1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Asal-Usul Singkat Halloween

31 Oktober 2019

Halloween adalah tradisi bangsa Celtic kuno yang dirayakan setiap tahun pada tanggal 31 Oktober. Awalnya diniatkan sebagai ritual mengusir sial, kini tradisi itu menjelma menjadi parade kostum dan pesta anak-anak.

Halloween - Kürbisse
Foto: picture-alliance/dpa/P. Pleul

Asal-usul Halloween berasal dari tradisi Celtic kuno Samhain atau festival musim panas. Pada zaman dahulu orang-orang menyalakan api unggun dan mengenakan kostum untuk mengusir hantu. Sebagian juga menganggap tradisi Celtic kuno merupakan momen untuk berkomunikasi dengan orang yang telah meninggal dunia.

Pada abad kedelapan, Paus Gregorius III menunjuk 1 November sebagai waktu untuk menghormati semua orang suci atau yang dikenal dengan sebutan All Saints Day. Malam sebelumnya atau pada 31 Oktober merupakan Malam Semua Hallows, dan kemudian berubah menjadi Halloween. Selain menyebabkan masalah dan merusak tanaman, bangsa Celtic berpikir bahwa kehadiran roh-roh dunia lain membuatnya lebih mudah bagi para Druid atau pendeta Celtic, untuk membuat prediksi tentang masa depan.

Untuk memperingati peristiwa itu, Druid membangun api unggun besar yang sakral, tempat orang-orang berkumpul untuk membakar tanaman dan hewan sebagai pengorbanan bagi para dewa Celtic. Selama perayaan, bangsa Celtic mengenakan kostum yang biasanya berasal dari kepala dan kulit binatang, dan mereka saling menceritakan nasib satu sama lain.

Ketika perayaan itu selesai, mereka menyalakan perapian dari api unggun suci untuk membantu melindungi mereka selama musim dingin yang akan datang.

Nicholas Rogers, seorang profesor dan ahli sejarah di York University, Toronto, AS dan penulis Halloween: From Raganual to Party Night (Oxford University Press, 2003). "Tidak ada bukti kuat Samhain dikhususkan untuk orang mati atau untuk pemujaan leluhur. Menurut kisah-kisah kuno, Samhain merupakan peristiwa ketika orang-orang suku membayar upeti kepada para penakluk mereka dan ketika 'sidh' atau gundukan kuno mereka anggap sebagai istana megah para dewa di dunia bawah," tulis Rogers seperti dilansir Live Science. 

Anak-anak dari segala usia berdandan dengan kostum seram dan melakukan perjalanan dari rumah ke rumah untuk menerima suguhan, biasanya permen, sebagai tanggapan atas seruan mereka "trick-or-treat!"Foto: picture-alliance/dpa Themendienst/C. Klose

Bangsa Celtic hidup 2.000 tahun yang lalu, sebagian besar keturunan mereka kini berada di Irlandia, Inggris, dan Prancis utara.

Seiring waktu, Halloween berevolusi menjadi kegiatan menyenangkan seperti trick-or-treat, ukiran jack-o-lanterns pada labu, berkumpul, mengenakan kostum unik, dan makan-makan.

Sejarah Trick-or-Treat

Meminjam dari tradisi Eropa, orang Amerika mulai mengenakan kostum dan pergi dari rumah ke rumah meminta makanan atau uang, sebuah praktik yang akhirnya menjadi tradisi "trick-or-treat" hingga hari ini.

Pada akhir 1800-an, ada kebiasaan di Amerika membuat perayaan Halloween menjadi hiburan, berkumpul dengan komunitas dan tetangga. Tidak ada lagi membahas tentang hantu, lelucon, dan sihir. Pada pergantian abad, pesta Halloween untuk anak-anak dan orang dewasa menjadi cara paling umum untuk merayakan hari itu. Orang-orang kini fokus pada permainan, pesta, dan kostum yang meriah. ha/rzn  (berbagai sumber)