Aung San Suu Kyi Akan Dibebaskan?
10 November 2010Aung San Suu Kyi, pemenang Nobel Perdamaian yang menghabiskan sebagian besar dari dua dekade terakhir sebagai tahanan rumah, akan dibebaskan Sabtu (13/11), seiring berakhirnya masa penahanan. Seorang pejabat pemerintah mengatakan pada kantor berita AFP, pihaknya belum menerima instruksi apapun dari para petinggi tentang pembebasannya. Tetapi ia mengaku sedang menyiapkan rencana keamanan untuk Sabtu, 13 November. Jikapun Suu Kyi akan dibebaskan, maka instruksi akan diberikan pada menit-menit terakhir.
Suu Kyi, pemimpin demokrasi Myanmar yang karismatik dan berpengaruh, masih merupakan ancaman potensial bagi junta militer. Namun dengan membebaskannya, junta dapat memperbaiki posisi dalam dunia diplomasi.
Tim pengacara Suu Kyi mengatakan, masa tahanan rumah yang tengah dijalani Suu Kyi, dimulai tanggal 14 Mei tahun2009 lalu. Ketika itu, Suu Kyi dituduh melanggar peraturan keamanan dengan mengijinkan seorang warga Amerika, yang berenang menyeberangi sungai demi menuju kediaman Suu Kyi, tinggal di rumahnya selama dua hari. Dunia internasional menuduh hukuman itu hanya alasan bagi junta untuk menghalangi keterlibatan Suu Kyi dalam pemilu yang baru lalu.
Nyam win, juru bicara tim mengatakan, Suu Kyi harus dibebaskan pada tanggal 13 Nobember, atau sebelum itu, karena masa tahanan rumah berakhir hari itu. Nyan Win, yang juga juru bicara partai Suu Kyi, Liga nasional untuk Demokrasi, NLD, menambahkan, pembebasan tersebut juga harus tanpa syarat, jika tidak, Suu Kyi tidak akan menerimanya. Di masa-masa sebelumnya, ikon demokrasi Myanmar itu senantiasa menolak pembebasan terbatas.
Saat dibebaskan dari hukuman enam tahun tahanan rumah pada 1995, Suu Kyi tidak diijinkan meninggalkan kota Yangon. Konfrontasi muncul saat ia mencoba melakukan perjalanan ke luar kota untuk bertemu para pendukungnya.
Sejauh ini junta militer belum menyatakan secara resmi, apakah Suu Kyi akan dibebaskan atau tidak. Pembebasan Suu Kyi, yang mendukung langkah untuk mengisolasi rejim, membawa resiko bagi militer yang mencari legitimasi bagi pemilu dan bagi pemerintahan baru yang akan dibentuk. Tetapi, pembebasan Suu Kyi mungkin merupakan harga yang bersedia dibayarkan oleh rejim untuk membelokkan kritik terhadap pemilu akhir pekan lalu yang mendapat kritik luas, terutama dari barat.
Militer dijamin mendapat seperempat dari seluruh kursi di parlemen, dan partai pemenang pemilu didominasi mantan anggota militer yang melepaskan seragamnya untuk masuk ke partai.
Suu Kyi menyuarakan perlawanan terhadap pemilu hari Minggu lalu, pertama dalam 20 tahun terakhir, yang seperti sudah ditebak dimenangkan dengan mudah oleh partai bentukan junta militer. Ia menyerukan pada para pendukungnya untuk membuka semua kecurangan pemilu.
Renata Permadi/rtr,afp
Editor: Yuniman Farid