Australia Bangun 'Angkatan Laut Terbesar' Sejak PD II
20 Februari 2024
Australia umumkan rencana untuk meningkatkan anggaran belanja pertahanan dan pengadaan kapal perang siap tempur. Canberra ingin perkuat angkatan lautnya, imbas ketegangan antara Cina dan Rusia.
Iklan
Australia mengumumkan pada Selasa (20/02) bahwa Canberra akan melipatgandakan armada kapal tempur untuk Angkatan Laut, dan menghabiskan 11,1 miliar dollar Australia (sekitar Rp113,5 triiun) untuk periode satu dekade mendatang.
Rencana ini akan membuat kapal perang siap tempur Australia, dari yang saat ini berjumlah 11 kapal menjadi 26 armada, dan ditambah dengan 25 kapal perang kecil untuk berkontribusi pada operasi keamanan maritim sipil.
"Ini adalah armada terbesar yang akan kami miliki sejak akhir Perang Dunia Kedua," kata Menteri Pertahanan Richard Marles.
Kekhawatiran atas ketegangan Cina dan Rusia
Selama bertahun-tahun, Canberra telah berupaya membangun kemampuan pertahanan angkatan lautnya untuk menghadapi ekskalasi daya tembak besar-besaran yang dilakukan oleh negara pesaingnya, yaitu Cina dan Rusia.
Tinjauan strategis Australia pada 2023 mengatakan bahwa persaingan antara Amerika Serikat (AS) dan Cina mendefinisikan kawasan Pasifik yang mengarah pada "potensi konflik."
"Apa yang sangat penting untuk dipahami adalah bahwa ketika kita memikirkan masa depan, dengan dunia yang tidak menentu dalam hal persaingan antar kekuatan besar ini, kita akan memiliki kemampuan yang sangat berbeda pada pertengahan tahun 2030-an dari apa yang kita miliki saat ini," ungkap Marles.
"Itulah yang kami rencanakan dan itulah yang sedang kami bangun," tambah Marles.
Pada 2021, Australia sempat mengumumkan rencananya untuk membeli setidaknya tiga kapal selam bertenaga nuklir yang dirancang oleh AS, sebagai bagian dari pakta keamanan AUKUS dengan Washington dan London.
Iklan
Rencana Australia beli kapal perang baru
Australia akan mendapatkan enam kapal jenis fregat kelas Hunter, 11 fregat serbaguna, tiga kapal penghancur pesawat tempur, dan enam kapal perang tercanggih tanpa awak.
Dengan rencana itu, Australia akan meningkatkan anggaran belanja pertahanannya menjadi 2,4% dari PDB pada pertengahan 2030-an, jumlahnya lebih tinggi dari ekspektasi saat ini sebesar 2,1%.
Barakuda Sirip Pendek, Kapal Selam Teranyar Australia
Australia membeli 12 kapal selam baru senilai 36 milyar Dollar AS dari Perancis. Produsennya mengklaim kapal selam tersebut adalah mesin perang berpenggerak konvensional paling mematikan dalam sejarah. Inilah wujudnya.
Foto: picture-alliance/dpa/DCNS Group
Pembunuh Bersirip Pendek
Selama dua dasawarsa terakhir Australia menggunakan enam kapal selam kelas Collin bertenaga diesel buat mengamankan wilayahnya. Namun dalam waktu dekat kapal selam buatan dalam negeri itu harus dibesituakan dan diganti dengan jenis teranyar dengan balutan teknologi paling mutakhir saat ini. Hasilnya adalah Barakuda Sirip Pendek buatan Perancis.
Foto: picture-alliance/dpa/DCNS Group
Senyap di Bawah Air
Menurut produsennya, DCNS, Barakuda akan menjadi kapal selam bertenaga konvensional paling mematikan dalam sejarah. Karena digerakkan oleh mesin jet air, monster laut sepanjang 90 meter itu mampu bergerak dalam senyap dan mengungguli kapal selam berpenggerak baling-baling. Dalam situasi perang, tulis DCNS, mesin hydrojet lebih unggul ketimbang jenis lainnya.
Foto: picture-alliance/dpa/AAP/DCNS GROUP
Teknologi Perang
Barakuda juga akan dilengkapi dengan teknologi termutakhir navigasi suara buatan Thales Underwater System yang saat ini sudah digunakan militer Inggris. Perpaduan antara keunggulan akustik, sistem pendeteksi teranyar dan kemampuan Barakuda menerima update untuk teknologi masa depan membuat Australia menjatuhkan pilihan pada produk buatan Perancis ini.
Foto: picture-alliance/dpa/AAP/DCNS GROUP
Beragam Misi, Satu Barakuda
Menurut DCNS, Barakuda dilengkapi dengan sistem pelontar torpedo yang juga mampu menembakkan peluru kendali jelajah dan menjangkau target pada jarak lebih dari 1.000 kilometer. Misi kapal selam itu mencakup misi anti kapal selam dan kapal perang, serangan darat, pengumpulan data intelijen, manajemen krisis dan operasi khusus.
Foto: picture-alliance/dpa/DCNS Group
Hujan Duit dari Canberra
Saat ini Barakuda baru digunakan oleh angkatan laut Perancis. Namun berbeda dengan Australia, Perancis memilih jenis kapal selam yang digerakkan oleh tenaga nuklir. Pemerintah Australia berencana akan melengkapi setiap unit dengan sistem persenjataan senilai 1,5 milyar Dollar AS yang diproduksi oleh Lockheed Martin.
Foto: Reuters/DCNS
Galangan Baru di Adelaide
Menurut perjanjian, DCNS akan mendapat waktu selama 30 tahun untuk memproduksi 12 unit Barakuda. Perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki negara itu juga diwajibkan membangun galangan kapal di Adelaide untuk mempercepat proses produksi. Selain itu pemerintah di Canberra meminta agar sistem elektronik dan piranti lunak dibuat oleh perusahaan Amerika Serikat.
Foto: picture-alliance/AP Images/T. Camus
Struktur Rumit
Namun lantaran desainnya, produksi Barakuda diyakini tidak akan sesederhana seperti yang dibayangkan. Sebagai perbandingan, satu unit Barakuda terdiri atas 350.000 komponen, sementara pesawat raksasa Airbus A380 cuma terdiri atas 100.000 komponen.
Foto: Reuters/S. Mahe
7 foto1 | 7
"Keputusan yang kami ambil ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pengeluaran pertahanan ... dan hal itu diperlukan, mengingat kompleksitas keadaan strategis yang dihadapi negara kami," kata Marles.
Beberapa armada kapal akan dibangun di Adelaide dan membuka lebih dari 3.000 pekerjaan, namun pekerja lainnya akan bersumber dari para desainer AS, dan beberapa desain dari Spanyol, Jerman, Korea Selatan, atau Jepang, yang masih belum akan diputuskan nantinya.
kp/rs (AFP, Reuters)
Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!