Berwisata romantis naik gondola di Venezia wajib bagi turis yang datang. Pengemudi gondola adalah profesi yang diperebutkan di Venezia karena pendapatannya cukup menggiurkan. Pengemudi juga harus lulus sekolah khusus.
Iklan
Ayo Coba Wisata Gondola di Venezia
04:08
Pekerjaan sebagai pengemudi gondola di Venezia adalah tradisi yang bisa dirunut balik hingga abad ke 11. Dulu gondola dengan atap pelindung digunakan orang kaya melayari kanal. Gondola dulu juga dimanfaatkan sebagai alat transportasi umum. Suatu waktu ada hingga 10,000 gondola di Venezia. Sekarang dibatasi hanya 500 perahu, terutama untuk melayani wisatawan.
Luciano Pelliciolli seorang pendayung gondola biasanya mangkal di Canal Grande, di bawah jembatan Rialto yang terkenal. Perahu Gondola miliknya adalah karya seni. Harganya 50.000 Euro dan dibuat dari 9 jenis kayu berbeda.
Kawasan di jembatan Rialto adalah lokasi mangkal yang paling diminati dan diperebutkan pengemudi gondola di Venezia, karena banyak turis datang ke sini. Pemilik gondola juga biasanya mempromosikan perahunya kepada turis. Ini termasuk tradisi kerja mereka.
Tarif untuk berlayar gondola selama 45 menit menyusuri kanal-kanal di Venezia adalah 80 Euro. Aturannya amat ketat. Pengemudi gondola berizin harus belajar di sekolah khusus untuk mengenal sejarah kota dan belajar bahasa asing.
Luciano Pelliciolli menceritakan; "Pengemudi Gondola adalah pekerjaan idaman bagi banyak orang. Tapi hanya ada izin bagi 400 gondola. Kami bagian dari Venezia. Pekerjaan ini membuat kami menyatu dengan kota Venezia."
Luciano Pelliciolli bekerja 14 jam sehari melayani para wisatawan. Hanya satu hal yang tidak ia lakukan: bernyani. Baginya. lebih baik mendengar nyanyian yang dilantunkan penyanyi profesionel di gondola milik orang lain.
Karnaval di Venesia
"Volo dell' Angelo" - terbang sang bidadari membuka resmi karnaval di Venesia. Sebuah tradisi yang sudah berumur beberapa abad, yang digelar hingga Rabu Abu.
Foto: DW/S. Oelze
Bidadari Melayang dari Langit
Tepat pukul 12, sang Bidadari : Julia Nasi melayang pada ketinggian 80 meter tepatnya di Campanile, menara lonceng di lapangan St. Markus. Busana berwarna kebiruan dihiasi bunga-bunga bercahaya di bawah sinar matahari. Sang bidadari melayang sambil membuka tangannya menuju panggung. Inilah "Volo dell' Angelo"-pembukaan resmi Karnaval Venezia yang dikunjungi ratusan ribu turis setiap tahunnya.
Foto: DW/S. Oelze
Bidadari Pengganti Merpati
Tahun 1548 seorang ahli akrobat dari Turki memanjat hingga puncak menara Campanile. Dari sana ia menebarkan bunga, dan berjalan di atas tali menuju Istana Dogen di bawah. Atraksi ini mula-mula ditiru dengan meluncurkan patung burung merpati dari kertas. Tapi 15 tahun silam, atraksi akrobat kembali dilakukan, dengan meluncurkan perempuan berkostum bidadari dari menara lonceng ke istana Dogen.
Foto: DW/S. Oelze
Memanggul Perawan
Sehari menjelang atraksi sang bidadari terbang, di Castello bagian kota yang masih asli di Venesia digelar pawai Maria. 12 gadis perawan berkostum megah berjalan melintasi lorong. Tepat pukul 15 mereka menyanyikan lagi himne Venesia. Setelah itu mereka dipanggul kaum lelaki menuju lapangan St. Markus. Gadis tercantik, akan jadi bidadari dalam karnaval tahun depan.
Foto: DW/S. Oelze
Pariwisata Massal
Sekitar 200.000 turis datang saat digelar Karnaval Venesia, dan 58.000 penduduk yang bermukim di sana sengaja mengungsi, untuk memberi tempat kepada para pelancong. Semua toko, kios atau bahkan gastronomi ikut bisnis kostum karnaval. Kebanyakan topeng datang dari jauh, biasanya dari Cina, dimana ongkos produksi jauh lebih murah.
Foto: DW/S. Oelze
Ksatria dari Veneto
Di lorong-lorong sempit Venesia, warga lokal merayakan karnaval. Ksatria berkostum berat dan gelap berpawai diiringi irama tambur. Untuk pawai Maria, grup karnaval dari Veneto datang ke Venesia. Tradisi karnaval sudah ada sejak berabad-abad, tapi dalam bentuk pesta jalanan baru digelar tahun 1979.
Foto: DW/S. Oelze
Pesta Peperangan
Di Republik Venesia karnaval bukan hanya sekedar pesta meriah, tapi juga lomba kostum perang. Massimo Andreoli (tengah) memakai kostum serdadu jalan kaki dari tahun 1430. Ketua konsorsium perhimpunan Eropa untuk membangkitkan tradisi, merasa bersyukur, karena karnaval kembali memiliki kedalaman sejarah.
Foto: DW/S. Oelze
Empu Kostum
Sanggar kerja Pietro Longhi merupakan lokasi tidak mencolok. Tidak banyak yang tahu, sanggar berlokasi di wilayah San Polo. Tukang jahit ini masuk dalam lima alamat pemuncak dalam karnaval. Barang siapa bersedia membayar 3000 Euro untuk diundang pesta kostum di istana Dogen, dipastikan akan membeli sebuah kostum atau jubah dari sanggar Longhi.
Foto: DW/S. Oelze
Kostum Mewah
Contoh model untuk kostum ini dilihat Francesco Briggi penjahit dan pemilik sanggar Longhi di Museum Correr. Bahannya : renda, satin, brokat, sutra, harganya dibandrol 15.000 Euro. Bisa juga meminjam, seharga 250 Euro per hari. Juga kostum 12 perawan peserta pawai Maria dibuat oleh Briggi. Modelnya dicontoh dari lukisan karya Vittore Carpaccio buatan tahun 1495.
Foto: DW/S. Oelze
Karnaval Mendidik
Kecemasan bahwa karnaval akan kehilangan makna dan tawar cukup besar. Agar tidak sekedar jadi ajang turisme, penyelenggara karnaval "la Biennale" mengundang 6000 anak-anak. Tahun ini acara "Karnaval Anak-anak Internasional" digelar untuk ke 5 kalinya.
Foto: DW/S. Oelze
Revitalisasi Venesia
Venesia menjadi kota yang terancam dilindas turisme masal. Untuk mencegahnya harus dicari jalan baru, demikian moto aktivitas kreatif. Penggagas karnaval anak-anak melihat karyanya sebagai peluang untuk menumbuhkan bakat baru di bidang arsitektur, film dan seni. Pimpinan tari biennale bersama anak-anak merancang koreografi baru, yang akan dipertunjukkan saat acara karnaval.