Sebanyak lima WNA masih dinyatakan hilang di Palu. Seorang di antaranya, atlet Paralayang asal Korea Selatan, diyakini tertimbun reruntuhan sebuah hotel. BNPB masih mencari keberadaanya.
Iklan
Sebanyak 66 warga asing yang terdampak gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala dinyatakan berada dalam kondisi aman. Namun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih mencari lima warga negara asing yang hingga kini belum diketahui keberadaannya.
Dari kelima WNA tersebut, tiga di antaranya berasal dari Perancis, satu asal Malaysia dan seorang warga negara Korea Selatan yang diduga ikut tertimbun reruntuhan hotel Roa Roa di Palu.
Seperti dilaporkan Tribunnews, warga Korsel tersebut bernama Dongjin Lee dan berprofesi sebagai atlet paralayang. Dia dinyatakan hilang bersama 6 atlet paralayang Indonesia saat gempa berkekuatan 7,4 skala richter yang disertai Tsunami menggoyang Palu dan merobohkan hotel tempat mereka menginap, Jumat (28/9).
Adapun atlet Indonesia yang ikut menghilang adalah Reza Kambey, Ardi Kurniawan, Fahmi Malang, Glen Mononutu, Franky Kowas, dan Petra. Reza Kambey dan Ardi Kurniawan adalah dua atlet yang ikut dalam Asian Games 2018.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho memaparkan sebanyak delapan tim SAR sudah dikerahkan di Hotel Roa-roa yang roboh. Menurut perkiraan BNPB, masih ada 50 sampai 60 orang yang masih tertimbun di sana. "Yang pertama di Hotel Roa-roa, Mal Ramayana, Restoran Dunia Baru, Pantai Talise, Perumahan Balaroa, dan pencarian di setiap puing-puing bangunan yang hancur,” jelasnya seperti dilansir Detikcom, Minggu (30/9).
Menurutnya segala sesuatu yang berkaitan dengan warga asing nantinya akan diurus oleh Kementerian Luar Negeri. Pada saat terjadinya gempa, Sutopo mengatakan terdapat 144 warga asing di Palu.
Namun berbeda dengan bencana Lombok, Kemenlu belum akan membuka layanan telepon khusus untuk warga asing yang terdampak gempa di Sulawesi.
Dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (1/10), Sutopo memastikan pihaknya diberi tugas mengkoordinasikan penyaluran bantuan dari luar negeri, antara lain berupa perlengkapan berat untuk membangun landasan pacu, tenda pengungsi, perangkat pengolahan air bersih, rumah sakit darurat dan tenaga medis.
Ia mengklaim sejauh ini sudah ada 10 negara yang menyampaikan tawaran bantuan.
Hingga berita ini diturunkan jumlah korban telah mencapai 832 orang. BNPB meyakinin jumlah korban jiwa akan terus bertambah, seiring dengan kedatangan alat-alat berat untuk mencari korban di balik reruntuhan bangunan. Melalui akun Twitternya Sutopo, mengatakan hari ini (1/10) sejumlah pesawat Hercules milik TNI AU telah diterbangkan membawa genset dan perlengkapan teknis untuk memulihkan pasokan listrik di kawasan bencana.
rzn/yf (afp, ap, tribunnews, kompas, detikcom)
Gempa dan Tsunami Mengguncang Palu
Gempa 7,7 SR yang guncang Donggala memicu gelombang tsunami di Palu. Gempa dua kali terjadi sebelum tsunami menerjang dan menyebabkan nyaris 400 korban tewas. Gempa dan tsunami sudah pernah terjadi di Sulawesi Tengah.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Rifki
Korban tewas bertambah
Seorang ayah menggendong jenazah anaknya yang tewas akibat tsunami di Palu, Sulawesi Tengah. Tsunami lebih dari 2 meter menyapu pesisir Palu dan Donggala. Sebagian besar korban yang ditemukan awalnya hanya di Palu, Sementara lokasi terparah di Donggola, Sigi dan Parigi sulit dicapai tim evakuasi, sehingga perkiraan jumlah korban jiwa diduga mencapai ribuan.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Rifki
Terjebak di bawah reruntuhan
Diperkirakan banyak korban yang terjebak bangunan yang roboh akibat gempa. Di Palu, fokus pencarian di antaranya Hotel Roa-Roa, Mal Ramayana, Restoran Dunia Baru, Pantai Talise dan Perumahan Balaroa. Di Balaroa, akibat proses likuifaksi ada bagian jalanan yang naik dan perumahan warga yang ambles sedalam 5 meter. Sekitar 90 warga diduga terjebak di dalam reruntuhan.
Foto: Reuters/Antara Foto
Identifikasi korban
Meski jumlah korban tewas yang dievakuasi mencapai ratusan korban, namun yang dapat diidentifikasi melalui lima rumah sakit di Palu menurut catatan BNPB terbatas. "Jumlah itu juga sebagian karena tsunami, sebagian karena gempa sebelumnya yang mengakibatkan tsunami itu. Misalnya saat gempa itu tertimpa reruntuhan," papar juru bicara BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Rifki
Ratusan terluka
Ratusan orang terluka dan terpaksa dirawat di luar rumah sakit. Sebagian besar terluka akibat tertimpa reruntuhan, atau saat menyelamatkan diri. Saat gempa banyak tembok bangunan yang roboh. Komang Adi Sujendra, Direktur Rumah Sakit Palu meminta bantuan. "Kami membutuhkan rumah sakit lapangan, tim medis, obat-obatan dan selimut."
Foto: Getty Images/AFP/M. Rifki
Pemakaman massal
Banyaknya jumlah korban serta demi mencegah penyebaran penyakit menyebabkan pemakaman massal menjadi pilihan. 18 jenazah yang dimakamkan pada tahan awal telah diidentifikasi sebelumnya di RS Bhayangkara Polri.
Foto: DW/Nurdin Amir
Ratas di Palu
Joko Widodo langsung memimpin rapat terbatas setibanya di Palu, Sulawesi Tengah. Proses evakuasi, pembenahan akses jalan dan komunikasi jadi prioritas utama tanggap darurat saat Jokowi mengunjungi lokasi terdampak bencana gempa dan tsunami.
Foto: Biro Pers Setpers
Mengantre BBM
Antrean panjang terjadi di berbagai SPBU di Palu. Aliran listrik yang terputus, membuat warga terpaksa mengantre hingga malam. Selain warga, tempat yang juga mendesak membutuhkan pasokan BBM adalah rumah sakit.
Foto: DW/N. Amir
Tanpa listrik
Pasca gempa, infrastruktur hancur dan saluran komunikasi terputus. Warga bertahan di lapangan terbuka, karena takut berada di dalam bangunan bila gempa susulan terjadi.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Y. Litha
Akses jalan terputus
Akibat gempa dan tsunami, jalanan di Palu, Sulawesi Tengah, sulit diakses akibat jalan yang menghubungkan Poso dan Palu terputus. Bukan hanya di dalam kota, akses di wilayah perbatasan dengan kota tetangga juga terdampak gempa. Donggala, wilayah yang terkena dampak terparah sulit dicapai, sehingga evakuasi korban terhambat.
Foto: picture alliance/AP
Evakuasi daerah terparah
Warga turut membantu proses evakuasi para korban pasca gempa mengguncang Sulawesi Tengah, Jumat (28/09). Presiden Jokowi juga memerintahkan Menko Polhukam untuk mengkoordinasi BNPB serta menginstruksikan TNI untuk melakukan penanganan darurat baik pencarian korban, evakuasi, maupun penyiapan kebutuhan-kebutuhan dasar yang diperlukan korban selamat.
Foto: Getty Images/AFP/M. Rifki
Masjid Baiturrahman
Masjid Baiturrahman tak begitu jauh dari pesisir Pantai di Palu. Ketika gelombang tsunami terjadi, banyak umat yang bersiap melakukan sholat maghrib.
Foto: BNPB
Jembatan Kuning Ponulele
Dari pantauan udara terlihat, jembatan setinggi 20,2 meter yang jadi ikon Kota Palu luluh lantak akibat terjangan tsunami yang dahsyat. Jembatan lengkung pertama di Indonesia yang membentang di atas Teluk Talisa itu roboh dan turut membawa mobil yang melintas di atasnya.
Foto: BNPB
Tsunami 5 meter
BNPB menyebutkan tsunami yang menghantam Palu sempat mencapai ketinggian lima meter. Saat terjadi gempa yang disusul tsunami sebagian besar warga masih tetap melanjutkan aktivitas.
Foto: Getty Images/AFP/O. Gondronk
Tak segera lari
Jumlah korban diperkirakan masih akan bertambah, sebab diketahui ada "puluhan hingga ratusan" orang yang sedang berkumpul melakukan perayaan di pantai Talise, Palu saat tsunami terjadi. "Ketika peringatan tsunami terjadi kemarin, warga tetap melanjutkan aktivitas mereka di dekat pantai dan tidak segera berlari dan mereka menjadi korban," ungkap juru bicara BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Foto: Getty Images/AFP/B. Ismoyo
Peringatan tsunami
Sebelum gempa berkekuatan 7,7 SR yang memicu tsunami terjadi, sekitar tiga jam sebelumnya, gempa pertama terjadi di Donggala. Peringatan dini tsunami segera aktif saat gempa terjadi, namun sesudah setengah jam dan situasi dianggap kondusif, peringatan tsunami diakhiri. Peringatan dicabut berdasarkan pemantauan visual dan peralatan di laut.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Y. Litha
Penyebab gempa dan tsunami Donggala dan Palu
Gempa 7,7 SR yang mengguncang Donggala memicu gelombang tsunami di Kabupaten tersebut dan Kota Palu. Gempa bumi tersebut merupakan gempa tektonik yang dangkal akibat aktivitas Sesar Palu-Koro. Patahan Palu-Koro merupakan patahan dengan pergerakan terbesar kedua di Indonesia, setelah patahan Yapen, dengan pergerakan mencapai 46 mm/tahun.
Foto: Getty Images/AFP/M. Rifki
Gempa dan tsunami pernah terjadi
Bukan pertama kali gempa dan tsunami terjadi, baik di Donggala maupun Palu. Lokasinya yang berada di Sesar Palu-Koro menjadikan wilayah itu rawan gempa dan tsunami. BNPB merilis gempa dan/atau tsunami pernah terjadi 10 kali. Gempa pertama tercatat terjadi 1 Desember 1927 di Teluk Palu. Sedangkan tsunami setinggi 3,4 meter pernah terjadi tahun 1996 di Donggala. (Ed: ts/yp)