1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sejarah

Auschwitz – Sejarah Hitam Kemanusiaan

Heike Mund
25 Januari 2020

Tanggal 27 Januari 1945, tentara Soviet masuk ke kamp konsentrasi Auschwitz, yang sudah ditinggalkan pasukan Jerman yang melarikan diri. Auschwitz kemudian menjadi simbol kebiadaban Hitler dan Nazi.

Gedenkstelle Auschwitz  Birkenau Zaun
Foto: DW/M. Heuer

Lokasi kamp konsentrasi Auschwitz di kota Oswiecim di Polandia sekarang menjadi museum terbuka. Lebih dua juta pengunjung setiap tahunnya datang ke sini dari berbagai penjuru dunia.

Kawasan luas itu dulunya menjadi lokasi tiga kamp konsentrasi utama dan dua kamp tambahan. Museum dan tempat peringatan Holocaust Auschwitz-Birkenau saja terletak di areal seluas 191 hektar.

Pasukan Jerman menduduki kota kecil di Polandia itu pada tahun 1939, dan tidak lama kemudian membangun areal kamp konsentrasi Auschwitz I. Belakangan dibangun kamp konsentrasi Auschwitz II yang juga dinamakan Auschwitz-Birkenau.

Sebelum Perang Dunia Kedua, di kota Oswiecim ada sekitar 14 ribu warga Yahudi. Situasi berubah ketika pasukan Jerman atas perintah Hitler menyerang Polandia 1 September 1939 dan menduduki negara itu. Warga Yahudi kemudian ditempatkan di kamp-kamp konsentrasi.

Gerbang masuk ke kamp konsentrasi AuschwitzFoto: DW/M. Oliveto

Kamp konsentrasi terbesar

Auschwitz adalah kamp konsentrasi terbesar yang dibangun rezim Nazi. Sebelumnya sudah dibangun enam kamp konsentrasi, antara lain di Dachau, Sachsenhausen dan Buchenau.

Terutama di Auschwitz II, yang juga dikenal sebagai Auschwitz-Birkenau, mekanisme pembunuhan dan pemusnahan oleh Nazi dijalankan dalam skala industrial. Di sinilah dibangun krematorium-krematorium untuk membakar mayat-mayat orang yang sebelumnya dibunuh di kamar-kamar gas.

Lebih dari 4000 anggota milisi Nazi, SS (Schutzstaffel), bertugas di Auschwitz Birkenau, mulai dari penjaga keamanan, tenaga administrasi, tenaga kesehatan sampai pekerja biasa. Di luar areal kamp konsentrasi terbentuklah daerah hunian elit yang ditinggali oleh para petinggi SS dan keluarganya. Anggota SS juga yang mengendalikan perdagangan di sekitar kamp konsentrasi, seperti restoran, bengkel dan toko perabot rumah tangga.

Awal 1943 di Auschwitz-Birkenau mulai dibangun krematorium dengan oven-oven besar. Kapasitas oven-oven ini diuji coba oleh SS pada tahanan-tahanan yang baru dikirim ke kamp konsentrasi itu. Ada 1100 orang - lelaki, perempuan dan anak-anak – yang dimasukkan ke dalam kamar-kamar gas yang kemudian diisi gas beracun Zyklon B. Setelah itu mayat-mayat mereka dibakar sampai menjadi abu di krematorium yang baru.

Ruang pembakaran mayat di Auschwitz-BirkenauFoto: DW/M. Oliveto

Pabrik kematian

Pimpinan proyek, Karl Bischoff, melaporkan keberhasilan uji coba itu ke Berlin: "Mulai sekarang 4756 mayat bisa diabukan dalam waktu 24 jam". Untuk mempercepat transportasi ke Birkenau, dibangun sistem transportasi kereta api dengan tiga jalur rel. Lebih dari dua pertiga tahanan yang dibawa ke Auschwitz-Birkenau langsung dimasukkan ke kamar gas, kemudian dibakar. Abunya lalu dibuang ke danau-danau di sekitar tempat itu.

Akhir 1944 dicatat "transportasi Yahudi" yang terakhir menuju Auschwitz-Birkenau. Para tahanan datang dari berbagai negara di Eropa. Di antaranya gadis berusia 15 tahun bernama Anne Frank. Secara kebetulan, buku-buku harian Anne Frank ditemukan setelah perang berakhir, dan menjadi dokumen penting mengenai kejahatan Nazi terhadap warga Yahudi.

Menurut penelitian para ahli sejarah dari dokumen dan arsip Nazi, sekitar 1,1 juta orang dibunuh di Auschwitz-Birkenau. Kebanyakan korban adalah warga Yahudi dari Hungaria, Polandia, Italia, Belgia, Prancis, Belanda, Yunani, Kroasia, Rusia, Austria dan Jerman.

Koper-koper peninggalan para tahananFoto: DW/M. Oliveto

Holocaust Memorial Day

Ketika pasukan Rusia masuk ke kamp konsentrasi Auschwitz pada 27 Januari 1945, mereka menemukan sekitar 7000 tahanan yang kurus kering, 500 di antaranya adalah anak-anak. Hanya sedikit tahanan yang masih mampu berdiri. Yang lain sudah terlalu lemah dan sakit.

Sebelum meninggalkan tempat itu, anggota SS masih berusaha memusnahkan dokumen-dokumen tentang pembunuhan yang mereka lakukan. Hanya sedikit dokumen yang tersisa dan bisa diselamatkan. SS juga meledakkan sebagian besar barak dan krematorium untuk menghapus jejak kejahatan mereka.

Anggota SS bahkan masih memaksa puluhan ribu tahanan untuk keluar dari kamp konsentrasi dan berjalan bersama mereka melarikan diri. Seperempat dari rombongan tahanan mati di jalan karena kedinginan, kelaparan atau ditembak mati. Sejak 2005, tanggal 27 Januari diperingati sebagai "Holocaust Memorial Day". (hp/na/yp)