Australia Investigasi Kemungkinan Spionase Cina di Parlemen
25 November 2019
Badan intelijen Australia mengatakan sedang menyelidiki laporan bahwa Cina mencoba merekrut mata-mata di parlemen. Ini tuduhan kedua terhadap spionase Cina di Australia dalam seminggu.
Iklan
Perdana Menteri Australia Scott Morrison hari Senin (25/11) mengatakan, kemungkinan bahwa Cina mencoba menempatkan agen di parlemen negara itu "sangat mengganggu dan meresahkan."
Pernyataan Morrison datang setelah program berita Australia "60 Minutes" Minggu malam (24/11) melaporkan bahwa dinas Cina menawarkan mobil mewah seharga 1 juta dolar Australia kepada Bo "Nick" Zhao untuk mencalonkan diri sebagai anggota parlemen di Melbourne.
Organisasi Intelijen Keamanan Australia ASIO mengatakan dalam sebuah pernyataan, mereka "sebelumnya sudah mengetahui" ada dugaan persekongkolan itu dan telah meluncurkan penyelidikan atas tuduhan-tuduhan tersebut. Cina belum memberi tanggapan resmi atas tuduhan itu.
Menurut media Australia, Bo "Nick" Zhao memberi keterangan tentang dugaan plot mata-mata itu kepada ASIO, sebelum dia ditemukan tewas di kamar sebuah motel pada Maret 2018. Penyebab kematiannya masih menjadi misteri bagi polisi.
Plot Spionase Cina di Australia?
Tuduhan terakhir ini muncul sehari setelah media Australia melaporkan bahwa seorang pria yang diidentifikasi sebagai agen intelijen Tiongkok telah memberi ASIO rincian operasi intervensi politik Cina di Australia, Taiwan dan Hong Kong.
Menurut laporan itu, Wang Liqiang yang berusia 26 tahun mengatakan, dia secara pribadi terlibat dalam operasi infiltrasi dan spionase itu.
Namun kepolisian Vina hari Sabtu (23/11) mengatakan, Wang Liqiang adalah penipu yang "pengangguran" dan buron yang dicari di Cina karena kasus penipuan.
Mitra dagang penting
Cina adalah salah satu mitra dagang Australia yang paling penting, tetapi hubungan kedua negara telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir, ketika Cina berupaya meningkatkan pengaruhnya di Pasifik Selatan dan munculnya tuduhan kegiatan spionase Cina di berbagai negara.
Seorang juru bicara pemerintah Australia mengatakan, negara itu sekarang menyediakan lebih banyak sumber daya untuk badan-badan intelijen dan keamanan dan membentuk koordinator "interferensi asing".
"Ini bukan hanya soal uang tunai dalam kantong, yang diberikan sevagai bantuan. Ini adalah kegiatan yang disponsori negara (asing) untuk menyusup ke parlemen kami menggunakan warga negara Australia dan pada dasarnya menjalankan kegiatan sebagai agen asing dalam sistem demokrasi kami," kata kepala komite intelijen Andrew Hastie kepada program, berita "60 Minutes".
Hewan-Hewan Spionase: Ikan Paus, Merpati, dkk
Seekor ikan paus ditemukan di lepas pantai Norwegia dan dicurigai sebagai mata-mata Rusia. Merpati, kucing serta hewan lainnya juga telah dipasangi peralatan intelijen di tubuhnya, dan tingkat keberhasilan berbeda-beda.
Foto: Imago/C. Ohde
Ikan paus agen intelijen Rusia?
Ikan paus di lepas pantai Norwegia ini terlihat jinak saat berenang mendekati perahu nelayan. Namun, di badannya terdapat tali pengikat dengan tulisan ‘‘Peralatan St. Petersburg‘‘. Pada tali pengikat disematkan alat untuk memasang kamera. Apakah ikan paus dijadikan agen intelijen Rusia? Bisa jadi paus itu lari dari perairan Rusia.
Foto: Joergen Ree Wiig/Norwegian Direcorate of Fisheries Sea Surveillance Unit via AP/picture-alliance
Merpati mata-mata yang tersohor
Menggunakan binatang sebagai mata-mata sudah jadi rahasia umum badan intelijen di seluruh dunia. Tentara Jerman, misalnya, pada Perang Dunia I menggunakan burung merpati berkamera sebagai sarana pengumpul informasi. Merpati akhirnya tidak pernah digunakan secara permanen, karena kamera otomatisnya hanya dapat memotret 12 foto dan merpati harus tepat terbang di atas lokasi yang dituju.
Foto: picture-alliance/dpa/Cortesía del Museo Internacional del Espionaje
Agent Flipper
Ada banyak teori tentang hewan sebagai agen intelijen, khususnya di Israel. Kelompok radikal Islam, Hamas, mengklaim menemukan lumba-lumba berkamera beserta alat ‘‘spionase‘‘ lainnya di jalur Gaza. Angkatan Laut AS juga diketahui telah menggunakan lumba-lumba dalam ‘‘Program Mamalia Laut‘‘ mereka sebagai pelacak ranjau.
Foto: Robert Pitman
Mata-mata tercepat?
Pada tahun 2007, Iran menemukan dan menghancurkan apa yang mereka sebut jaringan mata-mata Israel yang menggunakan tupai. Penjaga perbatasan Iran menemukan 14 tupai yang dilengkapi pelacak GPS. Namun, hubungan tupai tersebut dengan intelijen Israel tidak dapat dibuktikan.
Foto: picture-alliance/Wildlife/R.Usher
Gagalnya ‘’Accoustic Kitty’’
Pada tahun 1960, dalam program ‘‘Accoustic Kitty‘‘ CIA menempatkan implan mikrofon pada kucing, yaitu pada keempat kakinya, untuk memata-matai kegiatan yang berlangsung di gedung Kedutaan Besar Uni Soviet. Program tersebut gagal total. Kucing pertama saja yang dipasangi mikrofon mati tertabrak taksi di jalan.
Foto: DW/K. Zeineddine
Agen hiu berkedok?
Para peneliti di Badan Proyek Penelitian Tingkat Lanjut (DARPA) milik militer AS dilaporkan mengembangkan sejenis remote control yang ditempatkan sebagai implant di otak hiu. Dengan cara itu, hiu hendak dikendalikan dari jarak jauh. Katanya hanya untuk tujuan penelitian. Tetapi potensi penggunaan oleh militer sangat besar.
Foto: picture-alliance/dpa/imageBROKER
Lebah pelacak informasi?
Lebah pekerja bisa jadi mata-mata berikutnya. Mereka bisa dilatih melacak bau-bauan tidak alami, seperti misalnya bahan peledak. Yang paling tepat adalah lebah yang bertugas mencari dan melaporkan lokasi bahan baku pembuat madu. Namun, para ahli berargumen, terlalu banyak jenis bau-bauan di alam yang dapat mengalihkan perhatiannya. (Ed: sng/ml)