Awal Mula Revolusi Islam Iran
10 Februari 2009Tanggal itu sebenarnya ditetapkan 'seenaknya'. Pada hari itu memang pemerintahan di bawah Shahpur Bakhtiar sebagai pemerintahan terakhir yang diangkat oleh Shah Reza Pahlevi, mengundurkan diri, dan militer menyatakan akan bersikap netral menghadapi sengketa dengan rezim lama.
Sebenarnya tanggal 16 Januari juga dapat dinyatakan sebagai hari bersejarah, karena pada hari itu Shah meninggalkan Iran. Atau, tanggal 1 Februari, ketika Khomeini kembali ke Iran dari pengasingannya di Paris. Atau juga tanggal 12 April, saat Khomeini memproklamirkan 'Republik Islam Iran'. Berikut latar belakang sampai terjadinya peristiwa tahun 1978/79.
Kekuasaan Berdarah Ayatollah Khomeini
Ayatollah Khomeini mengobarkan revolusi 1979 buat mengakhiri kekuasaan monarki yang represif dan sarat penindasan. Ironisnya negara agama yang ia dirikan justru menggunakan cara-cara serupa untuk bisa bertahan.
Reformasi Setengah Hati
Iran pada dekade 1970an mengalami perubahan besar lewat "Reformasi Putih" yang digenjot Syah Reza Pahlevi. Program yang antara lain berisikan reformasi agraria dan pendidikan itu sebenarnya diarahkan untuk mempersempit pengaruh kaum Mullah dan tuan tanah. Namun Reformasi Putih menciptakan ketegangan sosial yang justru ingin dihindari pemerintah. Seluruh negeri tiba-tiba bergejolak.
Monarki Tanpa Oposisi
Iran pada era Pahlevi membungkam oposisi lewat penculikan, pembunuhan, penyiksaan dan eksekusi mati. Pada demonstrasi massal 1963, sekitar 15.000 mahasiswa tewas terbunuh. Antara 1971 hingga Revolusi Islam 1979, sebanyak 100 tokoh oposisi melepas nyawa di tiang gantungan. Sampai 1975 pemerintah menahan hampir semua jurnalis, seniman, sastrawan, ulama dan akademisi yang bersimpati pada oposisi
Arus Balik Khomeini
Ayatollah Khomeini yang awalnya mendukung kekuasaan terbatas Monarki Iran, berbalik arah memperkenalkan sistem pemerintahan Islam berbasis kekuasaan Ulama, Wilayatul Faqih. Oleh Pahlevi ia dikucilkan. Putra Khomeini, Mostafa, dibunuh oleh pasukan rahasia Syah Iran, Savak, setahun sebelum revolusi.
Sekulerisme Islam
Namun begitu Khomeini tidak serta merta membangun pemerintahan Mullah di tahun pertama revolusi. Sebaliknya ia mengakui peran kelas menengah dalam menjatuhkan Pahlevi dengan membentuk pemerintahan sekuler di bawah tokoh liberal dan moderat Mehdi Bazargan (gambar) sebagai perdana menteri dan kemudian Abolhassan Banisadr yang merupakan aktivis HAM Iran.
Kebangkitan Islam Militan
Tapi menguatnya militansi pengikut Khomeini yang ditandai dengan penyerbuan Kedutaan Besar Amerika Serikat menyudahi peran kaum liberal. Terutama sejak perang Iran-Irak, Khomeini banyak memberangus oposisi. Antara 1981 dan 1985, pemerintah Islam Iran mengeksekusi mati 7900 simpatisan oposisi.
Pengkhianatan Ayatollah
Untuk mempertahankan idenya tentang kekuasaan Ulama, Khomeini tidak cuma mengucilkan perdana menterinya sendiri, ia juga memenjarakan ulama besar Syiah, Ayatollah Sayid Muhammad Kazim Shariatmadari (gambar) dengan tudingan makar dan calon penggantinya, Ayatollah Hossein-Ali Montazeri karena menentang tindakan represif pemerintah.
Dekade Berdarah
Dekade 1980-an menandai kekuasaan berdarah Khomeini. Dalam Tribunal Iran, PBB menuding rejim Islam Iran melakukan "pelanggaran berat Hak Azasi Manusia." Selama tahun 1980-an, sebanyak 20.000 tahanan politik meninggal dunia di penjara dan lusinan media diberangus paksa.
Derita di Balik Jeruji
Pengadilan Kejahatan HAM Iran yang digelar di Den Haag tahun 2012 silam mengungkap berbagai kesaksian mantan tapol. Sebagian besar mengabarkan penyiksaan di penjara, antara lain digantung terbalik selama berhari-hari dan dipaksa melihat adegan penyiksaan terhadap rekannya, serta dikurung di sel isolasi tanpa sinar matahari selama berminggu-minggu.
Eksekusi Massal
Hingga kini Iran menjadi salah satu negara dengan jumlah hukuman mati tertinggi di dunia terhadap tahanan politik. Setahun menjelang kematiannya (3 Juni 1989), Khomeini menggulirkan gelombang eksekusi massal terhadap tokoh oposisi. Tidak jelas berapa jumlah tahanan politik yang tewas. Sebuah sumber menyebut jumlah tapol yang dieksekusi mati mencapai 30.000 orang.
Meski mencapai puncaknya pada caturwulan pertama tahun 1979, tetapi asal usulnya sudah berakar jauh sebelumnya, dan dampaknya masih dirasakan bertahun-tahun sesudahnya. Revolusi itu berawal mula pada kejadian-kejadian di tahun 1953. Ketika itu PM terpilih Mohammad Mossadegh, yang menasionalisasi sumber minyak Iran, digulingkan oleh CIA dan digantikan oleh militer yang memungkinkan kepulangan Shah Mohammad Reza Pahlevi yang melarikan diri ke Roma.
Foto Langka Putri Harem Persia
Beberapa di antara putri itu berkumis, mengenakan tutu. Tak sembarangan orang bisa masuk ke harem Raja Nasir al-Din Shah Qajar. Namun kekuatan lensa kamera mengabadikan kehidupan para putri.
Pemain piano pertama di Iran
Raja Nasir al-Din Shah Qajar tidak hanya memiliki banyak istri, tapi juga punya banyak anak. Esmat al-Dowleh atau Esmat al Dwala merupakan salah satu putri Raja Nasir Shah. Ibunya, Taj al-Dawla atau Taj el Dowleh merupakan selir Raja Nasir Shah. Esmat lahir pada tahun 1855. Sang ayah mengimpor piano ke Iran dan Esmat el-Dowleh kemudian menjadi perempuan pertama di Iran yang bisa main piano.
Tiga generas dalam bingkai
Dari pernikahannya dengan Taj el Dowleh, raja memperoleh empat orang anak. Tampak dalam foto: istri raja: Taj al-Dowleh, putrinya : Esmat al-Dowleh dan cucunya atau anak Esmat: Fahr al-Taj. Anak perempuan Esmat al-Dowleh dalam foto adalah anak keempat.
Keturunan dinasti Qajar
Raja Nasir al-Din Shah Qajar beristri lebih dari 80 orang. Jumlah anaknya lebih dari 40 orang, namun beberapa orang meninggal ketika baru lahir atau masih berusia anak-anak. Yang bertahan hidup 26 orang. Dari anak-anak tersebut raja memperoleh banyak cucu. Tampak dalam foto, salah satu cucunya, Fahr al-Taj.
Cucu raja
Cucu Raja Nasir al-Din Shah Qajar, Fahr al-Taj tampak sedang bersantai di pinggir kebun. Dalam foto-foto zaman raja Nasir al-Dhin Qajar, perempuan-perempuan Persia cukup aktif mengekspresikan diri. Di masa ini, mereka juga tak menutup wajahnya dengan cadar
Kumis Putri Esmat al Dowleh
Pada masa itu, sangat lumrah jika perempuan berkumis. Berbagai laporan menyebutkan , begitu banyak pria mengagumi kecantikan putri raja berkumis itu dan ingin meminangnya. Esmat sering menolak lamaran-lamaran itu.
Berasyik-masyuk di kebun
Ini adalah foto Esmat al-Muluk, cucu raja Nasir Shah Qajar. Ia berfoto bersama suaminya, Hassan Mostofy al-Muluk.
Bersuami PM Persia
Suami Esmat al-Muluk (cucu raja ), Hassan Mostofy al-Muluk, merupakan perdana menteri Iran selama periode Qajar dan Pahlevi. Tak jauh dari mereka, duduk Esmat el-Muluk.
Konyol-konyolan ala putri-putri
Ya..belum ada selfie atau wefie saat itu. Tapi semangat berfoto, tetap heboh.... Para perempuan dalam harem berasal dari berbagai latar belakang budaya, wilayah dan status sosialnyapun beragam. Mereka juga membantu tugas raja dan punya pengaruh di istana. Mereka beranak cucu. Tampak dalam foto, anak- cucu Raja Nasir al-Din Shah yang berpose jenaka.
Putri yang progresif
Taj al-Saltanah dilahirkan tahun 1883 dari salah satu istri Raja Nasir yang bernama Turan al-Saltaneh. Putri kesayangan raja ini sangat terkenal sebagai feminis dan anggota The Society of Women’s Freedom.
Melawan saudara laki-lakinya sendiri
Putri Taj al-Saltanah merupakan salah satu pendorong Revolusi Konstitusional di Iran melawan abangnya sendiri, Mozaafar al-Dhin Shah, yang hidup mewah dari pinjaman Rusia dan Inggris. Revolusi tahun 1905-1907 ini memperjuangkan sistem konstitusional dan menentang kekuasaan absolut kerajaan serta intervensi asing di Iran.
Putri terkasih
Raja Nasir al-Din Shah Qajar amat mengasihi putrinya yang progresif ini. Sang putri juga dikenal dekat dengan kalangan sastrawan, terutama para penyair. Meski dicinta sang ayah, ia dibenci oleh saudara laki-laki ynag menggantikan ayahnya sebagai raja. Mozaafar al-Dhin Shah sangat tidak suka dengan aktivitas Taj di ruang publik.
Dari harem ke modernitas
Taj al-Saltanah juga aktiv menulis buku. Salah satu karyanya berjudul: Crowning Anguish: Memoirs of a Persian Princess from the Harem to Modernity 1884-1914.
Panen buah delima
Esmat al-Dowleh memiliah-milah buah delima. Foto-foto dalam album kerajaan ini memberikan kesempatan pada dunia luar untuk melihat perempuan "pertama" Iran dalam sejarah modern.
Bersenang-senang di kebun
Esmat al-Dowleh bersama saudari-saudari dan kawan-kawannya di kebun. Ayahnya Raja Nasir al-Din Shah Qajar yang modern merupakan sultan pertama Persia yang secara resmi mengunjungi Eropa pada tahun 1873, 1878 dan 1889.
Literatur dalam istana
Esmat el-dowleh tampak tengah menulis. Saat mengunjungi Eropa, ayahnya takjub dengan kemajuan teknologi dan budaya. Kembali ke Iran ia membawa budaya barat ke Persia. Di antaranya dengan mengenalkan baju balet agar dikenakan oleh para perempuan di haremnya serta budaya literatur.
Esmat al-Dowleh di usia senja
Esmat al-Dowleh berfoto bersama para saudarinya dan kerabat. Beberapa foto dalam album ini disimpan di Institute for Iranian Contemporary Historical Studies.
Foto berkabung
Malaria merenggut nyawa Putri Esmat al-Dowleh tahun 1905 setelah sempat dirawat di rumah sakit. Saudari dan kerabatnya berpakaian warna gelap tanda belasungkawa. .
Fotografi yang mendobrak harem
Seni fotografi merupakan salah satu kegemaran Raja Nasir al-Din Shah Qajar. Ia menjadi lambang dominasi pria dalam merekam kehidupan perempuan lewat kekuatan lensa. Tempat tak terjamah dunia luar itu akhirnya terabadikan dalam foto. Tampak dalam foto, sang raja bersama para istrinya. .
Konfrontasi antara Shah dan pihak oposisi meruncing, ketika kelompok republik, kelompok kiri dan kemudian kelompok muslim bangkit. Dengan bantuan dinas rahasia, Shah memburon dan menindas kelompok oposisi. Tetapi sebagai dampak dari penanganan kudeta, Shah Iran sekaligus semakin tergantung pada AS. Angkatan perangnya kemudian dilengkapi dengan senjata-senjata paling modern dari AS.
Atas keinginan AS pulalah pada tahun 60-an Shah Iran melaksanakan "Revolusi Putih", guna memupus kesenjangan sosial di negara itu. Shah memberlakukan reformasi pertanahan, yang memukul para bangsawan Iran. Juga dilaksanakan program pendidikan dan meluaskan hak bagi perempuan. Tetapi mungkin itu sudah terlambat, sebab kritik terhadap Shah semakin lantang. Apakah itu karena ketergantungannya pada AS maupun karena pemisahan yang berlebihan antara negara dan agama.
Saat Perempuan Iran Masih Boleh Mengamen
Perempuan Persia dalam sejarah dinasti Qajar mendapat kebebasan dalam mengembangkan seni musik dan tari, dan mempertunjukannya di muka publik. Fenomena yang kini jarang ditemui.
Artis dari Shiraz
Seni musik dan tari berkembang pesat di Iran pada masa kekuasaan dinasti Naser al-Din Shah Qajar (1848- 1896). Perempuan juga memainkan peran mereka dalam bidang tersebut. Perempuan asal kota Shiraz ini tak hanya piawai memainkan alat dawai petik tradisional Iran yang disebut “tar“ atau sejenis sitar, namun juga pandai menari.
Memetik 'tar'
Alat musik Iran yang disebut “tar“ ini bentuknya seperti biola dengan tangkai panjang. Alat musik ini menggunakan dawai simpatetik dan dawai biasa, serta memiliki ruang resonansi yang bisa menghasilkan suara unik. “Tar“ atau sitar merupakan alat musik yang sering digunakan dalam seni musik klasik Hindustan sejak abad pertengahan. Instrumen ini juga mengalami banyak perubahan.
Perempuan ini Khusus Menari untuk Pangeran
Selain alat musik, seni tari juga berkembang di era Qajar. Negar Khanoom adalah salah satu perempuan pada era Qajar yang khusus mempersembahkan pertunjukannya di hadapan pangeran Mohammad Hassan Mirza.
Penari top dari Era Qajar
Penari yang satu ini sangat terkenal di era Qajar. namanya Fathi Zangi. Sejak Revolusi Iran tahun 1979, banyak kelas-kelas di akademi musik ditutup, terutama bagi perempuan
Berpindah tempat
Para perempuan kelompok penari jalanan ini, sebagaimana kelompok pemusik dan penari lainnya, juga mengadakan pertunjukan dengan berpindah tempat. Mereka berasal dari distrik Salmas.
Memainkan bermacam instrumen musik
Sementara para perempuan yang tergabung dalam kelompok seni ini memainkan berbagai jenis instrumen musik sambil menari.
Laki-laki dan perempuan
Kalau kelompok yang satu ini terdiri dari jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Di masa lalu, mereka saling berbaur dalam mengembangkan seni musik dan tari bersama-sama.
Tar jadi favorit
“Tar“ boleh dibilang merupakan jenis instrumen musik paling digemari pada era Qajar. Tak cuma laki-laki, perempuan juga berkesempatan untuk memainkannya.
Memainkan tabuh
Selain alat musik petik, perempuan-perempuan Persia juga bisa memainkan alat musik perkusi.
Kelompok seni menjamur
Jumlah kelompok-kelompok seni yang tumbuh di era Qajar pun sangat banyak.
Perbedaan zaman
Semua pemainnya perempuan. Pada era tersebut, perempuan boleh bermain musik dan menari dengan bebas di muka publik. Hal ini jarang ditemui pada masa sekarang. Di masa sekarang ini, jika perempuan bermain musik atau menari jalanan, maka polisi akan datang dan menyuruh pergi.
Kebebasan dan larangan
Jika dulu perempuan Iran mempunyai kebebasan mutlak untuk berkesenian di muka publik, pada masa sekarang ini biasanya mereka hanya boleh bermain musik di konser atau tempat tertutup, itupun terbatas.. Pertunjukan solo perempuan juga dilarang.
Barat dan tradisional
Ada yang mengenakan pakaian tradisional, ada pula yang mengenakan pakaian barat. Yang jelas mereka menikmati kebebasan mereka dalam berkesenian.
Kini langka
Tak hanya di jalan-jalan, pada masa sekarang ini jarang perempuan tampil di televisi. Pemain musik pun harus mengikuti kaidah Islam yang berlaku jika tampil di layar kaca. Menurut hukum pidana Iran 1983, seorang yang mengenakan hijab yang buruk dihukum dengan 74 kali dera. Hukuman ini lalu diturunkan pada 1996 dengan penjara atau membayar denda dengan jumlah tertentu.
Mereka pun berpindah-pindah
Mereka adalah kelompok musik dari etnis Kurdi. Mereka tergolong piawai dalam berkesenian. Dengan busana unik perpaduan tradisional dan barat, warga Kurdi ini mempertunjukan bakat seni mereka dari satu tempat ke tempat lainnya.
Lawan politiknya ditahan, dihukum mati atau diusir ke luar negeri. Salah satunya adalah Ayatollah Khomeini yang menentang 'Revolusi Putih' dan menuduh Shah melanggar UU Islam. Tahun 1964 Khomeini dikucilkan ke Turki dan kemudian dia pindah ke Irak. Akhirnya pada tahun 1978 dia diijinkan menetap di Paris. Di Iran sendiri berbagai kelompok politik dan agama beraksi menentang Shah dan mendukung imbauan-imbauan Khomeini lewat rekaman kaset yang diselundupkan ke Iran.
Foto Terlarang Seronoknya Perempuan Iran
Mengoperasi hidung, mewarnai rambut, banyak perempuan Iran meniru gaya barat. Namun mereka menutupi kecantikannya di bawah chador. Dalam seri fotonya "Among Women" Samaneh Khosravi menunjukkan rahasia perempuan Iran.
Meniru artis barat
Kerudung dikenakan menutupi rambutnya yang dipirang, sementara chador dikenakan menyelimuti pakain gaya barat. Perempuan Iran ini bersiap keluar rumah. Kecantikan di Iran menyelaraskan tradisi dan modernitas. Ini terpapar dalam jepretan fotografer Samaneh Khosravi. Banyak perempuan Iran meniru tampilan aktris Hollywood yang mereka amati via internet atau televisi satelit.
Melonggarkan aturan
Sejak Revolusi Islam pada tahun 1979, perempuan di Iran harus menutupi rambut dan tubuhnya di muka publik. Perempuan muda melonggarkan aturan itu, misalnya memakai jilbab, namun sebagian rambut dapat terlihat. Tampak dalam foto, kelompok perempuan muda yang sedang berjalan bersama di Tochal, sebuah gunung di utara Teheran.
Wajah boleh terlihat
Kaum agamis di Iran menafsirkan aturan ketat tata cara berpakaian, dimana perempuan harus berhijab. Menutup wajah tak diwajibkan. Dahulu, dari tahun 1936 sampai 1941, raja Reza Shah Pahlevi melarang perempuan mengenakan jilbab di depan umum.
Jaket Marilyn Monroe
Banyak orang Iran berbelanja lewat internet - ketika mencari model-model unik seperti jaket Marilyn Monroe ini. Khosravi mengatakan: "Desainer muda mempublikasikan pakaian mereka dengan mudah di Facebook atau Instagram dan menjualnya dari rumah."
Operasi hidung laku di Iran
Perempuan Iran banyak mengeluarkan uang untuk penampilan mereka. Operasi plastik booming. Setiap tahun, dilakukan 60.000-70.000 operasi hidung di Iran - lebih tinggi jumlahnya dibanding negara-negara lain di dunia. Fotografer Samaneh Khosravi menemani pemudi Iran yang hidungnya dioperasi, katanya: "Dia sangat senang dengan hasilnya."
Tiap tahun angkanya naik
Dari statistik ditemukan, angka operasi hidung di Iran setiap tahun meningkat. Tampak seorang gadis muda masih dengan perban di hidung berjalan-jalan di Taman Kota Mashhad, melihat-lihat kerajinan tangan,
Menggabungkan tradisi dengan modernitas
"Kecantikan model Barat memainkan peran yang sama pentingnya dengan tradisi," ujar Khosravi. Fashion di Iran dipengaruhi oleh gabungan tradisi dan modernitas ini.
Perawatan kecantikan di rumah
Bahkan layanan kecantikan bisa dilakukan di rumah. Dalam foto tampak seorang penata rambut mencabuti rambut-rambut halus pelanggannya dan mewarnai rambut mereka. "Semakin banyak perempuan yang ingin mengecat rambut menjadi pirang," kata fotografer Khosravi.
Hobi menikur-pedikur
Samaneh Khosravi juga mengunjungi salon kecantikan besar di Iran. Di sana, perempuan bisa lebih bebas, karena laki-laki tidak diperbolehkan masuk ke salon ini. Banyak perempuan Iran menganggap perawatan kecantikan kuku sebagai hal penting, kata fotografer itu.
Tak selalu hitam
Khosravi menampilkan gambar yang menepis anggapan klise tentang busana perempuan Iran. "Banyak perempuan dengan taat menutup diri, tapi tetap mengenakan warna-warna cerah. Beberapa kalangan berpikir bahwa mereka selalu berjalan dengan hijab hitam.
Jaga kesehatan lewat olahraga
Gadis-gadis muda Iran tampak berolahraga di sebuah lapangan olahraga di Teheran. Kecantikan juga diselaraskan dengan kebugaran.
Merayakan kultus kecantikan
Terutama di kota-kota besar, kultus kecantikan dirayakan. "Generasi muda telah berhasil menemukan keselasaran ideal antara modernitas dan tradisi," kata Khosravi. Meskipun demikian, mereka tetap menghormati batasan-batasan sosial.
Tetapi awal tahun 1978 rejim seputar Shah Iran bereaksi terhadap serangan-serangan Khomeini dan menyebutnya sebagai mata-mata dan haus karir. Sesudahnya muncul berbagai demonstrasi protes dan bentrokan kekerasan dengan pihak oposisi, terutama dengan pendukung Khomeini. Dalam bulan-bulan berikutnya jatuh ratusan korban tewas. A.l. dalam peristiwa pembakaran terhadap sebuah bioskop di Abadan bulan Agustus 1978.
Ketika itu 477 orang tewas. Demonstrasi dan protes terus merebak ke seluruh negeri. Awal September di banyak kota diberlakukan hukum perang dan di Teheran terjadi pertumpahan darah di kalangan demonstran setelah pihak militer melepaskan tembakan.
Lini Masa Pertikaian Arab Saudi dan Iran
Bukan kali pertama Iran dan Arab Saudi bersitegang. Sepanjang sejarahnya, hubungan kedua negara acap mengalami pasang surut menyusul konflik politik atau agama. Inilah sejarah modern permusuhan dua ideologi dalam Islam
Damai berbayang kecurigaan
Hubungan Iran dan Arab Saudi baru tumbuh sejak kekuasaan Syah Reza Pahlevi dan Raja Khalid. Kedua negara sebelumnya sering direcoki rasa saling curiga, antara lain karena tindakan Riyadh menutup tempat-tempat ziarah kaum Syiah di Mekkah dan Madinah. Perseteruan yang awalnya berbasis agama itu berubah menjadi politis seiring dengan eskalasi konflik di Timur Tengah dan Revolusi Islam 1979.
Pendekatan usai Revolusi Islam
Raja Khalid sempat melayangkan ucapan selamat kepada Ayatollah Khomeini atas keberhasilan Revolusi Islam 1979. Tapi hubungan kedua negara memburuk menyusul perang Iran-Irak dan kisruh Haji 1987. Puncaknya, Riyadh memutuskan hubungan pada 1987, ketika Khomeini mengecam penguasa Saudi sebagai "Wahabi yang tidak berperikemanusiaan, ibarat belati yang menusuk jantung kaum Muslim dari belakang."
Keberpihakan dalam Perang Iran-Irak 1980
Saat berkobar perang Iran-Irak, Arab Saudi sejak dini menyatakan dukungan terhadap rejim Saddam Hussein di Baghdad. Riyadh memberikan dana sumbangan sebesar 25 milyar US Dollar dan mendesak negara-negara Teluk lain untuk ikut mengisi pundi perang buat Irak. Demi menanggung biaya perang, Arab Saudi menggenjot produksi minyak yang kemudian mengakibatkan runtuhnya harga minyak di pasar dunia.
Kisruh Haji 1987
Mengikuti ajakan Ayatollah Khomeini, jemaah Iran setiap tahun berdemonstrasi di Mekkah dan Madinah menentang Israel. Tradisi sejak 1981 itu tidak pernah diperkarakan, kecuali pada 1987, ketika polisi memblokade jalan menuju Masjid al-Haram. Akibat bentrokan, 402 jemaah Iran tewas dan 649 luka-luka. Setelah kedutaannya di Teheran diserbu massa, Riyadh memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran.
Kontroversi program nuklir Iran
Arab Saudi sejak awal menolak program nuklir Teheran. Sikap itu tidak berubah bahkan setelah tercapainya Perjanjian Nuklir di Vienna tahun 2015. Riyadh menilai kesepakatan tersebut "sangat berbahaya." Desakan kepada Iran untuk bekerja sama dengan pengawas nuklir PBB juga disampaikan Saudi pada awal 2023.
Pemberontakan Houthi di Yaman, 2004
Hubungan Iran dan Arab Saudi kembali menegang setelah kelompok Syiah Zaidiyah di Yaman mengobarkan pemberontakan. Riyadh menuding Teheran mengompori perang bersaudara dan mencampuri urusan dalam negeri Yaman dengan memasok senjata. Iran sebaliknya menuding Arab Saudi menghkhianati perannya sebagai mediator konflik dengan membombardir minoritas Houthi di utara Yaman.
Perang proksi di Suriah, 2011
Dukungan Iran atas rejim Bashar Assad di Suriah sejak lama dianggap duri dalam daging oleh Arab Saudi. Sejak 2011, Riyadh aktif memasok senjata buat oposisi Sunni di Suriah. Kerajaan di Riyadh juga menjadi yang pertama kali mengecam Assad seputar "tindakan represif pemerintahannya terhadap demonstrasi anti pemerintah," ujar Raja Abdullah saat itu.
Tragedi Mina 2015
Bencana memayungi ibadah Haji 2015 ketika lebih dari 400 jemaah Iran meninggal dunia di terowongan Mina akibat panik massa. Iran menuding pemerintah Arab Saudi ikut bertanggungjawab. Riyadh sebaliknya menyelipkan isu bahwa tragedi itu disebabkan jemaah haji Iran yang tak mau diatur. Kisruh memuncak saat pangeran Arab Saudi, Khalid bin Abdullah, mendesak agar Riyadh melarang masuk jemaah haji Iran.
Eksekusi Mati Al-Nimr 2016
Sehari setelah pergantian tahun Arab Saudi mengeksekusi mati 46 terpidana, antara lain Syeikh Nimr al-Nimr, seorang ulama yang aktif membela hak-hak minoritas Syiah yang kerap mengalami represi dan diskriminasi di Arab Saudi. Al-Nimr didakwa terlibat dalam terorisme. Sebagai reaksi Pemimpin Spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei melayangkan ancaman, bahwa Saudi akan mendapat "pembalasan tuhan."
Drama di Lebanon
Pada November 2017 Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri mengumumkan pengunduran diri dari Riyadh, Arab Saudi, dan menyalahkan Iran terkait kebuntuan politik di Beirut. Langkah itu diyakini bagian dari manuver Arab Saudi untuk memprovokasi perang antara Iran dan Hizbullah dengan Israel. Saudi dan Iran berebut pengaruh di Lebanon pasca penarikan mundur pasukan Suriah 2005 silam.
Narasi damai di awal 2023
Menyusul mediasi Cina, pemerintah Arab Saudi sepakat memulihkan hubungan dengan Ira pada Maret 2023. Kesepakatan tersebut disusul pembukaan kembali relasi dengan Suriah dan perundingan damai dengan pemberontak Houthi di Yaman. Sebelumnya, negara-negara Teluk juga sepakat mengakhiri perpecahan dengan Katar, sekutu dekat Iran di Teluk Persia.
Posisi Shah Iran semakin buruk, apalagi AS rupanya tidak peduli lagi dengan bekas sekutunya itu. Sebab kali ini Washington tidak memberikan bantuan seperti tahun 1953. Bulan November 1978 militer mengambil-alih kekuasaan.
Shah Iran sekali lagi berupaya menyelamatkan keadaan pada bulan Januari 1979, dengan mengangkat Shahpur Bakhtiar sebagai PM. Beberapa hari kemudian Shah meninggalkan Iran. Rupanya untuk selamanya. Tanggal 5 Februari Bakhtiar mundur dan melarikan diri. Dua tahun kemudian dia dibunuh di Paris. Sesudahnya, Revolusi Islam merebak. (dgl)
Utang Janji Presiden Iran
Iran gelar pemilu presiden 19 Mei. Empat tahun lalu Hassan Rohani terpilih jadi presiden Iran, dan menjanjikan banyak hal kepada pemilihnya. Bagaimana pemenuhan janji kampanye itu?
Lebih Banyak Kebebasan
Ayatullah Hassan Rohani menang pemilu presiden 2013 dengan meraih 51 persen suara, menyingkirkan 7 kandidat saingannya. Di kalangan generasi muda dan kaum wanita, Rohani dipandang sebagai tokoh pemberi harapan. Janji kampanye saat itu adalah memberi lebih banyak kebebasan dan perujukan dengan barat.
Kementrian Perempuan?
Rohani dilantik oleh pemipin tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei. Presiden Rohani mengumumkan kabinet baru Agustus 2013. Tapi komposisinya tidak sesuai janji kampanye, yang menyatakan akan membentuk kementrian perempuan. Semua menterinya adalah pria. Jabatan menteri strategis di kabinet tetap ditunjuk oleh pemimpin tertinggi.
Keluar Isolasi Tanpa Konjungtur
Kesepakatan atom Iran dengan 5 negara pemilik veto + Jerman, membuat Iran keluar dari isolasi internasional selama beberapa dekade. Sejumlah sanksi ekonomi juga dicabut. Tapi masalahnya, janji dorongan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja baru setelah dicabutnya sanksi, tidak bisa terwujud.
Angka Pengangguran Tetap Dua Digit
Pemerintah Rohani memang mampu menekan laju inflasi dari lebih 40% ke tingkat sekitar 10%. Tapi angka pengangguran resmi tetap tinggi pada kisaran 12%. Kuota pengangguran di kalangan remaja di bawah 25 tahun bahkan lebih dari 25%. Iran berkategori negara generasi muda, dengan umur rata-rata penduduknya pada median 30 tahun.
Kekurangan Lapangan Kerja
Iran setiap tahunnya harus menciptakan 1,2 juta lapangan kerja baru. Terutama untuk menampung generasi muda yang menyerbu pasar kerja. Realitanya, hanya tercipta separuh dari lapangan kerja yang dibutuhkan. Ekonomi Iran tergantung pendapatan dari bisnis minyak bumi. Yang paling terkena dampak kurangnya lapangan kerja adalah perempuan. Di seluruh Iran 70% perempuan menganggur.
Pelecehan Perempuan di Jalan
Rohani menjanjikan kepada kaum perempuan Iran, akan menghentikan pelecehan terhadap perempuan di jalanan. Tapi, dari 20 organisasi yang berwenang mengawasi busana kaum perempuan, sebagian tidak berada dalam kendali presiden. Ironisnya tahun 2016 komandan polisi Teheran melantik 7000 petugas polisi rahasia yang bertugas mengawasi cara berpakaian kaum wanita.
Reformasi Budaya Mandeg
Rohani menjanjikan reformasi budaya dan menyatakan, ia serta menteri kebudayaan tidak takut ancaman kaum konservatif. Tapi nyatanya kasus kesewenang-wenangan mencegah acara musik dan budaya terus naik. Tukang pukul kelompok konservatif kerap menyerbu konser dan mencegah musisi naik panggung, atau bahkan mengusir mereka.
Pembebasan Politisi Oposisi
Rohani juga ingin menghentikan represi terhadap kelompok oposisi. Khususnya ia berjanji akan membebaskan tahanan politik tokoh oposisi, Mehdi Karubi, Mir Hossein Moussavi dan istrinya Zahra Rahnavard. Kenyataannya tiga tokoh politik yang menggugat kecurangan pemilu presiden 2009 itu tetap dikenai tahanan rumah.
Traktat Hak Warga
Hassan Rohani menjanjikan traktat hak warga, yang menjamin kemerdekaan dan hak warga Iran. Desember 2016, Presiden Rohani mengusulkan rancangannya. Kepala kehakiman Iran Sadegh Larijani (foto) yang diangkat langsung oleh pimpinan religius menegaskan posisinya, bahwa kehakiman Iran tak perlu pelajaran tambahan.
Kebebasan Pers
Iran di bawah presiden Hassan Rohani yang terkenal moderat, tetap menjadi salah satu negara di dunia dengan kasus penangkapan wartawan tertinggi. Dalam indeks kebebasan pers, Iran berada di ranking 169 dari 195 negara. Penangkapan para wartawan diperintahkan langsung oleh kehakiman yang didominasi kaum konservatif. Ed: Shabnam von Hein (as).