IOC: Bertambahnya Tim Pengungsi Olimpiade Bisa Menginspirasi
9 Juni 2021
Tim pengungsi yang beranggota 29 atlet ini berasal dari negara-negara seperti Iran, Suriah, dan Sudan. Jumlahnya tiga kali lipat dibandingkan saat mereka pertama kali berlaga di Olimpiade 2016.
Iklan
Sebuah tim pengungsi terdiri dari 29 atlet yang rencananya akan bersaing di 12 cabang olahraga di Olimpiade Tokyo, Jepang, pada bulan depan diharapkan dapat memberi harapan dan inspirasi bagi dunia, demikian ujar Komite Olimpiade Internasional (IOC).
Berbeda dengan tim lainnya yang mengusung bendera negara asal mereka, tim ini akan bertanding di bawah bendera Olimpiade dan terdiri dari para pengungsi dari berbagai negara seperti Suriah, Sudan Selatan, Eritrea, Afghanistan, dan Iran. Jumlahnya hampir tiga kali lebih banyak daripada tim pengungsi perdana yang berlaga di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 di Brasil.
Perenang asal Suriah, Yusra Mardini, yang pernah berenang ke tempat yang aman saat perahu yang ditumpanginya terbalik di lautan antara Turki dan Yunani pada tahun 2015, akan kembali berlaga di Olimpiade keduanya setelah tampil memukau Rio.
Selain Mardini, dalam tim tersebut ada Kimia Alizadeh, perempuan asal Iran pertama yang meraih medali perunggu di cabang taekwondo di Olimpiade 2016, ada juga pembalap kano asal Iran, Saeid Fazloula.
Alizadeh meninggalkan Iran pada tahun 2020 karena merasa ditindas sebagai perempuan, sementara Fazloula mencapai Jerman pada tahun 2015 lewat jalur Balkan.
Alizadeh kini tinggal di Jerman setelah membelot dari Iran karena masalah wajib hijab.
''Saya merasa luar biasa setelah membuat keputusan untuk hidup saya yang pasti akan mengubah masa depan saya,'' kata Alizadeh kepada wartawan di Jerman pada Januari tahun lalu.
Iklan
Pesan solidaritas dan harapan
Dalam upacara pembukaan, para atlet ini akan berbaris ke stadion di tempat kedua di belakang negara pendiri Olimpiade kuno, Yunani.
Tim ini dipilih oleh Komite Olimpiade Internasional dan diambil dari 55 atlet yang meninggalkan negara asal mereka dan mendapatkan beasiswa untuk berlatih untuk pertandingan Olimpiade di negara baru mereka.
"Saya berbicara atas nama seluruh Gerakan Olimpiade ketika saya mengatakan bahwa kami tidak sabar untuk bertemu Anda secara langsung dan melihat Anda bersaing di Tokyo," kata Presiden IOC Thomas Bach pada presentasi virtual tim tersebut, Selasa (08/06).
Obor Olimpiade Keliling Dunia
Obor Olimpiade untuk pertama kalinya diterbangkan ke bulan. Sudah merupakan tradisi, perjalanan obor Olimpiade hampir selalu unik dan memiliki cerita tersendiri.
Foto: Reuters
Ke Luar Angkasa
Roket Soyuz tipe TMA-11M membawanya saat lepas landas Kamis (07/11/03). Obor Olimpiade dalam perjalanan pertamanya ke antariksa. Jarak menuju stasiun ruang angkasa ISS adalah yang terjauh yang pernah ditempuh simbol perdamaian tersebut.
Foto: Reuters
Awal Tidak Terpuji
1936 atlit Yaudi Alfred Schiff punya ide untuk menggelar ajang lari sambil membawa obor sebelum pesta olahraga Olimpiade dimulai. Kelompok Nazi yang saat itu berkuasa memanfaatkan usulan tersebut untuk kegunaan propaganda dan menggelar etape lari pertama obor Olimpiade dari Olympia di Yunani menuju Berlin. Setelah perang dunia kedua, ide ini diteruskan tanpa masalah.
Foto: CC-BY-SA-Bundesarchiv146-1976-116-08A
Asal Usul Api Obor
Sudah menjadi tradisi obor Olimpiade dinyalakan di Olympia. Jelang Olimpiade musim dingin di Socchi Rusia tahun 2014, aktris Yunani Ino Menegaki yang mendapat kehormatan tersebut. Obor Olimpiade sudah "keliling" sejak bulan September.
Foto: Reuters
Proses Penyalaan Unik
Baru satu kali obor Olimpiade tidak dinyalakan di Olympia. Jelang Olimpiade musim dingin 1952, atlet ski Sondre Norheim menyalakan api obor di kompornya di Morgedal Norwegia. Lalu ia memulai etape pertama lari obor tersebut.
Foto: picture-alliance/akg
Naik Pesawat ke 27 Negara
Pesawat ini menerbangkan obor Olimpiade ke Kapstadt di Afrika Selatan. 2004 para pembawa obor berlari di 34 kota dari 27 negara hingga akhirnya sampai ke Yunani.
Foto: Getty Images
Kereta Obor
Tidak semua jarak bisa ditempuh oleh pelari yang membawa obor atau pesawat. Beberapa jaraknya memang jauh, tetapi bisa diatasi lewat jalur darat dengan cara yang lain. Seperti jelang pesta Olimpiade di Salt Lake City, obor dibawa kereta api terbuka.
Foto: Todd Warshaw/Pool/Getty Images
Api di Puncak Dunia
Titik tertinggi yang pernah dicapai obor Olimpiade adalah Mount Everest jelang pesta Olimpiade Beijing 2008. Tapi banyak pihak yang melancarkan kampanye boikot lantaran memprotes kekerasan yang dilakukan pemerintah Cina terhadap etnis Tibet.
Foto: picture-alliance/dpa
Protes Terhadap Tuan Rumah
Aksi protes terhadap Cina terjadi terjadi di seluruh dunia. Cina mengerahkan kesatuan khusus untuk melindungi para pelari. Komite Olimpiade Internasional (IOC) bereaksi dengan menetapkan perubahan peraturan. Mulai 2016 pelari yang membawa obor hanya boleh melewati jalur di negara tuan rumah.
Foto: Getty Images
Tiba
Kamis (07/11/13) obor tiba di ISS. Kosmonot Oleg Kotov dan Sergei Ryazansky yang sudah berada di sana akan membawanya ke ruang angkasa. Ini berarti Rusia merealisasikan lari obor terbesar dalam sejarah. Astronot Koichi Wakata (ki.), Mikhail Tyurin dan Rick Mastracchio yang membawa obor tersebut ke ISS.
Foto: Reuters
9 foto1 | 9
"Ini akan mengirimkan pesan tentang solidaritas, ketahanan, dan harapan yang kuat kepada dunia ... Anda sekalian adalah bagian integral dari komunitas Olimpiade kami, dan kami menyambut Anda dengan tangan terbuka."
IOC meluncurkan tim pengungsi pertama di Olimpiade Rio guna meningkatkan kesadaran akan masalah pengungsi. Ratusan ribu orang telah membanjiri Eropa dari Timur Tengah dan tempat lain untuk melarikan diri dari konflik dan kemiskinan.
Tim yang ketika itu beranggotakan 10 orang dari Suriah, Kongo, Ethiopia, dan Sudan Selatan bertanding di cabang atletik, renang, dan judo.