1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS Tuduh Iran Rencanakan Pembunuhan Dubes Arab Saudi

12 Oktober 2011

Hubungan antara Amerika Serikat dan Iran kembali tegang, setelah Amerika mengatakan berhasil mengungkap rencana pejabat tinggi Iran untuk membunuh wakil Arab Saudi di Washington.

Jaksa Agung AS Eric HoldenFoto: dapd

Sosok yang diduga menjadi sasaran pembunuhan adalah Adel Al Jubeir, yang sejak 2007 berada di Washington. Selasa kemarin (11/10), jaksa agung Amerika Serikat Eric Holder menegaskan akan menuntut pertanggung jawaban Iran atas aksi tersebut. "Kementrian kehakiman mengumumkan tuntutan terhadap dua orang yang dituduh berniat menjalankan rencana mematikan yang diarahkan oleh kelompok dari pemerintah Iran untuk membunuh seorang duta besar asing disini di Amerika Serikat."

Rencana ini terungkap di Meksiko, dimana tersangka Manssor Arbabsiar bertemu dengan informan rahasia bagian penanganan narkoba Amerika yang menyamar sebagai gembong narkoba. Menurut pihak Amerika Serikat, informan tersebut meyakinkan Arbabsiar, ia harus membayarnya dan empat orang lainnya 1,5 juta Dollar jika menginginkannya untuk membunuh duta besar dan misi kekerasan lainnya di Amerika Serikat.

Arbabsiar kemudian menghubungi Gholam Shakuri, anggota kesatuan Quds Iran untuk meminta persetujuannya dan transfer uang ke rekening bank di Amerika sebesar 100 ribu Dollar sebagai pembayaran awal kontrak pembunuhan tersebut. Arbabsiar diberitakan ditangkap petugas imigrasi Meksiko 28 September lalu. Arbabsiar dan Shakuri yang masih buron dituntut di pengadilan federal Amerika Serikat dengan tuduhan berkonspirasi melakukan terorisme dan kejahatan lainnya. Kembali jaksa agung Holder. "Pengaduan ini mengatakan bahwa konspirasi terjadi, didukung dan diarahkan oleh Iran dan merupakan pelanggaran terhadap hukum Amerika Serikat dan internasional."

Kementrian keuangan membekukan kekayaan Shakuri dan Arbabsiar di Amerika Serikat dan tiga orang lainnya, Qasem Soleimani, Hamed Abdollahi dan Abdul Reza Shahlai, pejabat senior kesatuan Quds yang diduga juga terlibat. Menurut kementrian kehakiman, Arbabsiar telah mengaku dan mengungkapkan peranan pemerintah Iran dalam rencana tersebut.

Direktur FBI Robert Mueller mengatakan, memang rencana tersebut berhasil dihentikan sebelum ada seseorang terancam bahaya langsung atau ada bahan peledak yang dibeli. Namun, tidak berarti akibatnya tidak mematikan. "Kasus ini menunjukkan, bahwa kita hidup di dunia dimana perbatasan dan batasan semakin tidak jelas. Sebuah dunia dimana individu dari satu negara berkonspirasi dengan gembong narkoba di negara lain untuk membunuh pejabat asing di wilayah Amerika Serikat. Ini seperti bagian dari skenario film Holywood. Dampaknya akan sangat nyata dan banyak korban yang akan jatuh."

Ajudan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad membantah tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai skenario palsu yang ditulis untuk mengalihkan perhatian publik dari masalah dalam negeri yang tengah dialami Amerika Serikat. Dalam pengaduan resmi yang diajukan kepada PBB, Iran mengatakan tuduhan itu adalah 'rencana jahat' dan menuduh Amerika Serikat dan Israel yang berada di balik pembunuhan ilmuwan nuklir Iran tahun lalu.

afp / dpa / Vidi Legowo-Zipperer

Editor : Andriani Nangoy

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait