1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanAmerika Serikat

AS Pertimbangkan Aturan Baru untuk Pendatang dari Cina

28 Desember 2022

Amerika Serikat mempertimbangkan untuk memberlakukan pembatasan perjalanan bagi para pendatang dari Cina sebagai upaya mengurangi penyebaran COVID-19, demikian laporan yang dirilis pada hari Selasa (27/12).

Penumpang mengenakan masker di Bandara Internasional Beijing
Pejabat AS mengutip kurangnya data yang kredibel tentang jumlah kasus COVID-19 di CinaFoto: Kyodo/picture alliance

Amerika Serikat sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan pembatasan baru COVID-19 bagi para pendatang dari Cina, demikian pernyataan pejabat pemerintah pada hari Selasa (27/12). Pernyataan para pejabat yang meminta namanya dirahasiakan itu dikutip oleh Bloomberg dan kantor berita Reuters.

Cina saat ini tengah menghadapi lonjakan kasus COVID-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya. Para pengamat bahkan menyebut data statistik resmi menyembunyikan tingkat keparahan wabah corona yang sebenarnya. Selain itu, Cina juga akan segera mengizinkan warganya meninggalkan negara itu lagi.

"Ada kekhawatiran yang meningkat di komunitas internasional tentang lonjakan COVID-19 yang sedang berlangsung di Cina dan kurangnya data transparan, termasuk data urutan genom virus, yang dilaporkan dari RRT,” kata pejabat tersebut, yang menggunakan inisial Republik Rakyat Tiongkok.

Cina buka pintu bagi wisatawan

Pelonggaran kebijakan nol COVID telah menghidupkan kembali prospek wisata untuk pertama kalinya sejak awal 2020. Mulai 8 Januari 2023, orang yang mendarat di Cina – termasuk warga negara Cina yang kembali – tidak lagi wajib dikarantina selama lima hari. Proses aplikasi paspor juga akan dilanjutkan dari tanggal tersebut.

Pengumuman tersebut menyebabkan lonjakan frekuensi ke situs web perjalanan Cina karena maskapai penerbangan berlomba untuk menghadirkan kembali rute internasional.

Jepang dan negara lain memperketat aturan bagi pengunjung dari Cina

Perdana Menteri Fumio Kishida mengumumkan pada hari Selasa (27/12) bahwa Jepang akan memperketat kontrol perbatasan dengan mewajibkan tes untuk semua pengunjung dari Cina mulai hari Jumat (30/12) sebagai tindakan darurat sementara terhadap lonjakan infeksi di sana.

"Ada kekhawatiran yang berkembang di Jepang,” kata Kishida. "Kami telah memutuskan untuk mengambil tindakan khusus sementara untuk menanggapi situasi tersebut."

Pengumuman itu muncul beberapa hari setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan sangat prihatin dengan meningkatnya laporan kasus parah di seluruh Cina.

Pekan lalu, India juga mengamanatkan tes COVID-19 untuk pendatang dari Cina, Jepang, Hong Kong, Korea Selatan, dan Thailand, serta mewajibkan karantina bagi mereka yang menunjukkan gejala atau yang hasil tesnya positif. India juga telah mulai menguji secara acak 2% penumpang internasional yang tiba di bandara.

Mengikuti langkah Jepang dan India, Malaysia juga mengumumkan peningkatan tindakan pelacakan dan pengawasan tambahan sebagai tanggapan atas situasi di Cina.

Menanggapi pertanyaan tentang persyaratan India dan Jepang, Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan pada hari Selasa (27/12) bahwa "tindakan COVID harus ilmiah, moderat, dan tidak boleh memengaruhi arus individu yang normal."

ha/gtp (Reuters, AP)

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait