Menurut sebuah survei di luar negeri, Jerman dianggap sangat tertinggal secara digital. Di mana sebenarnya letak kekuatan dan kelemahan Jerman menurut mata dunia internasional?
Iklan
Tiga organisasi asal Jerman, yakni GIZ, Dinas Pertukaran Akademik Jerman (DAAD) dan Goethe Institut melakukan penelitian bersama. Mereka meminta lebih dari 620 ahli dan pengamat Jerman untuk terlibat dalam studi yang bertema "Perspektif Eksternal - Perspektif Internasional tentang Jerman di Tengah Wabah Corona". Sejumlah pakar budaya, ilmu pengetahuan dan aktivis kerja sama internasional dari 37 negara turut diwawancara secara mendalam untuk penelitian ini.
Hasilnya? Makalah setebal 120 halaman itu seolah menjabarkan daftar tugas untuk pemerintah federal baru yang akan dipilih musim gugur tahun ini. Tujuan dari penelitian ini adalah "perbandingan persepsi diri dan persepsi eksternal" bangsa Jerman seperti yang dijelaskan oleh Juru Bicara Dewan GIZ Tanja Gönner, Sekretaris Jenderal Goethe Johannes Ebert, dan Sekretaris Jenderal DAAD Kai Sicks.
"Kami mengumpulkan gambaran-gambaran eksternal yang berbeda dari para pemerhati Jerman dan komentar mereka yang cerdik untuk mengidentifikasi titik-titik buta kami sendiri dan untuk mengkalibrasi sudut pandang dan solusi yang diketahui," demikian disebutkan dalam kata pengantar studi tersebut.
Berbicara melalui pesan video di Berlin, Kanselir Angela Merkel menyebut hasil penelitian ini sebagai gambaran menarik dan sebagian jawabannya telah diperkirakan sebelumnya, namun tetap mengejutkan. Umpan balik positif adalah konfirmasi dari apa yang telah dilakukan sejauh ini dan insentif untuk komitmen lebih lanjut.
Namun Merkel lebih lanjut mengatakan bahwa: "Komentar kritis harus mendorong kita untuk melakukan perbaikan." Angela Merkel juga menyampaikan terima kasih dari lubuk hati yang terdalam atas studi tersebut.
Perlindungan lingkungan perlu ditingkatkan
Hasil penelitian ini memang tidak mengejutkan. Pada dasarnya Jerman dipandang sebagai negara yang memiliki kekuatan ekonomi, stabilitas demokrasi, dan keunikan budaya. Namun, para peserta studi melihat beberapa hal yang bisa diperbaiki berkaitan dengan digitalisasi, iklim untuk berinovasi dan akses pengetahuan ke universitas-universitas Jerman.
Selain itu, para responden juga mengamati bahwa di Jerman ada minat sosial yang besar dalam masalah lingkungan, tetapi perlindungan lingkungan oleh sejumlah perusahaan dinilai masih terlalu sedikit.
Ungkapan Jerman yang Berasal dari Bahasa Militer
Sebagian besar ungkapan Jerman yangsering dipakai saat ini sebenarnya berasal dari militer. Uniknya, benda perang seperti tiang bendera, dan perisai, dijadikan sebuah ungkapan.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Roessler
Jangan Menyerah!
"Die Flinte ins Korn werfen", secara harfiah, lemparkan senapan ke ladang gandum. Namun, ungkapan tersebut dapat diartikan sebagai sikap yang mudah menyerah dan berhenti berusaha.
Foto: Imago/Entertainment Pictures
Belajar dari Nol
Ungkapan Jerman "von der Pike auf" yang berarti mempelajari sesuatu secara menyeluruh. Maksudnya kita harus mengikuti langkah demi langkah, dan dari tingkat bawah ke atas. Pike sendiri artinya tombak sederhana yang dulu digunakan pada Abad Pertengahan.
Foto: Imago Images/photothek/T. Koehler
Putus!
Istilah Jerman "Laufpass geben", arti harafiahnya memberi seseorang izin berlari, tapi ungkapan ini biasanya digunakan sebagai ungkapan mengakhiri hubungan atau meninggalkan seseorang. Pada abad ke-18, tentara diberikan "Laufpass" ketika mereka diberhentikan, sebuah dokumen penting yang membuktikan bahwa mereka bukannya melarikan diri atau desersi.
Foto: picture-alliance/PIXSELL/I. Soban
Tetap Teguh Pendirian
Ungkapan "bei der Stange bleiben" - tetap berada di tiang, diartikan sebagai tiang bendera atau bendera pasukan. Ungkapan ini menggambarkan seseorang yang dapat bertahan pada satu hal dan terus mengejar tujuannya, seperti serdadu yang tetap menegakkan bendera pasukannya.
Jika Anda merasa jengkel atau kesal, orang Jerman akan bilang "Reiss dich am Riemen" - artinya: kendalikan perasaan atau emosi Anda, tenangkan diri . Ungkapan ini berasal dari militer. Riemen berarti sabuk. Serdadu saat baris-berbairs harus selalu berpakaian rapi. Kalau celananya tergantung miring, dia diperintahkan untuk membereskannya, dengan menarik rata sabuknya. (fs/hp)
Foto: DW
5 foto1 | 5
Para responden juga mengeluhkan bahwa Jerman "tidak cukup" berurusan dengan sejarah kolonialnya. Selain itu, ada juga peningkatan kecenderungan populis dan ekstremis yang dinilai sebagai salah satu risiko terbesar. Para peserta penelitian menjelaskan bahwa dalam beberapa tahun terakhir Jerman tidak begitu ramah bagi mereka dan perasaan bahwa mereka tidak diterima juga meningkat.
Menurut penelitian tersebut, Jerman harus mengambil posisi yang lebih jelas secara internasional, tanpa harus menjadi dominan. Penulis penelitian juga menjelaskan bahwa dalam hal kebijakan luar negeri, sangat penting bagi Jerman untuk memutuskan sikap dan tindakan di masa depan terkait ketegangan antara Cina, AS, dan Rusia, serta tetap memperkokoh persatuan di antara negara-negara di Uni Eropa.
Iklan
Negara yang menjunjung tinggi budaya
Pada prinsipnya, Jerman dianggap bisa lebih intensif lagi bertukar pikiran secara internasional di bidang penelitian, ilmu pengetahuan, seni atau film. "Jerman terus dilihat sebagai negara budaya dengan daya tarik internasional," rangkum Johannes Ebert, Sekretaris Jenderal Goethe Institute.
9 Lokasi Tidak Terduga di Berlin
Berlin terkenal dengan distrik trendy dan bangunan monumentalnya. Namun tentu saja ada beberapa lokasi yang tidak memenuhi stereotip Berlin dan bahkan mampu mengejutkan penduduk lokal Berlin sendiri.
Foto: picture-alliance/imageBROKER/Schoening
Pantai berpasir bak di pinggir laut
Salah satu danau paling populer di Berlin adalah Danau Wannsee dengan pantai yang mampu menampung hingga 50.000 orang. Pantai berpasir halus yang membentang 1.200 meter ini memberikan perasaan bak berada di pinggir laut dan bukan di ibu kota Jerman. Tidak mengherankan, karena sebagian pasir di pantai tersebut memang dibawa langsung dari pesisir Laut Baltik.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Hirchberger
Bunga sakura indah serasa di Jepang
Di perbatasan antara distrik Lichterfelde Selatan dan kota kecil Teltow, 2.000 pohon ceri bermekaran di musim semi. Siapapun akan menduga bahwa mereka tengah berada di Jepang. Dugaan ini pun tidak mengherankan, karena di tahun 1989, sebuah stasiun televisi Jepang menggelar kampanye penggalangan dana untuk menanam pohon-pohon sakura ini dalam rangka perayaan runtuhnya tembok Berlin.
Foto: picture-alliance/R. Keuenhof
Burung merak yang bebas berkeliaran seperti di alam liar
Di Pfaueninsel (Pulau Merak) di Havel, tidak jauh dari Danau Wannsee, banyak pemandangan hijau untuk dinikmati. Pulau ini adalah rumah bagi burung merak yang berkeliaran bebas. Tempat ini diperkenalkan oleh Raja Prusia Friedrich Wilhelm II ketika ia menciptakan habitat alami untuk sang unggas lengkap dengan pertanian dan peternakan. Sekarang pulau ini menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO
Foto: picture-alliance/imageBROKER/Schoening
Kerbau seperti di sabana
Di Pfaueninsel juga hidup beberapa ekor kerbau. Di sepanjang aliran sungai kecil bernama Tegeler Fliess di sisi lain Berlin, 13 ekor kerbau menjadi daya tarik pengunjung. Hingga musim gugur, hewan digunakan sebagai pemotong rumput alami dan menjadi tontonan para pejalan kaki. Terpisah dari kota besar, Tegeler Fliess di Reinickendorf memiliki salah satu pemandangan alam terindah di Berlin.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Jensen
Kehidupan pedesaan
Jika berjalan kaki di sepanjang aliran Tegeler Fliess, jangan lupa melewati Alt-Lübars. Bagian dari Reinickendorf ini merupakan desa tertua di Berlin yang masih mempraktikkan pertanian hingga hari ini. Dikelilingi oleh pemandangan alami Tegeler Fliess dan padang rumputnya, desa indah satu ini terkesan amat jauh dari kota besar, walau sesungguhnya hanya berjarak 30 menit dari jantung kota Berlin.
Foto: picture-alliance/ZB/dpa/P. Grimm
Kereta gantung seperti di Pegunungan Alpen
Walau tidak memiliki pegunungan seperti Alpen, Berlin tetap memiliki kereta gantung! Tahun 2017 kereta gantung ini dibangun melewati taman daerah timur Marzahn sebagai bagian dari Pameran Taman Internasional. 64 kereta gantung, 6 dengan lantai kaca, menawarkan pemandangan indah kota dan Taman Dunia, sebuah taman rekreasi yang menampilkan budaya taman seluruh dunia dan terbagi dalam 9 bagian.
Foto: picture-alliance/dpa/B. von Jutrczenka
Seperti di film "Lost World: Jurassic Park II"
Tur melalui Plänterwald membuatmu merasa berada di dunia film Lost World: Jurassic Park II. Kereta hantu lawas, angsa berkarat, bianglala dan bahkan patung dinosaurus bisa ditemukan di bekas taman hiburan Berlin di Sungai Spree ini, Taman ini telah ditelantarkan semenjak tahun 2002. Sebuah konsep baru untuk taman seni dan budaya untuk menggantikan taman ini sedang direncanakan.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Zinken
Kuil yang mengingatka pada India
Dekorasi beraneka ragam dan warna terang menghiasi Kuil Hindu Sri Ganesha di Volkspark Hasenheide, Neukölln. Kuil ini masih dalam pembangunan sejak 2009 dan akan diresmikan pada Oktober 2020. Kuil ini didedikasikan kepada Dewa Ganesha yang melambangkan kesuksesan, pendidikan, pengetahuan, kebijaksanaan dan kemakmuran. Bagin paling menonjol dari kuil ini adalah menara setinggi 17 meter.
Foto: DW/W. Modesto
Dunia bawah laut seperti di Laut Selatan
Di Berlin-Mitte kamu bisa menemukan AquaDom yang merupakan akuarium silinder terbesar di dunia. Pengunjung bisa menaiki lift kaca, melalui bagian dalam akuarium dan mengagumi 1.500 ikan-ikan tropis. Sekarang akuarium ini tengah direnovasi. Penulis:Elisabeth Yorck von Wartenburg (st/as)
Foto: picture-alliance/dpa/J. Cartsensen
9 foto1 | 9
"Fakta bahwa teater dan museum didukung dengan komitmen keuangan yang besar, bahkan selama pandemi, dipandang sebagai komitmen sosial yang jelas terhadap pentingnya budaya." Menurut penelitian tersebut. Dalam hal budaya dan bidang ilmiah, Jerman memang mendapatkan pengakuan khusus di seluruh dunia.
Dan seberapa baik Jerman dalam mengatasi pandemi corona? Pertanyaan ini juga termasuk dalam survei global penilaian dunia luar ini. Untuk musim semi 2020, manajemen corona di Jerman mendapat nilai yang cemerlang. Namun, tidak demikian untuk lambannya laju kampanye vaksinasi dan keengganan penduduknya dalam mematuhi aturan protokol kesehatan untuk membendung sebaran infeksi corona.
GIZ, DAAD dan Goethe-Institut sekarang ingin menarik kesimpulan praktis dari studi bersama. "Perubahan digital memainkan peran yang berkembang dalam fungsi kami," kata Tanja Gönner dari GIZ.
"Kami sangat berhati-hati dalam membawa dan memperluas kekuatan kreatif kami," ujar Sekretaris Jenderal DAAD Kai Sicks saat menanggapi adanya "keinginan dari bakat-bakat internasional untuk bisa dengan lebih mudah mendapatkan akses ke sistem pendidikan Jerman." Sementara Sekretaris Jenderal Goethe, Johannes Ebert, melihat lembaganya perlu "lebih mengembangkan dan memperkuat" kursus bahasa Jerman di dalam dan luar negeri.