Bagaimana Debat Iklim Untungkan Partai Populis Kanan Jerman
Hans Pfeiffer
2 Juni 2023
Penolakan partai populis kanan Jerman, AfD, terhadap kebijakan iklim yang diusung Partai Hijau justru membuahkan dukungan elektoral dari kelompok moderat. Fenomena ini dinilai berbahaya bagi komitmen iklim di masa depan.
Iklan
Sejak beberapa pekan terakhir Partai Alternatif untuk Jerman, AfD, giat melancarkan serangan terhadap pemerintah federal. Kebijakan Berlin mereka anggap gagal dan bahkan mengancam kemakmuran dan perdamaian di Jerman dan Eropa. Posisi setajam itu bukan tak lazim bagi AfD. Mereka misalnya menuntut perundingan damai dengan Rusia untuk mendamaikan Ukraina dan mendesak penutupan perbatasan untuk mencegah masuknya pengungsi dan pencari suaka.
Namun tidak ada topik yang lebih menguntungkan bagi partai ekstrem kanan di Jerman selain isu energi dan perubahan iklim. Insiatif pemerintah mendorong peremajaan sistem pemanas agar lebih ramah iklim dicemooh sebagai "program pemiskinan." Penolakan AfD bernilai populis, karena memboncengi kekhawatiran masyarakat soal pembengkakan biaya energi menyusul kebijakan baru pemerintah.
"Warga yang tidak mampu membeli pemanas baru, maka harus menjual rumahnya," kata Ketua Umum AfD, Alice Weidel, dalam sebuah kesempatan.
Wajah Baru Parlemen Jerman
Bundestag gelar sidang pertama parlemen dengan komposisi baru pada Selasa (26/10), sebulan setelah pemilihan umum parlemen. DW berkesempatan meliput wajah baru pengisi parlemen Jerman itu.
Foto: Markus Schreiber/AP/picture alliance
Parlemen yang lebih muda
Seluruhnya ada 736 anggota Bundestag dan parlemen baru Jerman itu secara signifikan lebih muda dari parlemen sebelumnya. Anggota termuda, Emilia Fester, 23 tahun berasal dari Partai Hijau. Secara keseluruhan, usia rata-rata anggota parlemen turun dan 47 anggota parlemen baru, berusia di bawah 30 tahun.
Foto: Kay Nietfeld/dpa/picture alliance
Anggota parlemen rata-rata
“Anggota parlemen rata-rata” demikian julukan bagi posisi Michael Brand, dari Partai Uni Kristen Demokrat CDU. Usianya 47 tahun, yang kini menjadi usia rata-rata anggota parlemen baru. Lulusan jurusan politik dan ilmu hukum terwakili melebihi proporsi di Bundestag. Juga nama Michael merupakan nama paling umum di Parlemen Jerman.
Foto: HMB Media/Mueller/picture alliance
Anggota Tertua
Anggota tertua dalam parlemen baru adalah Alexander Gauland (80) dari Partai Alternatif Jerman yang berhaluan ekstrem kanan. Tradisi sebelumnya, anggota berusia tertua yang membuka sidang perdana. Tapi kini anggota dengan masa pengabdian terpanjang yang membuka sidang pertama parlemen baru, yakni Wolfgang Schäuble dari partai Uni Kristen Demokrat.
Foto: Christoph Hardt/Geisler-Fotopress/picture alliance
Penguatan keterwakilan perempuan
Bundestag bukan hanya lebih muda tapi juga lebih feminim. Jumlah anggota parlemen perempuan meningkat 4%. Penyumbang terbesar dari Partai Kiri dan Partai Hijau. Fenomena sangat lambat untuk kesetaraan gender. Politisi dari Partai Hijau, Tessa Gansere (44, kiri) dan Nyke Slawik (27, kanan) adalah transgender pertama dalam Bundestag. “Cerita kesuksesan kami akan mendunia,” cuitan Slawik.
Sejarah baru kelompok imigran
Juga asal-usul anggota parlemen baru amat beragam. 83 anggota Bundestag berlatar belakang migran, terutama dari Partai Kiri dan Sosial Demokrat. Rasha Nasr (29 tahun) dari Partai Sosial Demokrat punya catatan khusus. Lahir di Dresden setelah orang tuanya hengkang dari Suriah untuk hidup baru di Jerman Timur. Ia sekarang mewakili negara bagian Sachsen.
Foto: SPD
Perwakilan Afro-Jerman
Armand Zorn, salah satu anggota Bundestag dari komunitas Afro-Jerman yang berasal dari Partai Sosial Demokrat ini kelahiran Kamerun dan tiba di Jerman saat usia 12 tahun. Ia memenangkan pemilihan kursi konstituen langsung. “Itu menunjukkan bahwa kita beragam. Bukan masalah dari mana kita datang, namun ke mana tujuan kita,” jelasnya.
Foto: Sebastian Gollnow/dpa/picture-alliance
Terbanyak dari kalangan akademisi
Mayoritas anggota Bundestag berlatar pendidikan kampus. Sangat sedikit yang berasal dari pendidikan kejuruan. Gülistan Yüksel (59 tahun) dari Partai Sosial Demokrat merupakan salah satu dari kelompok minoritas ini. Tiba di Jerman awal 70-an dari Turki, dia lulusan kejuruan asisten farmasi. Terpilih pertama kali jadi anggota parlemen pada tahun 2013.
Foto: Jens Krick/Flashpic/picture alliance
Berlatar belakang pebisnis
UMKM di Jerman kurang terwakilkan di parlemen Jerman, hanya ada 51 anggota di Bundestag berasal dari kalangan bisnis. Kebanyakan dari Partai Liberal Demokrat yang dikenal ramah pebisnis. Kritine Lütke (38 tahun) salah satunya, yang merupakan pengelola panti jompo milik orang tuanya.
Foto: FDP/Heidrun Hoenninger
Kurangnya ahli Kesehatan
Pandemi menegaskan pentingnya sektor kesehatan juga di parlemen. Namun Bundestag masih saja kekurangan perwakilan dokter. Hanya ada beberapa dokter dan tenaga Kesehatan yang terpilih jadi anggota parlemen. Stephan Pilsinger (34, tahun di foto) merupakan salah satunya. Dokter praktik ini terpilih sebagai perwakilan dari partai Uni Kristen Sosial. (mh/as)
Foto: CSU
9 foto1 | 9
Persepsi mengalahkan realita
Dalam penolakannya terhadap kebijakan ramah iklim, AfD bahkan melampaui partai-partai populis kanan di Eropa, kata Christoph Richter dari Institut untuk Demokrasi dan Masyarakat Madani Jerman, IDZ. "Mereka meragukan dasar ilmiah terkait peran manusia terhadap perubahan iklim dan menilai kebijakan pengurangan emisi sebagai langkah pemborosan."
Iklan
Menurutnya, AfD berusaha mencari dukungan dengan menolak energi terbarukan atau pembatasan emisi. Untuk itu, mereka memanfaatkan rasa takut di masyarakat. "Kami melihat tema-tema yang dikerjakan AfD kebanyakan merupakan tema, di mana kekhawatiran masyarakat terukur paling besar," kata Richer. "Sikap itu besinergi dengan kampanye anti kincir angin di sejumlah daerah."
AfD dinilai berusaha memperkuat persepsi negatif, meski tidak sesuai dengan realita. Partai itu misalnya menerbitkan jargon semisal "warga dimiskinkan," atau "mereka melenyapkan kemakmuran kita!". Muatan semacam itu digunakan AfD untuk menjalankan kampanye media sosial melawan Partai Hijau yang berkuasa.
Partai Hijau merupakan rival alami bagi AfD. Analis mencatat, pandangan kelompok pendukung kedua partai saling bersebrangan dalam berbagai isu. Dalam jajak pendapat oleh Infratest Dimap, April silam, sebanyak 76 persen pendukung Partai Hijau melihat implementasi kebijakan iklim terlalu lambat. Bagi 50 persen pendukung AfD, kebijakan iklim sebaliknya dinilai terlalu cepat dilaksanakan.
7 Fakta AfD: Partai Anti Islam di Jerman
Banyak yang belum tahu, partai AfD yang anti Islam, anti Eropa dan anti imigran didirikan oleh segelintir elite dan profesor. Dengan cepat partai didukung kelompok yang frustrasi terhadap politik pemerintah di Berlin.
Foto: picture-alliance/dpa/K.-D. Gabbert
Didirikan Kaum Elite Jerman
Partai Alternatif untuk Jerman-AfD didirikan oleh kelompok elite, antara lain Bernd Lucke profesor ekonomi makro, Alexander Gauland, mantan sekretaris negara partai Kristen CDU, Konrad Adam, penerbit dan mantan wartawan koran kenamaan FAZ serta politisi dan Doktor ilmu kimia Frauke Petry (foto). Mula-mula program AfD memprotes secara terbuka politik pemerintah Jerman terkait krisis mata uang Euro
Foto: Getty Images/J. Koch
Pendukung Partai AfD
AfD resmi didirikan Mei 2013. Siapa pendukung AfD? Lembaga Riset FORSA menunjukkan, dari pemilu di negara-negara bagian Jerman, 70% pemilih AfD adalah lelaki dari kisaran umur rata-rata dia atas 50 tahun dan tidak terikat salah satu agama. Juga banyak pendukung partai liberal FDP yang menyebrang mendukung AfD. Jumlah anggota partai AfD kini mencapai lebih 17.000 orang.
Foto: DW/B. Gräßler
Partai Populis Kanan Anti Islam
Partai Alternatif untuk Jerman semula menuntut dibubarkannya zona mata uang Euro. Untuk menarik simpati banyak pemilih, AfD memilih retorika sebagai partai populis kanan dan memberi tekanan khusus pada program anti Islam. AfD juga gelar kampanye anti Yahudi dan sentimen rasisme. Inilah resep yang membuat AfD sukses meraih kursi di parlemen Jerman dan parlemen Eropa.
Foto: picture-alliance/dpa/O. Berg
Sukses di Negara Bagian Jerman
AfD raup sukses dalam pemilu regional di sedikitnya 10 negara bagian Jerman. Bahkan di dua negara bagian di kawasan timur Jerman, AfD raih lebih 20 persen suara. Juga di tiga negara bagian di barat, partai anti Islam dan anti Yahudi Jerman ini meraih perolehan suara lebih 12% . Keterangan partai menyebutkan AfD meraih seluruhnya 485 mandat di berbagai parlemen regional dan lokal.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Wolf
Terwakili di Parlemen Eropa
Setahun setelah didirikan, dalam pemilu Parlemen Eropa 2014, ironisnya partai anti Uni Eropa ini meraih 7,1 persen suara. Terwakili dengan 7 mandat di Parlemen Eropa dan diterima bergabung dalam fraksi Konservatif dan Reformis Eropa-EKD. Tahun 2016 AfD diusir dari fraksi EKD setelah anggotanya Beatrix von Stoch dukung usulan penggunaan kekerasan senjata terhadap pengungsi.
Foto: Picture-alliance/dpa
Dimusuhi Partai Mainstream Jerman
Partai AfD dimusuhi partai mainstream, Kristen Demkrat-CDU maupun Sosial Demokrat-SPD. Yang terutama beradu keras lawan keras adalah pengikut partai kiri otonom. Dalam kongres partai di kota Köln baru-baru ini, lebih 50.000 demonstran gelar aksi menentang AfD. Juga partai-partai besar menolak koalisi dengan partai populis kanan ini.
Foto: Reuters/S. Loos
Dipuji di Luar Negeri
Ironisnya, di saat partai dimusuhi banyak kalangan di Jerman, pujian mengalir dari luar negeri, khususnya dari Inggris. Kelompok pendukung Brexit dan yang skeptis terhadap Uni Europa memuji haluan partai AfD. Bahkan seorang tokoh partai anti Eropa di Inggris-UKIP, Douglas Carswell memuji partai populis kanan ini, dengan menyebut, jika ia warga Jerman, pasti memilih AfD dalam pemilu.
Foto: Reuters/S. Wermuth
7 foto1 | 7
Demonisasi rival politik
Menurut Christoph Richter, penolakan partai-partai populis kanan terhadap komitmen iklim menyatukan "kepentingan yang ingin mempertahankan ketimpangan kemakmuran antara negara kaya di utara dan miskin di selatan, karena menguntungkan negara-negara Eropa."
Dalam prosesnya, AfD sejak awal membangun permusuhan dan rivalitas terhadap partai-partai lain. Setelah bekas Kanselir Angela Merkel, kini giliran Partai Hijau yang didekalarasikan sebagai musuh bersama. "Serangan agresif terhadap pegiat iklim biasanya hanya dikenal di AS pada tahun 1980an. Di sana lalu terbentuk gerakan perlawanan."
Keberhasilan partai-partai kanan mendulang suara lewat penolakan diyakini juga dimudahkan oleh kondisi partai-partai lain yang kebingungan menentukan sikap menghadapi krisis iklim. Menurut Richter, hal ini bisa berbahaya di masa depan.
"Keberhasilan terbesar partai populis kanan berpangkal pada strategi, bahwa narasi yang mereka usung selaras dengan opini umum. Strategi ini sangat berbahaya, karena bisa merugikan partai-partai lain dan komitmen iklim."