Asteroid adalah salah satu jenis obyek di luar angkasa yang berpindah lokasi. Sehingga dalam pergerakannya ia bisa menabrak benda angkasa lain. Tergantung ukurannya, asteroid bisa menyebabkan kemusnahan.
Iklan
Salah satu asteroid diberi nama Florence. Ia ditemukan tahun 1981. Asteroid ini memiliki diameter sekitar 5 kilometer. Ia melintas di dekat bumi tanggal 1 September 2017. Walaupun lintasannya termasuk "dekat" dengan bumi, jaraknya tetap sekitar tujuh juta kilometer dari Bumi. Ini berarti 18 kali jarak antara Bumi dan bulan.
Menurut Badan Antariksa AS, NASA, asteroid ini tidak jadi ancaman apapun bagi Bumi. Namun demikian, Florence tetap istimewa. Paul Chodas dari NASA mengatakan, "Florence adalah asteroid terbesar, yang melintas di dekat Bumi, yang ditemukan dalam lebih dari 100 tahun terakhir.“ Sedangkan asteroid lain berukuran kecil.
Ilmuwan berharap bisa mempelajari lebih banyak tentang asteroid ini ketika melintas dekat bumi, antara lain dengan menggunakan citra dari radar yang berlokasi di California, AS dan Puerto Rico. Dari citra diharap bisa diketahui ukuran Florence seluruhnya, dan keadaan permukaan asteroid, demikian keterangan dari NASA.
Ditambahkan juga, lintasan Florence kali ini adalah yang terdekat dengan bumi sejak 1890. Lintasan dekat Bumi berikutnya kemungkinan akan terjadi setelah tahun 2500."
Penulis: ml/hp (afp, dpa)
Membelokkan Asteroid, Menyelamatkan Bumi
Jumlah benda langit yang melintas dekat Bumi tidak terhitung. Dalam tujuh tahun Badan Antariksa ESA dan NASA ingin mengembangkan teknologi yang mampu mengubah arah terbang asteroid dan menyelamatkan Bumi dari kehancuran
Foto: ESA–Science Office
Asteroid Kembar
Tahun 2020 ESA akan mengirimkan wahana nirawak buat mengorbit asteorid Didymos. Benda langit berstruktur batuan itu memiliki diameter selebar 800 meter. Uniknya Didymos ditemani oleh sebuah bulan yang oleh ilmuwan dinamakan Didymoon.
Foto: ESA–Science Office
Pendaratan di Asteroid
Wahana Asteroid Impact Mission (AIM) direncanakan masuk ke orbit Didymos dan menurunkan robot pendarat - layaknya Rosetta dan Philae 2014 silam. Berbeda dengan misi Rosetta, wahana AIM akan mengirimkan data ke Bumi lewat laser. Ia juga membawa dua satelit mini yang akan mengorbit bulan Didymoon.
Foto: ESA–Science Office
Rendezvous dengan Didymoon
Pada 2022 atau dua tahun kemudian, asteroid kembar ini akan terbang melintasi Bumi dalam jarak sebelas juta kilometer. Jarak tersebut tergolong dekat. Pada saat itu pesawat antariksa NASA akan menyambangi bulan Didymoon
Foto: ESA–Science Office
Membentur Bulan
NASA berencana mengirimkan wahana yang menghantam Didymoon layaknya komet. Dengan cara itu lintasan Didymoon dan Didymos akan sedikit bergeser. Wahana AIM dan wahana pendaratnya akan menganalisa dampak benturan tersebut. Misi ini bertujuan mencari tahu apakah teknologi yang ada sanggup mengubah arah terbang asteroid yang mengancam Bumi.
Foto: ESA–Science Office
Batu Raksasa
Tidak terhitung jumlah asteorid yang saat ini malang melintang di sistem tata surya. Kebanyakan memiliki diameter selebar beberapa kilometer. Ilmuwan memantau dengan seksama, kendati tidak menemukan benda langit yang berpotensi akan menghantam Bumi dalam waktu beberapa ratus tahun ke depan
Foto: picture-alliance/ dpa
Serangan dari Langit
Meteor adalah asteroid atau benda langit lain yang menghantam Bumi dengan kecepatan tinggi dan menyebabkan kebinasaan. Pakar geologi mencatat, Bumi telah berulangkali mendapat serangan dari langit yang kemudian mengubah wajah planet.
Foto: cc-by/LarryBloom
Nyaris Binasa
Februari 2013 lalu sebuah asteroid seberat 130.000 ton bernama 2012 DA14 terbang terlalu dekat dengan Bumi. Benda langit itu melintas dalam jarak 27.000 kilometer, yang jauh lebih dekat daripada orbit sebagian satelit.
Foto: NASA/Science dpa
Peringatan Dini
Badan Antariksa Eropa, ESA, membangun sistem peringatan dini untuk serangan meteor di kota Frascati, Italia. Data dari berbagai teleskop di Bumi dialihkan ke Frascati untuk dianalisa. Dengan cara ini ilmuwan bisa membuat perkiraan, kapan sebuah asteroid akan terbang melintasi Bumi.