Saat dunia memerangi suhu panas ekstrem, beberapa peneliti dari Universitas PBB di Bonn berusaha mengungkap apa yang perlu dilakukan masyarakat untuk beradaptasi dengan iklim panas.
Iklan
Regina Fleischmann dan Anna Düssel mengetuk tiap pintu rumah di kawasan pusat kota Bonn. Keduanya termasuk kelompok peneliti yang bekerja di Universitas PBB di Bonn yang mendatangi rumah-rumah penduduk untuk meneliti masalah dampak suhu panas.
Mereka dipimpin peneliti Matthias Garschagen, kepala Institut Lingkungan dan Keamanan Manusia di Universitas PBB di Bonn. Para peneliti menyelidiki konisi hidup masyarakat dan persepsi mereka tentang panas ekstrem. Mereka bermaksud mencari jawaban dari 800 penduduk untuk mengungkap apa yang harus dilakukan komunitas untuk beradaptasi dengan suhu panas.
Negara-negara bersuhu lebih dingin tidak imun
Walaupun suhu panas yang ekstrem tidak menjadi fenomena yang biasa diasosiasikan dengan negara-negara Eropa Utara seperti Jerman, yang suhunya bisa sangat rendah di musim dingin, kawasan itu juga terkena dampak meningkatnya suhu bumi.
Langkah Cerdas Atasi Gelombang Panas di Kota-Kota
Gelombang panas semakin sering terasa dan ilmuwan memperkirakan gelombang akan semakin panas dan berlangsung lebih lama di masa depan. Apa yang bisa dilakukan penduduk dan pemerintah untuk hadapi ini.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Pleul
Menggunakan warna putih
Salah satu langkah mudah untuk memerangi sinar matahari terik adalah dengan menggunakan warna putih untuk mencat atap rumah. Ide ini sudah lama dilaksanakan di Yunani. Atap berwarna hitam menyerap sinar matahari, dan menyebabkan suhu tambah panas di dalam rumah. Sebaliknya, warna cerah bisa merefleksikan kembali sampai 80% cahaya matahari.
Foto: picture-alliance/robertharding/M. Simoni
Air di dalam kota
Danau-danau, kanal dan sungai bisa mempersejuk suhu di kota. karena air menguap ke udara. Selain itu, air tidak berubah suhu dengan cepat, sehingga bisa tetap agak sejuk. Kawasan perkotaan yang sempit tidak perlu punya danau besar untuk mencapai efek ini. Air mancur juga bisa menolong.
Foto: picture-alliance/dpa/W. Grubitzsch
Sedikit penghijauan
Menanamkan pohon-pohon adalah langkah mudah untuk menciptakan lokasi adem di kota. Terutama bayangan yang tercipta di bawah pohon, dan air yang diuapkan pohon memegang peranan penting. Jika ditanam secara strategis di tepi jalanan atau gedung-gedung, ini bisa secara signifikan membuat suhu di dalam gedung lebih sejuk, dan memerangi efek pulau suhu panas di perkotaan.
Foto: picture alliance/robertharding/H.-P. Merten
Taman di perkotaan
Menurut studi di Universitas Teknik München, beberapa areal taman di kota bisa membuat suhu kota lebih sejuk, dibanding satu taman yang besar. Sebabnya, satu taman besar hanya menurunkan suhu di satu lokasi tertentu. Sementara sejumlah taman kecil yang terpencar efeknya lebih merata.
Jika tidak ingin mengecat atap dengan warna putih, atap hijau atau kebun di atap gedung juga bisa berdampak membuat suhu lebih sejuk di perkotaan. Vegetasi menyerap panas lewat penguapan air hujan, di samping itu tanaman jadi pelindung bagi gedung dan mengurangi kebutuhan akan pendingin ruangan. Atap bangunan bisa jadi lahan ideal untuk sayuran seperti labu (foto) dan wortel.
Foto: Getty Images/AFP/P. Lopez
Efek positif menanam cabai
Jika membuat kebun di atap bangunan, coba juga menanam cabai. Karena makanan berbumbu pedas, percaya atau tidak, bisa membuat tubuh lebih sejuk. Cabai membuat orang berkeringat, sehingga menurunkan suhu tubuh.
Foto: picture-alliance/AP Images/D. Epperly
Berkeringat karena minuman panas
Jika suhu udara naik hingga di atas 30 derajat, sepertinya enak jika menyantap es krim atau menikmati minuman dingin. Tapi nasehat para pakar malah sebaliknya. Sama seperti menikmati makanan pedas, meminum teh panas juga meningkatkan suhu tubuh dan menyebabkan orang berkeringat, dan itu berefek membuat tubuh lebih sejuk. Penulis: Leonard Proske (ml/ap)
Foto: picture-alliance/landov
7 foto1 | 7
Tahun 2003, sekitar 7.000 orang meninggal di Jerman akibat gelombang panas yang menyapu Eropa dan menyebabkan meninggalnya sekitar 70.000 orang.
Walaupun beberapa hari di mana suhu udaranya tinggi tidak tampak berbahaya, bagi orang-orang yang dalam kondisi rentan, misalnya orang-orang berusia lanjut, orang sakit, orang miskin, perempuan hamil dan anak balita, itu bisa fatal.
Salah satu risiko selama berlangsungnya gelombang panas, adalah, banyak orang tidak sepenuhnya mengerti bahaya suhu tinggi, demikian dikatakan Garschagen kepada DW.
Ia mengatakan, memang orang tahu bahwa suhu tinggi harus ditanggapi dengan serius, tapi di lain pihak, jika dikemukakan bahwa ekspektansi suhu tinggi seharusnya mengubah tingkah laku orang, tanggapan masyarakat tidak positif.
10 Kota Dengan Jejak Karbon Tertinggi Di Dunia
Kota-kota menyumbangkan sebagian besar emisi karbon global. 100 pusat perkotaan membentuk 18 persen emisi di seluruh dunia. Inilah 10 kota metropolitan dengan jejak karbon tertinggi.
Foto: picture-alliance/AP/Joseph Nair
10. Riyadh, Arab Saudi
Kota terbesar di Arab Saudi ini adalah juga kota paling tercemar, terutama karena aktivitas industrinya. Para peneliti menemukan bahwa kota berpenduduk padat menyumbang sebagian besar emisi total di sebuah negara. Area kota besar menghabiskan lebih dari 70 persen total energi dunia - yang berarti bahwa kota-kota metropolitan punya pengaruh besar mengubah situasi iklim global.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Schreiber
9. Tokyo, Jepang
Hanya sekitar 2 persen mobil baru yang dijual di Tokyo ramah lingkungan. Daerah perkotaan Tokyo-Yokohama, dengan populasi urban terbesar dunia, memancarkan CO2 dalam jumlah besar setiap tahun - 62 juta ton untuk Tokyo saja. Tetapi Deklarasi Tokyo baru-baru ini memberi harapan: 22 metropolitan telah berkomitmen untuk mengatasi polusi udara dan mempromosikan kendaraan nol-emisi.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Tödt
8. Chicago, Amerika Serikat
Inilah kota ketiga terpadat di AS, dan memiliki jejak karbon terbesar ketiga. Polusi di wilayah metropolitan Chicago meningkat secara signifikan antara 2014 dan 2016, menurut sebuah studi dari American Lung Association. Chicago juga digolongkan sebagai kota terkotor ketiga di AS. Lalu kota manakah yang kedua lainnya?
Foto: picture-alliance/AA/B. S. Sasmaz
7. Singapura
Banyak industri di Singapura masih terbelakang, menurut besarnya emisi emisi CO2. Sektor manufaktur akan mencapai 60 persen dari seluruh emisi kota ini pada tahun 2020. Tetapi pemerintah Singapura telah menyadari bahwa inilah saatnya untuk bertindak, dan menyatakan 2018 sebagai tahun aksi iklim. Singapura juga mengumumkan pajak karbon atas fasilitas-fasilitas yang sangat polutif.
Foto: picture-alliance/AP/Joseph Nair
6. Shanghai, Cina
Tidak mengherankan kalau Shanghai masuk peringkat 10 besar, karena kota ini termasuk kota terpadat dunia. Kemacetan telah menyebabkan masalah lingkungan yang serius, termasuk polusi udara dan air. Seperti di banyak kota Cina lainnya, pembangkit listrik dan lalu lintas adalah penyebab utama emisi karbonnya.
Foto: picture-alliance/Imaginechina/Z. Yang
5. Los Angeles, Amerika Serikat
Kualitas udara di kota ini digolongkan sebagai yang terburuk di AS. Tapi Negara Bagian California telah menetapkan target ambisius untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sampai 40 persen pada 2030. Terutama dengan menggunakan energi bersih dan mendukung mobil listrik atau hibrida. Gubernur California Jerry Brown telah mengambil peran utama dalam perang melawan perubahan iklim.
Foto: picture-alliance/Bildagentur-online/Rossi
4. Hong Kong, Cina
Wilayah otonomi khusus Cina ini berpenduduk padat. Ribuan kendaraan setiap hari memenuhi jalan. Selain itu, pembangkit listrik tenaga batu bara dan industri memuntahkan asap dan mencemari udara. Menurut Departemen Perlindungan Lingkungan, sektor pengiriman kargo juga bertanggung jawab sampai 50 persen dari emisi karbon Hongkong.
Foto: picture alliance/dpa/L. Xiaoyang
3. New York, Amerika Serikat
Kota terpadat di AS ini menempati ranking ketiga dalam peringkat kota dengan jejak karbon tertinggi dunia. Tapi Los Angeles bekerja keras untuk mengurangi emisinya. Pada bulan Januari, pemerintah kota menggugat lima perusahaan minyak terbesar dunia - BP, Chevron, ConocoPhillips, ExxonMobil, dan Royal Dutch Shell - karena kontribusi mereka terhadap perubahan iklim dan dampaknya terhadap kota.
Foto: picture-alliance/Sergi Reboredo
2. Guangzhou, Cina
Di kota terpadat ketiga di Cina ini, pabrik dan kendaraan terus menerus mengeluarkan emisi berbahaya. Smog menjadi pemandangan sehari-hari. Tapi Guangzhou telah berkomitmen untuk mengganti seluruh armada bus dan taksi berbahan bakar fosil dengan kendaraan listrik murni sampai tahun 2020. Langkah itu diambil setelah kampanye besar-besaran oleh kelompok-kelompok lingkungan seperti Greenpeace.
Foto: CC/Karl Fjellstorm, itdp-china
1. Seoul, Korea Selatan
Seoul adalah kota metropolitan dengan jejak karbon tertinggi di dunia. Polusi udara jadi masalah lingkungan dan kesehatan terbesar: Lebih 30.000 ton polutan berbahaya dikeluarkan ke udara hanya dari 10 pembangkit listrik tenaga batu bara. Dalam beberapa tahun terakhir, kota ini telah menghentikan operasi pembangkit listrik ini untuk mengatasi masalah tersebut. (hp/vlz)
Foto: Getty Images/AFP/E. Jones
10 foto1 | 10
Kota-kota memerangi 'efek pulau panas'
Gelombang panas terutama jadi tren serius di kota-kota, yang suhunya meningkat lebih cepat daripada di tempat lain. Ini diakibatkan apa yang disebut "efek pulau panas." Karena kawasan perkotaan biasanya ditutupi aspas dan beton, kawasan ini tidak bisa menyimpan air seperti tanah biasa dan tanaman, demikian Garschagen.
Menurut studi C40, yaitu organisasi yang berfokus pada kawasan perkotaan, diperkirakan tahun 2050, lebih dari 970 kota akan menghadapi suhu panas rata-rata hingga 35°. Saat ini, hanya sepertiga kota-kota tersebut merasakan suhu tinggi tersebut.
Saat PBB memprediksi bahwa lebih dari dua pertiga populasi dunia akan tinggi di perkotaan tahun 2050 mendatang, jumlah orang yang terkena imbas panas ekstrem akan meningkat secara dramatis. Sekitar 90% perpindahan ke perkotaan akan terjadi di Asia dan Afrika.
Saat Nyawa Bergantung Pada Perkiraan Cuaca
Perubahan iklim membuat perkiraan cuaca menjadi urusan antara hidup dan mati. Untungnya kini ilmuwan mampu memprediksi cuaca ekstrim dengan lebih akurat.
Foto: Reuters/NOAA
Perkiraan Tujuh Hari
Perkiraan cuaca belakangan semakin akurat. Ketika 40 tahun lalu meteorologis hanya mampu memprediksi perubahan cuaca selama tiga hari, kini ilmuwan bisa membuat perkiraan untuk 10 hari, bahkan 30 hari. Perkiraan cuaca jangka panjang terutama krusial untuk sektor pertanian agar dapat mempersiapkan diri menghadapi cuaca ekstrim.
Foto: Getty Images/S. Keith
Model Matematika
Memprediksi perubahan cuaca mustahil tanpa bantuan komputer super yang berfungsi dengan mengandalkan model matematika rumit dan kondisi cuaca aktual. Sejumlah perkiraan bahkan melibatkan data cuaca di 900 juta lokasi di Bumi. Untuk itu ilmuwan membagi Bumi dalam garis bantu yang masing-masing berjarak 9 kilometer.
Foto: ECMWF
Data Lintas Negara
Pada 1975 sejumlah negara Eropa sepakat berbagi data cuaca untuk memperbaiki hasil prediksi. Kini sebanyak 22 negara bergabung dalam European Centre for Medium-Range Weather Forecast (ECMWF) yang melibatkan 12 negara mitra dan beberapa komputer super paling modern di dunia.
Foto: ECMWF
Kekayaan Data Pertajam Akurasi
Sekitar satu setengah tahun silam ECMWF memperluas model cuaca. Jika tadinya simulasi cuaca berbasis prediksi atmosferik, kini ECMWF menambahkan sejumlah elemen baru seperti data samudera dan tanah. Perubahan iklim ikut mengubah pola prediksi cuca karena harus melibatkan lebih banyak data. Meski begitu ilmuwan hingga kini belum mampu menemukan korelasi antara pemanasan global dan cuaca ekstrim.
Foto: picture-alliance/dpa/T. Katic
Prediksi Hidup atau Mati
Betapapun juga ilmuwan tetap meyakini perubahan iklim memperparah cuaca ekstrim. Gelombang panas kian mengganas, topan dan badai menguat dan banjir kian sulit diprediksi. Kini perkiraan cuaca lebih penting karena menyangkut keselamatan nyawa. Jika prediksi bisa dibuat lebih akurat dan cepat, penduduk juga punya waktu lebih banyak buat bersiap-siap.
Foto: picture-alliance/AP Photo/R. Kakade
Ancaman Tanpa Prediksi
Meski semakin sering, guntur dan kilat termasuk fenomena yang paling sulit untuk diprediksi. Adalah hal yang mustahil untuk memperkirakan lokasi sambaran kilat. Namun begitu ECMWF saat ini sedang mengembangkan metode analisa agar bisa memprediksi lokasi sambaran kilat dalam radius 50 kilometer.
Foto: picture-alliance/dpa
Waktu yang Berharga
Secara umum perkiraan cuaca akan terus membaik. Pada 2025 ilmuwan meyakini akan mampu memprediksi perubahan cuaca dalam 10 hari ke depan, bukan hanya 7 hari saja. Hal itu berarti penduduk memiliki waktu tiga hari lebih lama buat mempersiapkan diri menghadapi badai atau cuaca ekstrim lainnya. (Lisa Hänel/rzn/ap)
Foto: Getty Images/AFP/F. Lo Presti
7 foto1 | 7
Bagaimana beradaptasi dengan gelombang panas?
Agar bisa beradaptasi dengan perubahan cuaca yang drastis, banyak kota memerlukan perencanaan kawasan perkotaan yang ekstensif. Garschagen mengatakan, ini bisa mencakup perubahan materi yang digunakan dalam pembangunan, juga menambah lebih banyak pohon, menyediakan lahan untuk taman di perkotaan, dan membuat koridor udara segar.
Tapi ia juga memperingatkan, bahwa melaksanakan perubahan ini bukanlah tugas mudah. Ia mengungkap, perencanaan kawasan perkotaan adalah solusi teknis yang bisa dilaksanakan, tetapi masalah utama adalah bernegosiasi dengan warga kota agar mau menerima perubahan. Demikian Garschangen.
Sejumlah penelitian bisa jadi petunjuk, bahwa di sejumlah bagian dunia, yaitu di Asia Selatan, Teluk Persia dan Australia misalnya bisa jadi tidak bisa dihuni akibat suhu yang kian bertambah.
Setelah para peneliti dari Universitas PBB mengumpulkan semua data yang mereka butuhkan, mereka akan merumuskan tren, sejauh mana masyarakat kawasan perkotaan memahami dan bereaksi terhadap suhu tinggi yang ekstrim. Mereka berharap bisa mempersiapkan orang dengan lebih baik untuk masa depan yang mungkin lebih panas.
Penulis: Charli Shield (ml/ap)
Bencana dan Kerusakan Tahun 2017 Akibat Perubahan Iklim
Dunia berusaha meredam laju perubahan iklim. Tapi bencana dan kerusakan akibat perubahan iklim makin sering terjadi. Inilah beberapa peristiwa dramatis tahun 2017.
Foto: Reuters/E. De Castro
Gelombang panas
Tahun 2017 diwarnai dengan fenomena gelombang panas yang melanda seluruh dunia dan dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Akibatnya terjadi kekeringan, kebakaran hutan dan bahkan kematian. Australia memulai tahun 2017 dengan suhu mendekati 50 derajat Celcius. Di Eropa selatan, gelombang panas "Lucifer" menyebabkan suhu udara di atas 40 derajat Celcius pada bulan Juli dan Agustus.
Foto: Imago/Agencia EFE
Keindahan yang akan hilang
Awal 2017, para ilmuwan menyadari bahwa kerusakan terumbu karang di Great Barrier Reef Australia lebih buruk daripada yang diperkirakan sebelumnya. Di beberapa bagian situs Warisan Dunia UNESCO itu, sampai 70 persen karang sudah mati. Pada tahun 2050, diperkirakan 90 persen terumbu karang akan hilang. Penyebab utamanya: kenaikan suhu dan pengasaman air laut.
Foto: picture-alliance/dpa
Kombinasi mematikan
Konflik bersenjata mendorong jutaan orang meninggalkan rumah mereka atau tinggal dalam situasi sangat buruk - dan perubahan iklim membuatnya makin buruk. Kurangnya sumber daya alam meningkatkan risiko konflik. Keluarga dari Sudan selatan ini misalnya, melarikan diri ke negara-negara tetangga seperti Uganda dan Kenya - yang sudah menderita kekeringan.
Foto: Reuters/G.Tomasevic
Dimakan api
Dari Selandia Baru sampai ke Spanyol, dari California sampai ke Greenland: dunia mengalami kebakaran tanpa henti. Pemanasan global menyebabkan resiko kebakaran meningkat. Kebakaran hutan melanda wilayah-wilayah besar Semenanjung Iberia di Eropa, menyebabkan kematian dan kehancuran, sementara petugas pemadam kebakaran di California harus bekerja keras tanpa istirahat selama lebih enam bulan.
Foto: Reuters/G. Blevins
Badai terhebat
Badai Maria dan Irma, yang melanda wilayah Karibik pada bulan Agustus dan September, merupakan dua peristiwa cuaca paling merusak tahun ini. Badai mematikan juga mengamuk di Ophelia di Irlandia, Harvey dan Nate di Amerika Tengah dan Amerika Serikat, Xavier dan Sebastian di Jerman. Pemanasan permukaan laut menyebabkan penguapan lebih banyak dan memicu badai petir serta angin topan.
Foto: Getty Images/AFP/Str
Mencari udara bersih
Memburuknya kualitas udara setiap tahun menyebabkan ribuan kematian di seluruh dunia setiap tahunnya. Ibu kota India, New Delhi, adalah salah satu kota paling tercemar di dunia. Bulan November lalu, sebagian besar wilayah utara India dan Pakistan diliputi kabut asap tebal yang membawa partikel berbahaya. Sekolah terpaksa diliburkan. Rumah sakit penuh dengan pasien dengan masalah pernafasan.
Foto: Reuters/S. Khandelwal
Ancaman bagi mahluk laut
Tingginya kadar karbon dioksida di atmosfer merupakan ancaman utama bagi mahluk laut, yang sudah terancamkarena polusi plastik, penangkapan berlebihan dan pemanasan air laut. Ditambah pengasaman laut, kondisi lingkungan air tidak bersahabat lagi bagi makhluk laut. Dan tanpa hewan laut, seluruh ekosistem laut jadi terancam.
Foto: picture-alliance/Photoshot/B. Coleman
Bencana banjir dan tanah longsor
Angin topan sering memicu banjir bandang dan tanah longsor. Akhir Desember, lebih 230 orang tewas saat badai melanda pulau Mindanao di Filipina, sebuah tragedi yang diperburuk oleh penggundulan hutan. Pada tahun 2017, bencana banjir parah juga melanda negara-negara seperti Vietnam, Peru dan Sierra Leone. Negara-negara Eropa, termasuk Yunani dan Jerman, juga mengalami hujan deras dan banjir.