Ayu Utami bukan hanya terkenal karena novelnya yang mendobrak tabu masalah seks. Ia juga selalu mempertanyakan tema agama secara kritis.
Iklan
Diskusi sastra kontemporer Indonesia pasti mencuatkan nama Ayu Utami. Novel-novelnya dinilai fenomenal, bukan hanya karena ia medobrak tabu mengenai seksualitas. Sejak novel pertamanya Saman mendapat penghargaan Dewan Kesenian Jakarta pada 1998 dan Prince Clause Award pada 2000, namanya sebagai novelis langsung melejit. Saman sudah diterjemahkan ke dalam 8 bahasa, termasuk Inggris, Jerman dan Belanda.
Ayu Utami
03:15
Ayu yang dilahirkan dalam keluarga Katolik menyebutkan ia merasa diberkahi sejak awal meniti karirnya. Dalam novel-novelnya Ayu sdecara konsisten selalu mengambil posisi kritis terhadap agama.
Seksualitas dan Semangat Zaman
Adegan telanjang dalam film, di Jerman pada tahun 1950-an masih dianggap skandal. Revolusi seksual dan pil anti hamil mengubah semangat zaman. Inilah cukilan dari pameran tentang seksualitas di Bonn.
Foto: picture-alliance/dpa
Film Skandal Pertama
Film "Die Sünderin" atau "pendosa" yang dirilis 1951 dengan pemeran utama Hildegard Knef menjadi film skandal pertama di Jerman barat. Adegan telanjang memang disengaja tampil amat pendek agar lolos sensor dan pengawas moral. Akan tetapi adegan semacam itu tetap saja memicu debat panas di kalangan warga.
Foto: ullstein - Thomas & Thomas
Profesi jadi Ibu
Awal 1950-an diibaratkan dunia masih aman. Pengawas moral di Jerman membagi profesi secara klasik : perempuan di bekerja dapur dan jadi ibu serta istri teladan. Pria tentu saja harus bekerja di kantor atau sawah ladang. Tema seksualitas atau cinta jadi barang tabu. Ciuman di jalan dilarang. Tata kehidupan diatur negara dan gereja.
Foto: DW/H. Mund
Emansipasi Perempuan
Perusahaan farmasi Schering pada 1961 melepas pil anti hamil ke pasaran, yang sontak memicu debat panas. Gereja memasang ancang-ancang mencegah runtuhnya Moral generasi muda. Media secara bombastis memberitakan perempuan yang kecanduan seks. Realitanya, pil anti hamil mendorong kemandirian baru di kalangan perempuan.
Foto: DW/H. Mund
Sexshops dan Mainan Erotik
Nama Beate Uhse jadi sinonim untuk bisnis barang-barang erotik dan mainan seks di Jerman. Sexshops pertamanya ia buka di Flensburg tahun 1962. Padahal bisnisnya berupa pengiriman paket kondom dan buku bertema seksualitas sudah dimulai 1951. Juga yang tidak banyak diketahui, saat Beate Uhse membuka toko mainan seks pertamanya, perusahaan ini sudah punya 5 juta pelanggan yang namanya dirahasiakan.
Foto: imago
Revolusi Moral
Revolusi moral terkait tema seksualitas terjadi pada 1960-an. Majalah remaja "Bravo" secara terbuka mendiskusikan masalah seksual. Film mulai tampilkan adegan seks secara terbuka, seperti dalam "Zur Sache, Schätzchen" dengan aktor Werner Enke dan aktris Uschi Glas yang disutradarai May Spils (tengah). Film yang diproduksi 1968 itu jadi box office di Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa
Revolusi Seksual
Revolusi mahasiswa akhir tahun 60-an bukan hanya mengubah tatanan politik tapi juga memicu revolusi seksual. Saat itu "Kommune 1" di Berlin Barat menjadi kelompok paling terkenal dimana hidup bersama tanpa menikah dan seks bebas dipraktekan. Tokoh paling terkemuka adalah Rainer Langhans bersama Uschi Obermaier.
Foto: picture-alliance/KPA TG
Pendidikan Seks
Reformasi politik yang dipicu revolusi mahasiswa di akhir tahun 60-an mengubah gambaran keluarga dan sistem pendidikan di Jerman. Sekolah mulai memberikan pelajaran seksual secara ilmiah dalam mata pelajaran biologi pada tahun 1969. Film penyuluhan seksual "Helga" yang digagas kementrian kesehatan jadi tontonan wajib para pelajar.
Foto: DW/H. Mund
Bangkitnya Gerakan Homoseksual
Sutradara Rosa von Praunheim – gay, radikal dan vokal menjadi tokoh perfilman pertama di Jerman barat yang menampilkan secara terbuka tema homoseksualitas dalam filmnya. Fim dokumenter "Nicht der Homosexuelle ist pervers, sondern die Situation, in der er lebt" (1971) ia meretas jalan bagi gerakan LGBT di Jerman barat. Sebuah monumen penting dalam pameran ini.
Foto: picture-alliance/dpa
Zona Tabu dalam Sepakbola
Homoseksualitas tetap jadi masalah panas dalam Politik. Aturan pasal 175 yang menyebut praktek homoseks diantara lelaki di Jerman barat bisa dikenai hukuman, baru dihapus total tahun 1994. Hingga sekarang tema homoseksualitas masih jadi tabu di dalam olahraga prestasi puncak khususnya sepakbola.
Foto: DW/H. Mund
Laki-laki atau Perempuan?
Penyanyi Transvestit pemenang Europeas Sons Contest 2014 Conchita Wurst, yang aslinya bernama Tom Neuwirth menjadi figur kenamaan sekaligus faktor yang membuat tayangan laku. Tahun 2015 ini sosok berjenggot dengan rambut panjang dan pakaian perempuan itu sudah dianggap biasa. Dalam pameran di Bonn, disebut ia menjadi bagian dari sejarah kebudayaan.
Foto: DW/H. Mund
10 foto1 | 10
Dalam novelnya Larung (2001) dan Bilangan Fu (2008), Ayu tetap mempertanyakan masalah agama ini. "Pertanyaan mengenai agama makin sering dilontarkan dan semakin terbuka. Ini bukan gara-gara novel Saman, melainkan akibat kemajuan teknologi informasi", kata dia. Ayu menyebut keberaniannya mempertanyakan agaman dan tradisi agama sebagai spritiualisme kritis.