Ayah bernama Isidore Heath Hitler sudah menyulut rasa tidak suka orang-orang, ketika memesan kue ulang tahun dengan tulisan "Selamat Ulang Tahun Adolf Hitler" bagi anaknya.
Iklan
Seorang pria AS yang menamakan anak-anaknya sesuai nama-nama tokoh NAZI Jerman kini mengganti namanya sendiri menjadi "Isidore Heath Hitler". Sebelumnya, nama keluarganya adalah Campbell. Namanya diubah bertepatan dengan hari perayaan berakhirnya Perang Dunia II di Eropa.
"Saya senang," katanya, "SIM saya sudah diganti namanya, juga asuransi dan nama yang tercatat resmi, semua yang saya butuhkan sudah diubah," ceritanya dalam sebuah wawancara. "Sekarang saya jadi Hitler baru."
Pria yang memproklamirkan diri sendiri sebagai NAZI itu sudah mendapat nama buruk, ketika sebuah supermarket menolak mendekorasi kue dengan ucapan "Happy Birthday Adolf Hitler" untuk ulang tahun ke tiga putranya yang diberi nama Adolf Hitler Campbell.
Si kecil Adolf punya dua saudara yang juga diberi nama berbau NAZI dan rasis, yaitu JoyceLynn Aryan Nation dan Honszlynn Hinler Jeannie, yang diberi nama berdasarkan Heinrich Himmler, Komandan SS yang terkenal tak berperikemanusiaan.
Inilah Potret Para Dedengkot NAZI
Partai Pekerja Nasional-Sosialis Jerman NAZI mengukir sejarah kelam abad ke-20 lewat ideologi, propaganda dan kejahatan perang. Siapa saja para tokoh-tokohnya?
Foto: General Photographic Agency/Getty Images
Joseph Goebbels (1897-1945)
Sebagai Menteri Propaganda Hitler, penebar racun anti semit ini bertanggung jawab untuk memastikan semua pesan Nazi diterima oleh setiap warga negara di periode Reich Ketiga. Dia mencekik kebebasan pers, menguasai semua media, kesenian, dan informasi, dan mendorong Hitler menyatakan "Totalitas Perang". Goebbels dan istrinya bunuh diri pada tahun 1945, setelah meracuni keenam anak mereka.
Foto: picture-alliance/Everett Collection
Adolf Hitler (1889-1945)
Pemimpin Partai Nazi ini telah mengembangkan propaganda antisemitisme, antikomunisme dan ideologi rasisme ini sejak sebelum menjadi kanselir tahun 1933. Dia merusak institusi politik dan mengubah Jerman menjadi negara totaliter. Dari tahun 1939 sampai 1945, ia memimpin Jerman di Perang Dunia II sambil mengawasi Holocaust. Ia bunuh diri pada bulan April 1945.
Foto: picture-alliance/akg-images
Heinrich Himmler (1900-1945)
Sebagai pemimpin satuan milisi Nazi yang ditakuti: SS (Schutzstaffel), Himmler adalah salah satu anggota partai Nazi yang paling bertanggung jawab atas Holocaust. Dia juga menjabat sebagai kepala polisi dan Menteri Dalam Negeri, sehingga mengendalikan semua pasukan keamanan Reich Ketiga. Ia mengawasi pembangunan dan operasi semua kamp pemusnahan, di mana lebih dari 6 juta orang Yahudi dibunuh.
Foto: picture-alliance/dpa
Rudolf Hess (1894-1987)
Hess gabung dengan Nazi tahun 1920. Ia ambil bagian dalam Bierkeller Putsch (Hitlerputsch) 1923 -usaha Nazi dalam menumbangkan kekuasaan, namun gagal. Di penjara, ia membantu Hitler menulis "Mein Kampf." Hess terbang ke Skotlandia tahun 1941 untuk negosiasi perdamaian. ia ditangkap & ditahan sampai akhir perang. 1946, ia diadili di Nürnberg & dipenjara seumur hidup hingga meninggal dunia.
Foto: picture-alliance/dpa
Adolf Eichmann (1906-1962)
Bersama Himmler, Eichmann adalah fasilitator utama Holocaust. Sebagai letkol SS, ia berhasil mendeportasi massal orang Yahudi ke kamp-kamp pemusnahan Nazi di Eropa Timur. Setelah kekalahan Jerman, Eichmann melarikan diri ke Austria, lalu ke Argentina, di mana ia ditangkap Mossad Israel tahun 1960. Setelah dinyatakan bersalah atas kejahatan terhadap kemanusiaan, ia dieksekusi tahun 1962.
Foto: AP/dapd
Hermann Göring (1893-1946)
Göring menjadi orang kedua paling berkuasa di Jerman ketika Nazi berkuasa. Ia mendirikan Gestapo, polisi rahasia dan menjabat sebagai komandan angkatan udara Luftwaffe sampai sebelum perang berakhir, serta semakin tak dipercaya Hitler. Göring dihukum mati di Nürnberg tapi telanjur bunuh diri pada malam hari sebelum dieksekusi. Ed: Cristina Burack (ap/as)
Foto: Three Lions/Getty Images
6 foto1 | 6
Anak-anak diambil alih badan negara
Setelah berita itu menyebar, badan yang berwenang mengurus anak-anak segera bertindak dan memindahkan Adolf dan dua saudaranya untuk diasuh negara. Anak keempat, Heinrich Hons juga diambilalih badan berwenang segera setelah lahir. Anak perempuan Isidore Heath Hitler dari perempuan lain, yang diberi nama Eva Braun seperti pacar Adolf Hitler, juga diasuh negara.
Badan berwenang yang mengurus hak-hak anak menyatakan, langkah itu diambil bukan karena nama-nama mengerikan yang diberikan orang tua itu kepada anaknya, melainkan karena kekerasan rumah tangga yang mengancam anak-anak itu. Ayah mereka kemudian divonis hukuman penjara karena kekerasan rumah tangga.
Hitler "Mein Kampf" di Seluruh Dunia
Jerman kelimpungan karena hak cipta untuk buku Adolf Hitler, Mein Kampf, bakal berakhir dan bisa dijual bebas di toko buku. Padahal di negara lain penjualan buku terkutuk itu termasuk lumrah.
Foto: Arben Muka
Tertanda: Hitler
Catatan kebencian Hitler muncul dalam berbagai bentuk - sebagai kado pernikahan atau sebagai bekal buat pegawai negeri baru. Edisi khusus itu biasanya mencakup tanda tangan asli sang penulis dan laku seharga miliaran Rupiah, diburu oleh kolektor dari seluruh dunia.
Foto: picture-alliance/dpa
Edisi Bahasa Arab
Edisi terbitan Arab ini dicetak pada tahun 1950. Uniknya, menurut studi oleh Universitas Bonn, gagasan Hitler tentang nasional sosialisme banyak menemukan gaungnya pada gerakan nasionalisme Arab, termasuk revolusi Mesir yang digagas Gamal Abdul Nasser.
Foto: picture-alliance/dpa/akg-images
"Mon Combat"
Edisi di sebelah kiri dicetak tahun 1939 dalam bahasa Perancis. Uniknya, cetakan tersebut mengandung kutipan Marsekal Hubert Lyautey, pahlawan Perang Dunia I Perancis yang pernah menjabat sebagai menteri perang. Lyautey yang meninggal dunia jauh sebelum Hitler memprovokasi Perang Dunia II, menilai "semua penduduk Perancis harus membaca buku ini."
Foto: picture alliance/Gusman/Leemage /Roby le 14 février 2005.
"Karya Kontemporer"
Hitler sejatinya termasuk figur historis yang paling dibenci di Inggris. Namun begitu penduduk negeri kepulauan itu tidak jengah menerbitkan Mein Kampf setelah berakhirnya Perang Dunia II. Iklan ini misalnya memuji buku Hitler sebagai karya kontemporer yang paling rajin mengisi ruang diskusi.
Foto: picture-alliance/dpa/photoshot
Mein Kampf di Negeri Paman Sam
Tidak ada negara lain yang paling rajin memburu peninggalan Nazi seperti Amerika Serikat. Tidak terkecuali buku Hitler, "Mein Kampf." Biasanya edisi orisinil dilelang dengan harga awal sebesar 35.000 US Dollar atau sekitar 400 juta Rupiah.
Foto: F. J. Brown/AFP/Getty Images
Hitler di Afganistan
Pedagang kaki lima di Kabul, Afghanistan, tidak asing dengan buku Mein Kampf. Mereka bahkan juga menawarkan poster bergambar Adolf Hitler.
Foto: picture-alliance/dpa
Skandal Mein Kampf di Albania
Siapapun yang berpelesiran di ibukota Albania, Tirana, bakal mendapati buku Mein Kampf di toko-toko buku. Penerbitan Mein Kampf dalam bahasa Albania oleh sebuah penerbit kecil sempat mengundang kecaman di dalam negeri.
Sebelumnya Hitler pernah muncul di depan pengadilan keluarga dengan seragam NAZI, ketika berusaha memperoleh hak atas anak-anaknya. Ketika itu ia mengatakan, hakim yang baik pasti bisa melihat apa yang ada di "dalam" bukan yang di luar.
Hitler juga pernah dikutip New York Post ketika mengatakan, "Narapidana boleh bertemu anak-anak mereka, pembunuh juga boleh bertemu anak-anak mereka. Apa buruknya menjadi seorang NAZI?"
"Saya hanya ingin jadi seorang ayah. Saya hanya ingin membuktikan bahwa saya ayah yang baik, karena saya memang ayah yang baik... Siapa yang peduli bahwa saya NAZI?" Ia pernah muncul dalam dokumentasi berdujul "Meet the Hitlers", yang menampilkan orang-orang yang punya nama seperti pemimpin NAZI itu.
Aistair Walsh (ml/ap)
Strategi Hitler Membunuh Demokrasi
Hanya dalam 18 bulan, seorang asing tanpa pendidikan formal atau pengalaman politik, tanpa kewarganegaraan atau kursi mayoritas di parlemen, mampu mengubah Jerman dari negara Demokrasi menjadi totaliter.
Foto: picture-alliance/dpa/Keystone
Kehancuran Jerman
Pada dekade 1920an Jerman yang sedang terseret krisis ekonomi dan sosial pasca Perang Dunia I, membutuhkan stabilitas politik untuk menggenjot perekonomian. Pada pemilu 1926 partai bentukan Adolf Hitler, NSDAP, cuma dipilih oleh 800.000 penduduk (2,6%). Namun pada September 1930, pendukung kaum fasis berlipatganda menjadi 6,4 juta pemilih (18,3%). Apa sebab?
Foto: Stadtmuseum Berlin
Strategi Hitam
Strategi Hitler buat merebut hati pemilih tertera dalam karyanya sendiri, Mein Kampf. Di dalamnya ia mengusulkan agar kampanye dibatasi pada isu yang bersifat emosional dan dikemas dalam kosakata politik yang sederhana dan mudah diingat. Selain itu pesan yang biasanya membidik emosi khalayak diulang sebanyak mungkin. NSDAP juga menghindari diferensiasi dan cendrung memukul rata obyek serangannya.
Foto: picture-alliance/Imagno
Bahasa Kaum Fasis
Menurut intelektual Yahudi-Jerman, Hannah Arendt, kaum fasis banyak mempropagandakan kebohongan ihwal ancaman oleh kaum Yahudi dan asing. Saat itu pun, tulis Arendt dalam The Origins of Totalitarianism, kaum kiri dan liberal berupaya menghalau kebohongan dengan fakta. Namun menurut Arendt, kebohongan anti asing dan Yahudi bukan dibuat untuk meyakinkan penduduk, melainkan sebuah ikrar politik.
Foto: ullstein
Didukung Petani dan Pengusaha
Berbeda dengan anggapan umum bahwa pemilih Hitler merupakan pengangguran yang frustasi atas kondisi ekonomi, sebuah studi teranyar mencatat pemilih terbesar NSDAP adalah petani, pensiunan dan pengusaha, terutama pemodal berkocek tebal yang mengimpikan kemajuan ekonomi lewat jalur cepat seperti yang dijanjikan oleh NSDAP.
Foto: picture-alliance/akg
Genting di Berlin
Menjelang pemilu Juli 1932 situasi politik di Jerman menyerupai perang saudara. Konflik berdarah antara simpatisan merajalela. Pada Juni 1932, 86 orang tewas dalam bentrok antara kaum Komunis dan sayap paramiliter NSDAP. Saat itu partai-partai pro demokrasi masih berharap hasil pemilu akan menggugurkan dominasi satu partai. Namun NSDAP justru keluar sebagai pemenang terbesar dengan 37,4% suara.
Foto: Getty Images
Nafsu Kuasa
Lantaran partai-partai politik gagal membentuk pemerintahan mayoritas, Jerman kembali menggelar pemilu pada November 1932. Kali ini NSDAP kehilangan banyak suara. Sebaliknya kaum kiri dan komunis menguasai 36% kursi di parlemen. Namun lantaran ingin berkuasa, sejumlah politisi papan atas Jerman memilih berkoalisi dengan NSDAP dan mengusung Hitler sebagai kanselir.
Foto: ullstein
Perebutan kekuasaan
Pada 30 Januari 1933 Hitler dilantik sebagai Kanselir. Ia lalu meminta Presiden Paul von Hindenburg buat membubarkan parlemen lantaran kebuntuan politik menyusul tidak adanya kekuatan mayoritas di parlemen. Permintaannya dikabulkan. Pada pemilu 1933 Hitler menggunakan kekuasaanya untuk menekan musuh-musuh politiknya. Pemilu tidak lagi bebas dan NSDAP menjelma menjadi kekuatan tunggal di parlemen.
Foto: picture-alliance/AP Images
Kematian Demokrasi
Sejak itu Nazi menggiatkan propaganda dan presekusi terhadap kaum Yahudi. Hitler yang meleburkan perangkat partai dengan lembaga negara dengan cepat mempreteli parlemen dan struktur demokrasi warisan Republik Weimar. Menjelang Perang Dunia II, NSDAP menggunakan strategi propaganda yang sama untuk membibit kebencian terhadap negara asing.