Asosiasi dokter di Korea Selatan menggelar aksi turun ke jalan sebagai bentuk protes menentang rencana pemerintah yang akan menambah kuota mahasiswa di fakultas kedokteran.
Iklan
Sekitar seperempat klinik medis di Korea Selatan ditutup pada hari Jumat (14/08) sebagai bentuk protes atas rencana pemerintah yang akan memperluas penerimaan mahasiswa di sekolah kedokteran untuk mengatasi kekurangan dokter.
Para dokter menyebut rencana tersebut sebagai "kebijakan populis" yang akan membuang-buang uang pajak dan memelihara sekolah kedokteran berkualitas rendah.
Namun Asosiasi Medis Korea (KMA), yang membantu mengorganisir protes tersebut, mengatakan bahwa negara sudah memiliki lebih dari cukup dokter. Peningkatan jumlah dokter baru hanya akan meningkatkan persaingan antara dokter dan tidak membantu meringankan disparitas infrastruktur medis antardaerah.
Setidaknya 8.365 dari total 33.836 fasilitas medis negara itu, termasuk klinik swasta, akan melakukan aksi turun ke jalan. Ratusan dokter rencananya akan menggelar aksi protes di luar gedung parlemen pada Jumat malam (14/08).
"Jumlah dokter per 1.000 orang telah meningkat 3,1 persen setiap tahun selama 10 tahun terakhir, enam kali lebih besar dari rata-rata OECD," kata KMA dalam sebuah pernyataan.
Aksi mogok berlangsung saat Korea Selatan melaporkan 103 kasus virus corona baru, di mana 85 di antaranya berasal dari dalam negeri. Jumlah ini merupakan jumlah kasus yang paling banyak ditularkan secara lokal sejak 31 Maret lalu, kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (KCDC) Korea.
Kasus-kasus baru yang disebabkan oleh kerumunan di sekitar gereja dan restoran cepat saji, membuat total kasus terkonfirmasi negara itu menjadi 14.873, dengan jumlah kasus kematian mencapai 305, pada Kamis tengah malam (13/08).
Bagaimana Sekolah di Korea Selatan Terapkan Protokol Corona
Korea Selatan menetapkan aturan ketat ketika membuka lagi sekolah-sekolah. Para siswa antara lain wajib memakai masker, diperiksa suhu tubuhnya ketika memasuki kompleks sekolah dan ada jarak aman di ruang kelas.
Foto: picture-alliance/Photoshot
Masa sekolah yang tertunda
Seorang anak laki-laki memegang tangan ibunya dari seberang penghalang saat kembali ke sekolah untuk masa liburan musim semi yang tertunda di Gwangju, Korea Selatan. Pemerintah mulai membuka sekolah secara bertahap di seluruh negeri, bahkan ketika ada peningkatan jumlah kasus virus corona dalam beberapa hari terakhir.
Foto: Reuters/Yonhap News Agency
Ruang kelas didisinfeksi
Ruang kelas didisinfeksi sebelum para siswa memasuki gedung sekolah di Seoul. Pada fase pertama pembukaan sekolah, murid senior sekolah menengah lebih dulu kembali ke kelas pada 20 Mei lalu.
Foto: Reuters/Yonhap News Agency
Menjaga keselamatan siswa
Para guru memeriksa pembatas yang dipasang untuk memastikan keamanan siswa ketika mereka kembali ke ruang kelas di Daegu. Akhir Februari, lalu kota Daegu melaporkan wabah virus corona besar pertama di luar Cina, yang mengakibatkan lonjakan besar pada angka infeksi COVID-19 Korea Selatan.
Foto: picture-alliance/dpa/Yonhap News Agency
Menjaga kebersihan
Siswa sekolah diwajibkan menggunakan pembersih tangan ketika kembali ke sekolah minggu lalu. Tahap kedua pembukaan sekolah sudah dimulai pada 3 Juni, melibatkan siswa tahun pertama di sekolah menengah atas dan tahun kedua di sekolah menengah pertama, dan tahun ketiga dan keempat di sekolah dasar.
Foto: picture-alliance/AP Photo/L. Jin-Man
Pemeriksaan suhu tubuh
Siswa menunggu dalam antrean ketika staf melakukan pemeriksaan suhu tubuh dengan kamera pencitraan termal di Chungju, Korea Selatan. Fase pembukaan sekolah minggu lalu membawa hampir 1,8 juta siswa kembali ke sekolah.
Foto: Reuters/Yonhap News Agency
Wajib jaga jarak aman
Aturan protokol kesehatan mewajibkan meja setiap siswa ditempatkan pada jarak aman. Dalam banyak kasus, sekolah juga memasang partisi untuk mencegah penyebaran virus. Korea Selatan sempat mengalami kenaikan kasus gelombang kedua dari klub malam dan acara kebaktian di gereja.
Aturan ketat diberlakukan di seluruh area sekolah. Foto menunjukkan suasana di kantin sekolah dasar di Chuncheon, yang dilengkapi dengan dinding pembatas transparan.
Foto: picture-alliance/dpa/Yonhap News Agency
Masker harus selalu digunakan
Juga pada jam pelajaran olahraga, para siswa di sekolah menengah di Gwacheon wajib memakai masker. Selain sanitasi rutin dan pemeriksaan suhu tubuh, masker wajib digunakan sepanjang waktu, kecuali untuk makan.
Foto: picture-alliance/dpa/Yonhap News Agency
Tekanan luar biasa
Seorang siswa sekolah dasar disambut para guru dalam kostum binatang di Daegu. Tekanan besar untuk implementasi protokol kesehatan ada di pundak para guru, yang bertanggung jawab memeriksa kesehatan siswa dengan sistem diagnostik mandiri dan melaporkannya secara online. (hp/rap)