1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Olahraga

Ketika Atlet Lombok Berjuang Demi Kebahagiaan Korban Gempa

27 Agustus 2018

Gempa yang meluluhlantakkan Lombok tak mengurangi semangat atlet asal Nusa Tenggara Barat untuk berlaga di Asian Games 2018. Bagaimana mereka berlaga di tengah kekhawatiran atas nasib anggota keluarga?

Pelari Indonesia, Lalu Muhammad Zohri
Pelari Indonesia, Lalu Muhammad ZohriFoto: Reuters/Lehtikuva/K. Parkkinen

Tuntutan prestasi bukan hal asing buat atlet Indonesia yang tampil di rumah sendiri selama Asian Games 2018. Namun buat atlet asal Lombok, tuntutan tersebut terasa lebih besar.

Pulau berlanskap indah yang menjadi primadona wisata Indonesia itu menerjunkan empat orang atlet untuk berlaga di Asian Games. Namun konsentrasi mereka terbelah oleh bencana gempa bumi yang menewaskan lebih dari 500 orang. Kini harapan mereka adalah mengembalikan sejumput kebahagian kepada warga Lombok lewat medali.

"Saya sangat khawatir atas nasib keluarga. Agak sulit buat saya untuk tidur," kata Lalu Muhammad Zohri yang berasal dari Lombok Timur. "Mereka menelpon saya dan bilang saya tidak perlu khawatir, konsentrasi saja sama turnamen. Saya berusaha sebaik mungkin," imbuhnya usai mengakhiri balap lari di nomor 100 meter putra di urutan ketujuh.

"Saya tidak sabar pulang ke Lombok buat menjenguk keluarga."

Lalu yang kali ini gagal mendulang medali digantikan oleh duet voli pantai Dhita Juliana dan yang merebut medali perunggu di Asian Games.

Berkat prestasi tersebut, keduanya kini menjadi sasaran penggemar dan pemburu swafoto di Palembang. "Kami berharap semua warga Lombok dalam kondisi baik, dan kami berusaha keras di sini untuk setidaknya berbagi kebahagiaan bersama mereka ketika kami menang," kata Dhita Juliana.

"Ada banyak sekali dukungan dari Lombok, dari keluarga, teman dan semua yang ada di sana. Kami sangat bersyukur."

Juliana, 25, dan Utami, 24, mengatakan semua anggota keluarga dan teman berhasil menyelamatkan diri ketika dua gempa melululuhlantakkan Lombok pada 29 Juli dan 5 Agustus silam. Meski begitu keduanya tetap "akan menyumbangkan sebagian uang yang kami dapat sebagai atlet Asian Games untuk para pengungsi di sana," kata Juliana.

Selama Asian Games 2018 Juliana dan Utami awalnya sempat berpeluang setelah mendapat grup yang relatif mudah. Namun kiprah keduanya diakhiri oleh pasangan Cina, antara lain penggondol medali emas Asian Games 2014 Xia Xinyi di babak semifinal. Namun begitu Juliana dan Utami tetap berhasil mengamankan medali perunggu.

Usai Asian Games, keduanya bergegas pulang ke Lombok untuk membantu proses pemulihan pasca bencana. "Kami berharap Lombok bisa pulih agar kembali menjadi destinasi wisata yang cantik," kata Juliana.

rzn/hp (afp)