1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

150409 Kuba USA

15 April 2009

Hampir 50 tahun terhadap diberlakukan larangan ekspor. Kini Presiden AS Barack Obama mengubah haluan politik AS untuk Kuba.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama meningkatkan kembali harapan warga Kuba. Saat Obama baru memangku jabatan presiden, harapan warga Kuba memang sudah tinggi, namun kini perwujudan harapan-harapan itu semakin dekat.

Obama berhasil mewujudkan sebagian harapan itu dengan hanya melakukan perubahan minimal. Pada dasarnya, ia menghapus peraturan ketat yang diterapkan oleh pendahulunya George W. Bush. Misalnya, Bush hanya mengizinkan kunjungan keluarga bagi warga Kuba yang hidup di pengasingan di AS tiga tahun sekali. Kalaupun ada sanak saudara yang nyaris meninggal dunia, tetap tidak diberlakukan pengecualian. Kiriman uang dibatasi hanya 300 dolar Amerika Serikat dalam satu kuartal. Sementara itu, yang dilakukan oleh Obama adalah kelonggaran mengirim uang tanpa batas dan warga Kuba yang hidup di pengasingan boleh pergi ke negara itu. Dilonggarnya peraturan-peraturan itu disambut baik oleh masyarakat Havana:

„Bagi kami hal ini sangat menggembirakan. Kamipun turut bersalah dalam pertikaian antara dua negara ini. Tapi, sekarang semua akan lebih baik. Di sini banyak hal yang kurang. Hidup di sini sangat mahal. Keinginan saya yang paling besar adalah suami saya bisa datang mengunjungi kami. Untuk bisa mengenal anak perempuannya."

Terutama orang-orang Kuba yang mendapat kiriman uang dari Amerika Serikat menyambut baik peraturan baru itu. Akan tetapi, mereka yang tidak mempunyai saudara di Amerika Serikat dan tidak bekerja di sektor pariwisata, akses ke devisa tetap tertutup.

Hingga kini dampak kesenjangan sosial antara pemilik dolar dan warga Kuba, yang hanya mempunyai Peso dan harus bisa hidup dari gaji bulanan sebanyak kira-kira 13 Euro, memang masih terasa. Dengan gaji seminimum itu, kebutuhan yang diperlukan sehari-hari tidak semuanya dapat dibeli. Orang Kuba yang hanya mempunyai uang Peso miskin dan layak dikasihani. Kesenjangan ini akan bertambah besar dengan kelonggaran peraturan kiriman uang yang baru.

Untuk bisa membayar bahan makanan yang diimpor dari Amerika Serikat, rezim Kuba membutuhkan setiap dolar yang masuk ke negeri itu. Sejak tahun 90an "pariwisata" adalah sektor penting yang menghasilkan uang. Namun yang kurang adalah pembawa devisa dari Amerika Serikat. Wakil menteri pariwisata Maria Elena Lopez menanggapi kenyataan ini dengan hati-hati:

„Kami sedang mempersiapkan diri untuk pariwisata internasional. Namun Presiden Amerika Serikat hingga kini belum memberikan tanggapan terkait ini."

Memang Obama hingga kini belum menggunakan semua kesempatan yang masih terbuka. Ia tidak memberikan kebebasan bagi warga Amerika Serikat yang bukan keturunan Kuba untuk berwisata ke Kuba. Keterbatasan dalam kerjasama akademi dan kunjungan studi masih tetap berlaku. Mantan presiden Kuba Fidel Castro menanggapi kasar berita baru dari Washington itu dengan mengatakan, negaranya tidak membutuhkan amal dari luar. Namun kiriman uang dan masuknya warga Kuba yang hidup di pengasingan akan mengisi kas devisa negara itu.

Castro bahkan mengecam sanksi yang ia sebut paling kejam, sama sekali tidak disentuh oleh Amerika Serikat. Yaitu diberlakukannya larangan ekspor terhadap Kuba sejak 47 tahun. Hanya kongres Amerika Serikat yang dapat mencabut larangan tersebut dan itupun tidak mudah.

Dalam pertemuan pertama dengan presiden negara-negara Amerika Latin di Trinidad dan Tobago mulai Jumat (17/4) mendatang Obama bakal dikonfrontasi dengan tema ini. Sejak 1962 Kuba tidak dilibatkan dalam pertemuan puncak organisasi negara-negara Amerika. Namun sebagian besar anggota organisasi itu menghendaki larangan tersebut dicabut.