1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Asosiasi Dokter Perusahaan di Jerman Siap Bantu Vaksinasi

Dirk Kaufmann
20 April 2021

Ketika Jerman tengah berjuang menghadapi gelombang ketiga COVID-19, Asosiasi Dokter Perusahaan menyatakan kesiapannya membantu mempercepat program vaksinasi pemerintah. Namun, para pejabat masih belum memberikan izin.

Mobil khusus vaksin
Perusahaan besar seperti Volkswagen bersiap memvaksinasi seluruh karyawanFoto: Volkswagen AG

Jumlah kasus COVID-19 di Jerman terus meningkat sejak libur Paskah. Kanselir Angela Merkel meminta masyarakat untuk bersabar. "Kami mendekati cahaya di ujung terowongan," katanya setelah rapat Kabinet pada pekan lalu, seraya menekankan bahwa keterlibatan dokter keluarga dan petugas medis perusahaan akan membantu mempercepat kampanye vaksinasi.

Sejak melibatkan dokter keluarga, jumlah orang yang divaksinasi meningkat pesat. Pada hari Rabu (14/04), rekor baru terpecahkan, tercatat 738.501 orang telah disuntik vaksin.

Dokter perusahaan siap percepat vaksinasi

Wolfgang Panter, Kepala Asosiasi Dokter perusahaan Jerman VDBW, mengatakan kepada majalah mingguan Jerman Der Spiegel bahwa anggotanya siap untuk membantu.

"Kami bisa memvaksinasi 5 juta karyawan dalam sebulan," katanya, menjelaskan bahwa ada lebih dari 10.000 dokter perusahaan di Jerman. Terlebih jika pensiunan tenaga medis perusahaan juga dilibatkan, maka asosiasi dapat memberikan kontribusi besar dalam peluncuran vaksin.

Lebih dari sebulan yang lalu, VDBW mengeluhkan lambatnya program vaksinasi pemerintah dan bersikeras bahwa para dokter perusahaan bisa mempercepat itu, karena mereka memiliki "pengetahuan yang diperlukan untuk memvaksinasi kelompok besar".

Banyak perusahaan besar juga menunggu lampu hijau.

Pekan lalu, perusahan raksasa bahan kimia BASF meluncurkan proyek percontohan di situs Ludwigshafen untuk memvaksinasi seluruh staf lokalnya. Sebuah laporan di harian bisnis Handelsblatt mengungkapkan bahwa sebagian besar dari 30 perusahaan terbesar Jerman sudah membuat rencana vaksinasi. Beberapa perusahaan, seperti Volkswagen (VW) dan Bosch, sudah mulai memvaksinasi stafnya di negara lain.

Gunnar Kilian, Kepala Sumber Daya Manusia VW, mengatakan bahwa segala sesuatunya telah disiapkan untuk memvaksinasi hingga 15.000 orang setiap minggu di pusat vaksinasi di seluruh Jerman, segera setelah para pemimpin politik memberikan izin.

Kilian mengatakan bahwa lebih dari 100 karyawan telah divaksinasi sebagai bagian dari proyek percontohan di situs Zwickau di Jerman timur. "Kami telah memperluas strategi pengujian kami dengan alat uji mandiri, dan kami telah memperkenalkan langkah-langkah untuk memvaksinasi secara menyeluruh," katanya. "Di Wolfsburg saja, kami dapat memvaksinasi lebih dari 8.800 orang dalam lima hari."

VW telah memvaksinasi sekitar 100 karyawan sebagai bagian dari proyek percontohan di situs Zwickau-nyaFoto: Matthias Rietschel/dpa/picture alliance

Menunggu persetujuan dari politisi

Politisi Jerman di tingkat federal dan negara bagian menyatakan tidak sepakat, sehingga kecil kemungkinan dokter perusahaan diperbolehkan memvaksinasi orang dalam waktu dekat.

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang masih membutuhkan jawaban: Dari mana perusahaan mendapatkan vaksin? Vaksin apa yang mereka terima? Siapa yang akan bertanggung jawab distribusi vaksin? Kelompok mana yang harus diprioritaskan?

Daftar pertanyaan tersebut bahkan tidak memperhitungkan pasokan vaksin. European Medicines Agency (EMA) belum menyetujui penggunaan vaksin Rusia Sputnik V, berita tentang potensi efek samping yang disebabkan vaksin AstraZeneca dan Johnson & Johnson juga menambah beban masalah.

Tindakan keras dibutuhkan segera

Kebutuhan untuk mempercepat vaksinasi semakin terbukti dengan adanya peringatan tentang rumah sakit yang memiliki beban berlebih.

Pada hari Jumat (16/04), Uwe Janssens, Kepala Penyakit Dalam dan Kardiologi di Saint-Antonius-Hospital Eschweiler, mengatakan kepada DW bahwa di beberapa bagian Jerman "tidak cukup" tempat tidur ICU untuk pasien COVID-19.

Upaya mempercepat vaksinasi dinilainya sebagai "tindakan yang sangat kuat" yang dibutuhkan untuk menurunkan infeksi. "Selama berminggu-minggu dan berbulan-bulan kami mengatakan kepada mereka untuk memperkenalkan tindakan yang sangat keras seperti penguncian yang ketat untuk menurunkan kurva. Tidak ada yang mendengarkan kami," ucap Janssens, seraya menambahkan politisi yang "tidak bertanggung jawab" menangani krisis dengan buruk.

(ha/vlz)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait