Penanganan sampah pada pergelaran Asian Games 2018 mendapat perhatian serius. Tempat sampah beragam warna disediakan untuk mengajak pengunjung memilah sampah. Sekitar 1600 petugas kebersihan pun dilibatkan demi memastikan lokasi bebas sampah. Bagaimana realisasi program "Less Waste More Games" pada acara olahraga se-Asia itu?
Iklan
Ada tempat sampah warna-warni yang menambah semarak pagelaran Asian Games 2018. Tempat sampah ini sebagai bagian dari program pengelolaan sampah ketika lokasi Asian Games membludak diserbu atlet dan pengunjung. Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyediakan 450 unit tempat sampah yang didatangkan dari Jerman.
Tempat sampah ini dibagi berdasarkan warna untuk jenis sampah yang berbeda, mulai dari warna hijau untuk sampah sisa makanan, warna biru untuk sampah kertas dan karton, warna orange untuk sampah yang bisa didaur ulang seperti botol kemasan, warna merah untuk sampah yang tidak dapat didaur ulang dan warna kuning untuk sampah medis.
'Less Waste More Games' itu kampanye yang ingin diterapkan selama pesta olahraga se-Asia itu berlangsung. Selain menyediakan tempat sampah, sekitar 26 ribu relawan juga dilibatkan untuk mengurangi penggunaan botol plastik dengan membawa botol minum sendiri. Untuk menjaga agar area di dalam dan di luar lokasi tetap bersih ada sekitar 1600 petugas kebersihan yang terlibat.
Meski lokasi olahraga terjaga kebersihannya, ternyata pemilahan sampah belum sepenuhnya berhasil, sebab para petugas kebersihan masih harus terlibat dalam proses pemilahan.
"Satu hal yang perlu diapreasiasi adalah masyarakat kita saat ini sudah mau membuang sampah pada tempatnya. Itu yang pertama, jadi mereka sudah tidak meninggalkan lagi (sampah) di lokasi-lokasi pertandingan," ungkap Syaiful Rochman, anggota Venue & Environment INASGOC, panitia penyelenggara Asian Games 2018 kepada DW Indonesia.
"Tantangan kedua adalah mereka mau memilah sampah (sesuai) tempat sampah yang sudah kita sediakan. Tapi ini proses di perilaku masyarakat."
Pemisahan dan Pengelolaan Sampah di Jerman
Tempat penyimpanan sampah warna-warni di rumah-rumah Jerman menandakan bahwa mereka mengumpulkan berbagai jenis sampah. Orang-orang Jerman dikenal cukup serius soal pemilahan sampahnya.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Wolf
Apa yang salah di tempat sampah ini?
Di Jerman, kaca dipisahkan dalam tiga tempat sampah yang berbeda: putih, coklat dan hijau. Botol berwarna biru atau kuning bisa masuk ke hijau. Tapi gelas minuman yang rusak sebaiknya tidak dilemparkan ke tempat sampah botol. Gelas terbuat dari jenis kaca yang berbeda dan akan mengganggu proses daur ulang.
Foto: DW/Elisabeth Greiner
Tempat sampah umum
Jika tidak ada tempat sampah di rumah, atau jika tidak cukup besar, Anda juga bisa menggunakan salah tempat sampah umum ini. Tapi Anda diharapkan tidak membuat kebisingan selama "masa tenang", yang di Jerman mulai pukul 13:00 sampai 15:00 dan setelah pukul 20:00 pada hari kerja. Hari Minggu dan hari libur berlaku masa tenang sepanjang hari.
Foto: DW/Elisabeth Greiner
Pengembalian botol
Botol dengan jaminan ("Pfandflaschen") tidak dibuang di sampah, tetapi dibawa ke pos pengembalian botol yang biasanya ada di supermarket. Lalu uang jaminan akan dikembalikan, untuk botol kaca biasanya 8 sen per botol, untuk botol plastik 10 sen. Karena banyak orang Jerman minum air yang dibeli, botol yang harus dikembalikan bisa menjadi tugas mingguan yang rutin.
Foto: picture-alliance/Rainer Hackenberg
Cara lain membuang botol
Di daerah perkotaan, Anda bisa juga membawa botol ke dekat tempat sampah umum dan membiarkannya di luar tempat sampah. Ini akan menyenangkan para "kolektor" botol. Mereka mengumpulkan botol itu dan membawanya ke supermarket lalu mendapat uang jaminannya. Di kota Karlsruhe, disediakan cincin pintar khusus untuk menaruh botol kosong. Ini memudahkan kerja para "kolektor" botol.
Foto: picture-alliance/dpa/U. Deck/
Warna biru untuk kertas dan karton
Orang Jerman sudah tahu bahwa tempat sampah biru untuk kertas dan kardus, tapi banyak yang tidak menyadari bahwa kotak pizza dan piring kertas untuk kentang goreng tidak termasuk di dalamnya. Makanan sisa bisa membuat masalah dalam proses daur ulang. Kertas daur ulang adalah tradisi lama di Jerman. Ditemukan oleh seorang pengacara bernama Justus Claproth pada tahun 1774.
Foto: DW/Elisabeth Greiner
Kuning untuk segala macam kemasan
Beragam produk kemasan dimasukkan ke tempat sampah warna kuning, misalnya dari aluminium, plastik, polystyrene, kaleng dan Tetra Paks. Bahan terbaik akan dikumpulkan untuk didaur ulang dan sisanya dibakar untuk menghasilkan energi.
Foto: Imago
Hitam untuk sisanya
Sampah yang lain ("Restmüll") dimasukkan ke kotak sampah hitam atau abu-abu. Termasuk di sini, mulai dari popok sampai puntung rokok atau barang-barang lainnya. Tetapi limbah berbahaya, seperti sisa cat, insektisida, baterai, produk korosif atau yang mengandung fluorescent perlu dikumpulkan secara terpisah atau dibawa ke tempat pembuangan sampah khusus.
Foto: picture-alliance/blickwinkel/G. Czepluch
Sampah berbahaya
Banyak supermarket yang mengumpulkan baterai bekas. Setiap kota juga punya sistem pengumpulan sampah sendiri, termasuk sampah berbahaya, kadang-kadang dengan tanggal yang dijadwalkan. Lalu truk sampah akan mengambil semuanya. Barang-barang ini dibuang secara khusus, karena kalau dibakar bisa mengeluarkan gas beracun.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Hitij
Tempat sampah khusus untuk pakaian dan sepatu bekas
Pakaian dan sepatu bekas tidak perlu dibuang di tempat sampah. Ada tempat-tempat khusus pengumpulan baju dan sepatu bekas di setiap kota. Pakaian yang terkumpul akan dijual atau didaur ulang. Sayangnya, ada juga orang-orang yang punya kebiasaan tidak memasukkan sampah ke tempat yang disediakan, tetapi di luarnya. Ini meninggalkan pemandangan yang kurang sedap.
Foto: DW/Elisabeth Greiner
Jangan mengisi kotak sampah berlebihan
Kalau kotak sampah diisi terlalu berlebihan, petugas pengumpul sampah bisa saja menolak mengosongkannya. Di banyak perumahan, kotak-kotak sampah sering terkunci. Ini untuk mencegah orang luar membuang sampah di tempat yang bukan miliknya. Karena layanan pengumpulan sampah yang dibayar setiap rumah tangga juga tidak murah. Penulis: Elizabeth Grenier (hp/ml)