BJ Habibie dan Pesawat R80, Mimpi yang Belum Terwujudkan
Detik News
12 September 2019
Bacharuddin Jusuf Habibie terlibat dalam proses pengembangan proyek pesawat R80. Kabarnya, pesawat ini sedang dalam proses desain. Sayangnya, Presiden ke-3 RI ini tidak bisa menjadi saksi saat pesawat ini rampung.
Iklan
Presiden Direktur RAI Agung Nugroho menceritakan, keterlibatan Habibie dalam proyek ini bisa dibilang sebagai penggerak roda pembuatan R80. Habibie juga terlibat langsung dalam desain pesawat bersama anak dalam negeri lainnya.
"Pak Habibie selalu kita tanyai hal strategis. Kita mau bikin 20 atau 80 penumpang atau 100 penumpang. Strategis, ini Pak Habibie selalu dan ini berjalan belasan tahun lalu saya dulu di PTDI teknologi dan kita biasa tiap minggu diskusi teknik," ujar Agung kala itu.
Diterangkan Chief Investment Officer RAI Destra Firza Ghazfan, upaya Habibie mewujudkan kemandirian industri dirgantara dalam negeri bukan tanpa sebab. Dengan kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan, kebutuhan transportasi udara akan selalu dibutuhkan sampai kapan pun.
Angkutan udara menggunakan pesawat terbang lebih cepat dan mudah menjangkau ke pulau-pulau atau ke daerah terpencil di Indonesia.
"Ada 17.000 pulau bahwa sampai kiamat, Indonesia perlu pesawat terbang jarak jauh, menengah, dekat-menengah," kata dia di Kantor RAI, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, 20 Desember 2017.
Lanjut dia, Indonesia menjadi pasar penjualan pesawat jarak dekat-menengah terbesar di dunia. Sayangnya potensi yang begitu besar belum bisa dimanfaatkan industri dirgantara dalam negeri.
Meski belum selesai dibuat, pesawat rancangan Habibie ini sudah banjir pesanan. Pada 2015 lalu tercatat, sebanyak 145 unit pesawat turbo prop R80 sudah dipesan sejumlah maskapai.
Komisaris PT Regio Aviasi Industri Ilham Habibie mengatakan, ada tiga maskapai yang telah memesan pesawat yang dikembangkan oleh PT Regio Aviasi Industri dan PT Dirgantara Indonesia ini. Mereka adalah NAM Air, Kal Star, dan Trigana Air.
"Ada tiga, NAM Air, Trigana Air dan Kal Star. Totalnya ada 145," kata Ilham saat berbincang dengan detikcom, di Energy Building, Jakarta, 17 Februari 2015.
Pemerintah pun tampak memberi perhatian khusus terhadap pengembangan proyek tersebut. Pada 2017, R80 akhirnya masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN).
Daftar Pesawat Terbaik Buatan Indonesia
Sejak mulai berproduksi tahun 1979, PTDI telah menerbangkan lebih dari 400 pesawat dan helikopter buatan dalam negeri. Inilah produk unggulan industri kedirgantaraan Indonesia.
Foto: PT. Dirgantara Indonesia
CN295
Pesawat multiguna CN295 tidak diproduksi secara utuh di Indonesia. Pada 2011 PTDI membuat kontrak lisensi dengan Airbus Defense untuk memproduksi bagian buritan, termasuk sayap belakang. Selain itu PTDI juga mendapat lisensi untuk merakit CN295 di pabriknya di Bandung. Saat ini sembilan unit CN295 digunakan oleh TNI Angkatan Udara sebagai pesawat angkut.
Foto: PT. Dirgantara Indonesia
CN235-220 MPA
CN235-220 adalah varian terbaru burung besi yang sepenuhnya diproduksi di dalam negeri. Pesawat multiguna bermesin ganda ini paling banyak digunakan oleh militer Turki yang memiliki 59 unit. Hingga kini CN235-220 masih menjadi primadona unggulan PTDI.
Foto: PT. Dirgantara Indonesia
Komando Udara
Salah satu unit CN235 milik TNI saat ini digunakan sebagai pusat komando udara dan dilengkapi dengan sistem pendeteksi radar. Pesawat ini sempat digunakan untuk mencari bangkai pesawat Air Asia QZ8501 di langit Karimun Jawa pada 2014 silam. TNI juga menerjunkan CN235 untuk membantu pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang di Samudera Hindia.
Foto: Reuters(Antara Foto/E. Ireng
H215 Super Puma
Enam tahun setelah berdiri pada 1976, PTDI yang dulu bernama IPTN sudah mulai memproduksi helikopter multiguna Super Puma. Hingga kini H215 digemari karena desainnya yang fleksibel dan optimal untuk mengemban misi kemanusiaan.
Foto: PT. Dirgantara Indonesia
NC212
Dikembangkan sejak 1971, NC212 adalah pesawat penumpang untuk keperluan sipil. Sejak 2008 silam Airbus memindahkan produksi NC212 sepenuhnya ke Indonesia. Baru-baru ini PTDI meluncurkan versi teranyar NC212-400 yang didesain oleh Airbus di Spanyol. PTDI hingga kini telah memproduksi 105 unit NC212 yang banyak dijual ke negara jiran di Asia Tenggara.
Foto: PT. Dirgantara Indonesia
EC725 Super Cougar
EC725 alias H225M merupakan helikopter multiguna bermesin ganda untuk keperluan militer yang diproduksi secara berbarengan oleh Airbus dan PTDI. Kebanyakan EC725 digunakan sebagai helikopter angkut dan pernah diterjunkan di Afghanistan, Mali dan Libya. Belum lama ini TNI memesan lima unit EC725 dari PTDI.
Foto: PT. Dirgantara Indonesia
CASA CN-235
CN-235 awalnya dikembangkan sebagai pesawat patroli kelautan oleh CASA asal Spanyol dan IPTN yang kini berganti nama menjadi PT Dirgantara Indonesia. Lantaran sifatnya yang praktis dan tahan banting, CN-235 masih digunakan hingga kini. Belum lama ini pemerintah Perancis membeli lusinan CN-235 setelah pengembangan pesawat angkut militer Airbus A400M mengalami keterlambatan.
Foto: PT. Dirgantara Indonesia
BELL 412EP
Helikopter yang diproduksi atas lisensi dari Bell Helicopter asal Amerika Serikat ini adalah salah satu produk unggulan PTDI. Tahun 2013 silam TNI menerima enam unit Bell 412EP. Sejak mendapat lisensi PTDI telah memproduksi 63 unit Bell 412EP, 30 diantaranya dipesan oleh TNI dan Polri.
Foto: PT. Dirgantara Indonesia
N219
Pesawat mini N219 didesain dan dikembangkan sepenuhnya oleh PTDI sebagai moda transportasi untuk kawasan pedalaman yang terpencil dan sulit dijangkau. PTDI mengklaim telah mendapat sekitar 200 pesanan dari berbagai maskapai nasional dan pemerintah daerah. Saat ini N219 masih berada dalam tahap akhir pengembangan dan dijadwalkan menjalani uji penerbangan pertama pada pertengahan 2017.
Foto: PT. Dirgantara Indonesia
AS565 MBe
Capung besi bernama AS565 MBe ini diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia setelah mendapat lisensi dari Airbus Helicopter. Dilengkapi dengan mesin ganda, helikopter yang di Eropa bernama Panther ini juga digunakan oleh TNI dan Badan SAR Nasional. Panther sejatinya juga bisa digunakan dalam misi medis, perang dan anti kapal selam. (rzn/hp, Sumber: PTDI, Kompas, Airbus, Bell)
Foto: REUTERS/A. Berry
10 foto1 | 10
Lantas, apa respons BJ Habibie saat itu atas masuknya proyek Pesawat R80?
"Saya rasa wajar 'kan, apa nggak bisa bayangkan Indonesia tanpa pesawat terbang. Jadi kita ternyata bisa membuatnya, kita telah membuktikan 'kan," kata Habibie usai menghadiri Presidential Lecture di Bank Indonesia, Jakarta Pusat 13 Februari 2017.
Habibie optimistis dengan pembuatan R80 yang masuk ke dalam PSN. Banyak pihak yang dapat terlibat, tidak hanya dalam pembuatan R80, juga di dalam industri lainnya.
"Saya optimistis karena sumber daya manusia Indonesia tidak mengenal SARA, toleransi gede, menerima. Kita hanya pada satu Tuhan Yang Maha Esa. Jadi dalam hal ini kita andalkan kepada SDM dan sebagian besar bangsa Indonesia 99% percaya pada Tuhan," tutup Habibie.
Kabar paling baru dari Ilham Habibie, pesawat R80 sedang dalam proses desain. Dia mengatakan, pembuatan purwarupa pesawat atau prototype akan dimulai tahun ini.
"Kalau progresnya masih mendesain, Insyaallah mulai tahun depan (2019) mulai membuat purwarupa atau prototype-nya. Ya begitu kurang lebih," ujarnya di JIExpo Kemayoran Jakarta, 23 September 2018.
Namun saat ini belum ada kabar mengenai rencana tersebut. Presiden Direktur RAI Agung Nugroho belum mau memberi keterangan mengenai proyek tersebut. Pasalnya sekarang masih dalam suasana berduka atas kepergian BJ Habibie.
"Maaf, kami sedang dalam suasana berduka. Terima kasih," jawabnya singkat kepada detikcom.