Sebuah start up di Jerman tawarkan teknik pemindai dengan smartphone untuk menciptakan avatar 3D replika tubuh manusia. Avatar meta realistis ini bisa diakses beragam sumber data dan punya potensi besar untuk industri.
Iklan
Meshcapade adalah sebuah start up dari Cyber Valley di Tübingen, Jerman. Perusahaan start up itu punya target mempermudah teknik penangkap gerakan dari pemindai tubuh.
Naureen Mahmood yang berasal dari Pakistan adalah salah seorang pendiri Meshcapade. Ia mengatakan, inovasinya memudahkan pembuatan replika digital tubuh manusia, sesuai bentuk dan ukuran aslinya. Dengan kata lain siapapun bisa membuat avatar dengan cara amat mudah.
"Orang hanya perlu smartphone untuk merekam gambar. Itu cukup untuk membuat avatar, kata Mahmood. "Jika kita merekam beberapa foto diri sendiri, avatarnya punya lebih banyak informasi, bagaimana kenampakan dari berbagai sudut." ujar Mahmood lebih jauh, Ini membuat avatarnya semakin mirip diri kita sendiri, dan inilah esensi dari kekuatan besar yang dikembangkan di Meshcapade.
Di era pasca pandemi realitas fisik dengan cepat membaur dengan dunia virtual. Manusia ingin sebuah personalisasi avatar, dengan ekspresi wajah dan gerakan realistis.
Membuat Replika Digital Realistis dengan Biaya Terjangkau
03:42
Penciptaan manusia meta yang akurat
Teknologi SMPL yang saat ini digunakan Meshcapade, memungkinkan penciptaan manusia meta yang akurat dan realistis dalam format tiga dimensional yang mudah diakses dengan menggunakan berbagai sumber data. Jadi ini memiliki potensi besar buat dunia fesyen, hiburan dan industri riset medis.
Iklan
Naureen Mehmood mengatakan, sejatinya dia dan timnya mempelajari dan menggunakan pembelajaran mesin dan AI, untuk melatih komputer menggunakan informasi sistem pemindai tiga dimensional.
"Kami memindai ribuan orang, dengan bermacam bentuk tubuh dan dari berbagai pose. Dari situ, kami membantu komputer belajar, bagaimana kenampakan dan gerakan manusia. Dengan informasi itu, mereka dapat menggunakan data apapun," ujar Mehmood.
"Kami bisa hanya menggunakan ukuran tubuh anda, dan menciptakan versi Anda yang bisa digunakan untuk belanja busana," kata Mahmood menambahkan. Ini tentu juga bisa digunakan untuk pertemuan virtual.
Naureen Mahmood berasal dari Lahore, Pakistan. Ia mendirikan Meshcapade pada tahun 2018 bersama dua rekan lainnya. Perusahaan itu saat ini punya 10 pekerja dari berbagai negara. Mereka memenangkan penghargaan senilai 50.000 Euro dari lembaga bergengsi Jerman, Max Planck Society dan dari donor Association for the Promotion of Humanities and Science in Germany.
"Itu momen sangat membanggakan," kata Mahmood. Dia juga meyakini, semakin banyak warga Pakistan dan perempuan bisa mewujudkan cita-citanya. Ini perasaan yang sangat membahagiakan, katanya.
Evolusi Konsol Game: Mulai dari Atari hingga PS5
Setiap generasi konsol video game baru memiliki desain yang segar dan elegan. Berikut perkembangan konsol game sejak akhir tahun 1970-an.
Foto: Reuters/Sony Interactive Entertainment Inc.
Playstation 5 (2020)
PS5 hadir dengan bentuk lekukan dan sudut-sudut tajam asimetris yang didominasi warna putih dan hitam, menjadikannya terlihat futuristik. Bentuknya unik dan berbeda dari desain pendahulunya, karena untuk kali pertama memiliki dua warna. Bagi sebagian orang, desain PS5 dianggap menarik, namun sebagian yang lain tampilan konsol PS5 mengingatkan pada bentuk router nirkabel.
Foto: Reuters/Sony Interactive Entertainment Inc.
Atari Video Computer System (1977)
Atari Video Computer System atau Atari 2600, merupakan konsol pertama yang paling laris di pasaran. Dengan permainan seperti Q*bert, Pacman, dan Space Invaders, konsol yang menggunakan mikroprosesor ini menghibur jutaan penggunanya di seluruh dunia. Desainnya mirip tampilan veneer kayu yang populer pada perangkat televisi masa itu.
Foto: picture-allince/Zuma Wire/D. Klamka
Nintendo (1983)
Nintendo Entertainment System (NES) diluncurkan di Jepang dan sejak tahun 1983 telah menjual lebih dari 61,91 juta unit secara global. Bentuk NES terkenal dengan warna khas kotak berwarna abu-abu dan masih memiliki penggemar hingga hari ini. Pabrikan Nintendo memiliki beberapa seri game terkenal seperti Super Mario Bros dan Zelda.
Foto: picture alliance/R. Goldmann
Super Nintendo (1990)
Pada tahun 1990, Super Nintendo Entertainment System (SNES) dirilis di Jepang dengan nama Super Famicom, diikuti oleh AS pada tahun 1991, dan Eropa setahun kemudian. SNES memiliki perubahan desain, fisiknya lebih bulat di ujung kiri kanan dan ada tambahan tombol menjadi A-B-X-Y, start-select, dan empat tombol arah.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Seidel
Playstation (1994)
Kisah sukses Sony di pasar konsol game dimulai dengan PlayStation. Perangkat ramping yang terinspirasi dari SNES ini mendominasi pasaran dunia game sejak diluncurkan pada tahun 1994. Hingga bulan Mei 2004, Sony tercatat telah memproduksi sekitar 100 juta PlayStation.
Foto: picture-allince/Zuma Wire/D. Klamka
Nintendo GameCube (2001)
Sama seperti namanya, konsol Nintendo ini berbentuk kubus. Referensi bentuk yang terinspirasi dari dadu ini diberi warna ungu yang dianggap cocok untuk mainan anak-anak. Sayangnya, GameCube tersaingi oleh kehadiran PS2 dan Xbox yang lebih menarik perhatian pengguna kala itu.
Foto: picture-alliance/dpa/AFP/Y. Tsuno
Xbox (2002)
Xbox adalah konsol game pertama yang dibuat oleh Microsoft, dirilis pada 14 November 2001. Ukuran Xbox sedikit lebih besar dibandingkan konsol lainnya, dilengkapi dengan hard drive, kemampuan menyalin musik dari CD, dan kualitas suara Dolby Digital. Xbox original terjual 24 juta unit, masih kalah dari penjualan PS2 yang menyentuh angka155 juta unit.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Gurzinski
Xbox 360 (2005)
Xbox 360 menjadi konsol dengan contoh desain yang buruk, memang tidak selalu jelek namun sistem pendingin tidak bekerja dengan baik. Saat konsol kepanasan, LED yang mengelilingi tombol daya berubah menjadi merah. Meskipun begitu, Microsoft menjual hampir 6 juta Xbox 360 di tahun pertama kemunculannya.
Foto: Imago/Zuma/M. Day Mass
Wii (2006)
Tanggal 19 November 2006, Nintendo meluncurkan konsol bernama ‘‘Wii‘‘. Inovasi terletak pada remote controller tanpa kabel yang menempel ke induk konsol. Pengendali ini dilengkapi sensor yang mampu menggerakkan pemain dalam game yang dimainkan. Pada saat itu, warna putih sedang digemari karena kesannya yang keren.
Foto: picture alliance/ImageBROKER/NielsDK
Playstation 4 (2013)
Playstation 4 hadir dengan desain yang simpel dan elegan, dilengkapi dengan fitur untuk streaming. PS4 yang dapat disambungkan ke smartphone atau tablet ini memiliki pengembangan pada joystick yang memiliki sensor suara serta touch pad. Konsol ini bukan lagi mainan untuk anak-anak.
Foto: picture-allince/dpa/A. Warnecke
Nintendo Switch (2017)
Sementara Sony dan Microsoft terus mengembangkan model yang telah dicoba dan diuji, Nintendo beralih ke sesuatu yang baru: Switch. Perangkat Nintendo Switch bertransformasi menjadi konsol mobile yang bisa dibawa ke mana-mana. Adanya fitur multiplayer dapat menghubungkan dengan tujuh konsoler lainnya.
Foto: picture alliance/dpa/C. Gateau
Xbox Series X (2020)
Microsoft tetap setia pada tradisi desain konsol yang sudah ada untuk Xbox Series X-nya. Banyak kritikus media sosial merasa konsol itu menyerupai menara komputer atau bahkan lemari es mini, sehingga mendapat julukan "Xbox kulkas". Namun petinggi Xbox mengklaim perangkat Xbox Series X menjadi konsol paling kompatibel yang pernah ada. (Ed: ha/rap)
Penulis: Kristina Reymann-Schneider
Foto: Microsoft
12 foto1 | 12
Peluang bekerja, belajar dan riset di Jerman
Dalam ekosistem start up di Jerman, saat ini kuata perempuan pendiri perusahaan hanya 11%. Bagi Naureen Mahmood, memantapkan posisi start up teknologi ibarat perang meraih posisi pemuncak. Ia mengatakan, amat penting bagi Jerman untuk membuka peluang bagi perempuan dan orang dari berbagai latar belakang yang datang ke negara ini untuk belajar, bekerja dan melakukan riset.
Menurut Mahmood, jika Jerman terus membangun lebih banyak sistem penunjang bagi start up, terutama untuk beragam orang dari berbagai kawasan di luar Eropa, agar memudahkan mereka membangun start up dari nol, ini menjadi keuntungan besar bagi Jerman.
Lanskap start up teknologi berkembang pesat di Tübingen. Buat Naureen dan suaminya, Talha Mahmood, kota kecil yang indah bak dalam dongeng di baratdaya Jerman ini, menjadi lokasi ideal untuk bermukim dan bekerja bersama. (ml/as)