Pesta pembukaan Asian Games gegap gempita. Medali demi medali dikumpulkan. Tiket penutupan pun tandas. Namun bagaimana soal pretasi olahraganya di Indonesia? Simak opini Andibachtiar Yusuf.
Iklan
Indonesia membuka gelaran ‘Olimpiade-nya' bangsa Asia dengan sempurna. Pemberitaan nasional maupun internasional kompak memuji, para netizen yang biasa rewel dan cerewet sepakat menasbihkan Asian Games ke 8 di Jakarta dan Palembang ini berhasil menampilkan upacara pembukaan yang luar biasa.
Walau kemudian muncul perdebatan yang sama sekali tidak penting soal ‘apakah presiden kita Joko Widodo sungguhan ngebut naik motor atau ia menggunakan peran pengganti' saya rasa sungguh benar jika kita harus senang bisa menampilkan pesta pembukaan yang mengasyikkan mata.
Hanya beberapa jam sesudah acara yang dipuja-puji itu, tiket upacara penutupan tandas tak bersisa. Tak ada lagi cerita keluhan harga tiket pembukaan yang mahal atau hal yang lain yang membuat seolah Asian Games adalah gelaran level kecamatan.
Lalu, sudah puncakkah pencapaian kita? "Kalau cuma bikin upacara pembukaan yang bagus sih gak susah, kasi aja uang yang banyak dan waktu persiapan cukup, uang aja kok jawabannya. Masalahnya, ada gak uang pembinaan atau sistem pembinaan olahraga yang cukup buat perkembangan atlet-atlet kita?” cetus Santun Frederik di laman media sosialnya.
Indonesia menargetkan 20 medali emas pada gelaran Asian Games ini, tujuannya tentu agar bisa berada pada level elite Asia. Dikabarkan 1356 anggota kontingen olahraga Indonesia dikirimkan ke ajang ini yang 938 di antaranya adalah para atlet yang akan berlaga.
Dari 40 cabang olahraga yang akan dipertandingkan, Indonesia hanya memburu belasan cabang saja untuk merenggut 20 medali emas itu. Sebagian besar pun adalah olahraga-olahraga penilaian yang bergantung pada keputusan juri untuk bisa memenangkan pertandingan itu.
Galeri Foto: Momen-momen Pembukaan ASIAN GAMES 2018
Upacara pembukaan Asian Games 2018 berlangsung di Jakarta tanggal 18 Agustus 2018. Ragam pertunjukan yang mengusung kebhinekaan Indonesia memeriahkan panggung spektakuler. Mana yang paling membuat Anda berkesan?
Foto: Reuters/I. Kato
Presiden Joko Widodo datang ke pembukaan Asian Games 2018 dengan sepeda motor besar.
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Puluhan tim olahraga dari masing-masing negara siap bertarung
Foto: Reuters/C. McNaughton
Kontingen Korea (selatan dan utara bergabung dalam event ini) mendapat sambutan amat meriah dari pengunjung.
Foto: Reuters/I. Kato
Afghanistan tak ketinggalan
Foto: Reuters/I. Kato
Atlet Indonesia siap berjuang demi tanah air
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Bhin bhin, Atung dan Kaka
Foto: Reuters/I. Kato
Tarian Aceh dalam ritme harmoni, berganti kostum secepat kilat
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Beragam pertunjukan tradisonal diiringi orkestra
Foto: Reuters/I. Kato
Ragam tari-tarian dalam balutan baju tradisional mencuri perhatian
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Panggung ditata sebagaimana panorama Indonesia
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Anging Mamiri...
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Permainan jemari Joey Alexander mengalunkan irama Gending Sriwijaya
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Beragam lagu dibawakan beragam penyanyi kenamaan
Foto: Reuters/C. McNaughton
Alunan suara Putri Ayu
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Kaya warna-warni dan kemegahan
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Penonton di stadion menyambut meriah
Foto: Reuters/Beawiharta
Kembang api menerangi langit malam Jakarta
Foto: Reuters/W. kurniawan
Tetabuhan dalam kostum tradisional yang unik
Foto: Reuters/A. Perawongmetha
Penari berlari membawa api
Foto: Reuters/Beawiharta
Atlet berprestasi dalam sejarah olahraga Indonesia mendapat kehormatan
Foto: Reuters/C. McNaughton
Penuh haru, Susi Susanti menyalakan obor Asian Games 2018
Foto: Reuters/I. Kato
Pesta kembang api
Foto: Reuters/D. Whiteside
22 foto1 | 22
Menaruh harap ke lumbung emas
Kita memang punya Aero Sutan Aswar, yang disebut sebagai juara dunia jet ski World Finals 2014. Darinya, peluang Indonesia mendapatkan tambahan medali emas memang jadi bertambah. Masuknya cabang olahraganya dan juga paralayang ke Asian Games pun memang bagian dari hak prerogatif tuan rumah untuk mengusulkan cabang olahraga tertentu pada kejuaraan.
Cabang olahraga lumbung emas macam renang dan atletik sama sekali tidak menjadi tambatan harapan Indonesia meraih emas. Padahal kedua olahraga inilah yang praktis paling banyak menyumbangkan emas pada gelaran olahraga apapun. Kita seolah sadar diri bahwa kemampuan kita memang masih jauh di bawah negara-negara lain di Asia.
Jauh? Iya….padahal ukuran fisik sama, masalahnya Indonesia nyaris tak pernah menyiapkan pembinaan olahraganya dengan benar. Aero si juara dunia itu mengembangkan dirinya sendiri tanpa bantuan pemerintah pada awalnya. Ketika sudah jadi juara dunia berkat kerja keras dirinya dan orang tuanya yang lintang pukang memodali, barulah pemerintah datang dan mendorongnya masuk ajang Asian Games.
Atletik adalah olahraga yang digemari bangsa, banyak sekali gelaran kejuaraannya, namun pembinaannya terbengkalai tak jelas kemana.
Keduanya memang tahu diri, sepakbola hanya menargetkan semifinal. Itu pun dengan pemikiran bahwa kita pernah berada di sana di tahun 1986. Pembinaan sepakbola jelas mandek, turnamen-turnamen usia muda atau remaja memang banyak ditemukan, namun apakah para pemain itu dibina dengan benar lewat level SSB (Sekolah Sepakbola) dan kemudian akademi? Tentu tidak.
Lima Atlit Dunia Yang Bakal Semarakkan Asian Games 2018
Lima atlit menjadi harapan tuan rumah untuk menyedot perhatian publik dan menjadikan ajang Asian Games 2018 sebagai kiblat dunia olahraga. Siapa mereka?
Foto: Getty Images/L.Zhang
Heung-min Son, Sepakbola, Korsel
Meski gagal membeli pemain baru pada bursa transfer di awal musim, klub Inggris Tottenham Hotspur tetap mengizinkan pemain bintangnya berlaga di Indonesia. Heung-min Son bermain apik saat menenggelamkan Jerman di babak penyisihan grup Piala Dunia 2018. Dia gagal berlaga di Asian Games 2014 di Incheon saat Korsel menjadi juara lantaran klubnya saat itu Bayer Leverkusen menolak memberikan izin.
Foto: Reuters/J. Sibley
Joseph Schooling, Renang, Singapura
Schooling mencatatkan sejarah ketika berhasil menaklukkan jawara Amerika Serikat, MIchael Phelps, pada Olympiade di Brazil 2016 silam dalam cabang renang 100m. Kemenangan itu sekaligus menjadikannya atlit pertama Singapura yang menggondol medali emas Olympiade. Di Asian Games, Schooling yang berusia 22 tahun membidik lima medali emas, antara lain untuk nomor gaya bebas 100m dan gaya kupu-kupu 200m
Foto: Reuters
Su Bingtian, Athletik, Cina
Menjelang Asian Games, Su Bingtian sedang berada dalam performa terbaik menyusul kemenangannya pada nomor lari 100 meter di Madrid dengan membukukan rekor pribadi, 9.91 detik, Juni silam. Tidak heran jika dia difavoritkan menggondol emas di Indonesia. Saat ini satu-satunya ancaman terbesar Su datang dari rekan senegaranya, Xie Zhenye, yang pernah mencatat waktu 9.97 detik Juni silam.
Foto: Reuters
Nicol David, Squash, Malaysia
Atlit gaek kelahiran Penang ini sebenarnya telah memasuki masa senja karir olahraga. Meski demikian Nicol David tetap menyimpan dahaga gelar dan siap menambah pundi-pundi emasnya setelah menyabet enam medali emas pada lima Asian Games terakhir. Uniknya Nicol mengawali karir cemerlangnya di Jakarta, pada Sea Games 1997. Pada Asian Games terakhirnya ini Nicol ingin membetoni namanya di buku sejarah
Foto: AFP/Getty Images
Kento Momota, Bulutangkis, Jepang
Kento Momota didaulat sebagai juara dunia setelah mengalahkan jawara Cina, Shi Yuqi, di Nanjing dan menjadi atlit Jepang pertama yang memenangkan gelar tunggal di kejuaraan dunia. Karirnya bukan tak bernila. Tahun 2016 silam ia dilarang bertanding selama lebih dari setahun setelah ketahuan berjudi di sebuah casino ilegal. Kini dia difavoritkan di atas Lee Chong Wei asal Malaysia dan Lin Dan, Cina.
Foto: Imago/Xinhua/Li Bo
5 foto1 | 5
Atletik lebih parah lagi
Saya bahkan tak yakin kalau kita punya klub atletik sungguhan. Klub yang selalu mengirimkan atletnya berkompetisi di segala kejuaraan nasional maupun internasional.
Klub macam Santa Monica yang pernah melahirkan Carl Lewis misalnya. Klub seperti Scarborough Optimist Track Club yang pernah melahirkan Tony Sharpe atau klub-klub lain yang bahkan saya yakin tak banyak dari pelari hore yang rutin meramaikan lomba-lomba lari itu sadar akan keberadaannya.
Olahraga kita sudah lama mandeg memang, kita terlalu terbiasa mengejar hasil jadi sesaat. Kita lupa bahwa dalam segala hal selalu ada proses, dan dalam olahraga proses adalah juga pembinaan berkelanjutan dari masa kanak-kanak, remaja sampai dewasa. Fasilitas olahraga yang juga memadai, yang saya berani bertaruh bahkan dibanding Singapura atau Kroasia yang berukuran mini itu saja kita kalah jauh.
Membina dan mengembangkan pun butuh biaya, pemerintah jelas punya peran besar di sana. Negara juga yang seharusnya memulai hal-hal macam ini, sementara federasi olahraga melakukan kompetisi dan menyiapkan kurikulumnya. Tetapi….rasanya kita sudah terlalu biasa loncat pagar, semua mau cepat saja, tak heran di negara kita ada yang namanya korupsi sebagai kiat cepat kaya.
@andibachtiar
Penulis dan seniman
*Setiap tulisan yang dimuat dalam #DWNesia menjadi tanggung jawab penulis.
Demi Asian Games, Kali Item Ditutup Waring, Solusi Tepatkah?
Upaya Pemprov DKI Jakarta ‚menyelimuti‘ Kali Item dengan waring demi Asian Games dikritik. Cara itu dinilai tidak menyelesaikan pangkal persoalan.
Foto: Detik.com
Ada yang berbeda di Kali Item
Pemandangan mencolok di belakang Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, jadi perhatian. Penyebabnya, waring alias jaring hitam menutup di sepanjang sekitar 200 meter. Waring ini dipasang di Kali Sentiong, yang masuk ke wilayah Sunter Jaya, Jakarta Utara. Orang sekitar lebih mengenal aliran sungai ini sebagai Kali Item.
Foto: Detik.com
Lokasinya dekat Wisma Atlet
Demi Asian Games, Pemprov DKI Jakarta menutup Kali Item di belakang Wisma Atlet Kemayoran dengan waring. Selain untuk menutup hitamnya warna air kali, waring disebut Gubernur DKI Anies Baswedan berguna untuk mengurangi bau tak sedap.
Foto: Detik.com
Estetis?
Dikutip dari Detik.com, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut waring dipasang untuk mengurangi bau tak sedap. Kasubbag Kepegawaian Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Supriyono menyebut waring ini juga untuk estetika.
Foto: Detik.com
Penyelesaian masalah yang terpotong-potong
Upaya Pemda DKI menuai kritik. Dilansir oleh Detik.com, Sekretaris Fraksi Hanura DPRD DKI Veri Yonnevil menyebutkan pemasangan waring di Kali Item tidak akan menyelesaikan persoalan bau dari kali. Sementara anggota DPRD DKI dari Fraksi PKB Darussalam. Pemprov DKI semestinya melihat permasalahan secara menyeluruh.
Foto: Detik.com
bersihkan kali
Dulu Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno pernah menjanjikan untuk membersihkan Kali Item dengan alat pengolah tinja bernama PAL-Andrich Tech System. Sumber : Detik.com(ap/rzn)