1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikPrancis

Prancis Ingin Berlakukan Kembali Seragam Sekolah

13 Januari 2023

Ibu negara Prancis Brigitte Macron memilih untuk mendukung para siswa kembali memakai seragam wajib di sekolah, dan mengatakan bahwa itu dapat membantu "menghapus kesenjangan" dan menghemat waktu serta uang orang tua.

Suasana sekolah di Lille, Prancis
Sejak 1968, seragam sekolah sudah tidak lagi diwajibkan di PrancisFoto: Michel Spingler/AP Photo/picture alliance

Majelis Nasional Prancis pada hari Kamis (12/01) memperdebatkan apakah mereka akan kembali memberlakukan seragam sekolah atau tidak. Mosi tersebut diajukan oleh partai kanan-jauh Rassemblement National (RN) yang dipimpin oleh mantan kandidat presiden Marine Le Pen.

Perdebatan ini muncul ketika pemerintahan Presiden Emmanuel Macron berusaha untuk meningkatkan standar pendidikan Prancis, dengan mengumumkan langkah-langkah baru untuk membantu meningkatkan keterampilan dasar aritmatika, membaca dan menulis para siswa.

Seragam sekolah tidak lagi diwajibkan di Prancis sejak tahun 1968 silam, namun topik ini telah kembali ke agenda politik negara tersebut. Banyak yang mendukung gagasan dikembalikannya seragam sekolah untuk para siswa.

Beberapa berpendapat bahwa seragam sekolah membantu mempromosikan kesetaraan, dan menghapus perbedaan status sosial maupun kekayaan individu. Namun banyak pula yang mengatakan bahwa hal itu hanyalah pengalihan isu dari masalah serius lainnya yang lebih mengganggu para siswa sekolah, seperti halnya prestasi akademik mereka.

Menteri Pendidikan Pap Ndiaye justru menentang pemberlakuan seragam sekolah untuk semua murid ini. Menteri Aksi dan Akun Publik Gabriel Attal, yang merupakan kubu sekutu Macron, mengatakan kepada media Prancis BFMTV bahwa administrator sekolah dan orang tua harus sepakat dan satu suara tentang masalah ini, yakni mendukung agar seragam sekolah tidak boleh diwajibkan.

Pendapat ibu negara justru berbeda

Tetapi ibu negara Prancis Brigitte Macron justru mendukung pemberlakuan kembalinya seragam sekolah secara nasional. Dengan kata lain, ibu negara ikut menolak kebijakan pemerintah suaminya tentang masalah ini dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Le Parisien.

Brigitte Macron yang dulunya juga berprofesi sebagai seorang guru, mengatakan bahwa sebagai murid dia tidak keberatan dengan seragam sekolahnyaFoto: Thierry Thorel/MAXPPP/picture alliance

Brigitte Macron mengatakan bahwa dia telah mengenakan seragam selama 15 tahun saat menjadi siswa sekolah dan "berpikir itu hal yang baik-baik saja."

"Hal itu dapat menghapus perbedaan serta menghemat waktu, karena untuk memilih gaya berpakaian setiap pagi hari itu sangat memakan waktu. Dan menghemat uang dibandingkan dengan [membeli barang merek] desainer," kata ibu negara kepada Le Parisien.

"Jadi saya mendukung pemakaian seragam sekolah, tetapi dengan pakaian yang sederhana dan pastinya tidak membosankan," tambahnya.

Brigitte Macron adalah pensiunan guru bahasa Latin dan sastra yang telah berkarir selama 20 tahun. Ia bertemu dengan suaminya saat ini, Emmanuel, di salah satu kelas teater sepulang sekolah.

kp/hp (Reuters, AFP, EFE)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait