah,” kata Duta Besar Amar Bendjama kepada wartawan setelah pertemuan darurat Dewan Keamanan mengenai situasi di Gaza.
Aljazair meminta sidang tersebut setelah serangan Israel menghantam daerah dekat kota Rafah di mana para pengungsi berlindung di tenda-tenda.
Siapa Sekutu Rahasia Israel dari Dunia Muslim?
Usai menemui Yahya Cholil Staquf, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu merayakan kedekatan negara-negara Arab dan Muslim dengan Israel. Klaimnya itu bukan pepesan kosong. Inilah negara muslim yang bekerjasama dengan Israel
Foto: Getty Images/AFP/D. Furst
Turki
Hubungan kedua negara banyak memburuk dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak pembantaian demonstran Palestina di Jalur Gaza baru-baru ini. Namun begitu hubungan Turki dan Israel tidak akan terputus, klaim Kementerian Pariwisata dan Perdagangan di Ankara dan Tel Aviv. Belum lama ini PM Netanyahu juga memblokir pembahasan genosida Armenia di parlemen untuk menenangkan Turki.
Foto: picture-alliance/AA/M. Kula
Yordania
Sejak menyepakati damai 1995 silam, Yordania dan Israel memperdalam hubungan kedua negara, terutama di bidang keamanan dan ekonomi. Yordania misalnya sering mengirimkan tenaga kerja untuk sektor pariwisata di Israel, sebaliknya Israel menjual gas ke Yordania. Raja Abdullah bahkan menyebut Israel sebagai sekutu utama di Timur Tengah.
Foto: Reuters/Y. Allan
Mesir
Ketika Presiden Abdel Fattah al-Sisi bertemu dengan PM Netanyahu September 2017 silam, keduanya mengklaim hubungan antara Israel dan Mesir sedang mengalami masa keemasan. Tel Aviv bahkan mengizinkan militer Mesir memasuki wilayah jangkar keamanan di Semenanjung Sinai untuk menghalau ancaman ISIS. Selain itu kedua negara juga memiliki musuh yang sama, yakni Hamas di Jalur Gaza.
Foto: picture-alliance/ZUMAPRESS.com
Palestina - Fatah
Musuh bukan tidak bisa berteman. Meski kerap bertempur dengan Hamas di Jalur Gaza, Israel membina hubungan dekat dengan Fatah di Tepi Barat Yordan. Fatah tidak hanya mengakui kedaulatan Israel, tapi juga banyak bergantung dari negeri Yahudi itu untuk stabilitas keamanan. Pada 2014 silam dinas rahasia Israel misalnya menggagalkan upaya pembunuhan oleh Hamas terhadap Presiden Mahmoud Abbas.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Reed
Arab Saudi
Dipersatukan oleh musuh bersama, yakni Iran, Arab Saudi dan Israel banyak mendekat dalam beberapa tahun terakhir, meski masih bersifat rahasia. Pada 2010 silam Direktur Dinas Rahasia Mossad, Meir Dagan, dikabarkan melawat ke Riyadh untuk membahas program nuklir Iran. Saat ini Israel banyak mengekspor teknologi pertahanan, keamanan siber dan pertanian buat negara-negara Teluk.
Foto: Reuters/A. Levy & A. Cohen
Uni Emirat Arab
Belum lama ini mingguan AS New Yorker mengungkap bagaimana Uni Emirat Arab dan Israel telah menegosiasikan normalisasi hubungan diplomatik sejak awal dekade 1990an. Sejak 2015 negeri Yahudi itu memiliki perwakilan tetap di Dubai. Serupa dengan Arab Saudi, kerjasama rahasia antara Israel dan Uni Emirat Arab lebih dititikberatkan untuk melawan Iran.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/A. Widak
Azerbaidjan
Israel termasuk negara pertama yang mengakui kemerdekaan Azerbaidjan dari Uni Sovyet. Sebab itu pula kedua negara membina hubungan dekat sejak 1991. Saat ini Azerbaidjan merupakan sumber energi terbesar buat Israel, terutama sejak jalur pipa minyak antara Baku-Tbilisi-Ceyhan diresmikan 2006 silam. Sebaliknya pemerintahan Ilham Aliyev banyak bergantung pada Israel dalam teknologi pertahanan.
Rancangan resolusi tersebut "memutuskan bahwa Israel, kekuatan pendudukan, harus segera menghentikan serangan militernya, dan tindakan lainnya di Rafah,” menurut dokumen yang beredar.
Teks tersebut "menuntut gencatan senjata segera yang dihormati oleh semua pihak, dan juga menuntut pembebasan segera terhadap semua sandera dan tanpa syarat.”
Utusan Cina untuk PBB, Fu Cong, menyatakan harapannya agar dapat dilakukan pemungutan suara terhadap resolusi tersebut pada minggu ini. "Kami berharap hal ini bisa dilakukan secepatnya karena kehidupan berada dalam keseimbangan,” kata Fu.
Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield mengatakan: "Kami menunggu untuk melihatnya dan kemudian kami akan bereaksi."
Para diplomat mengatakan, beberapa anggota dewan berencana mengadakan pemungutan suara paling cepat pada Rabu.
Dewan Keamanan PBB menyerukan gencatan senjata segera dan pembebasan tanpa syarat semua sandera pada akhir Maret dalam sebuah resolusi yang mendapat 14 suara mendukung dan AS abstain. Washington telah memveto upaya resolusi gencatan senjata sebelumnya.