1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Studi: Bagaimana Dunia Luar Melihat Bangsa Jerman?

10 Juli 2021

Menurut sebuah survei di luar negeri, Jerman dianggap sangat tertinggal secara digital. Di mana sebenarnya letak kekuatan dan kelemahan Jerman menurut mata dunia internasional?

Ilustrasi budaya Jerman
Ilustrasi budaya JermanFoto: picture-alliance/F. Diemer

Tiga organisasi asal Jerman, yakni GIZ, Dinas Pertukaran Akademik Jerman (DAAD) dan Goethe Institut melakukan penelitian bersama. Mereka meminta lebih dari 620 ahli dan pengamat Jerman untuk terlibat dalam studi yang bertema "Perspektif Eksternal - Perspektif Internasional tentang Jerman di Tengah Wabah Corona". Sejumlah pakar budaya, ilmu pengetahuan dan aktivis kerja sama internasional dari 37 negara turut diwawancara secara mendalam untuk penelitian ini.

Hasilnya? Makalah setebal 120 halaman itu seolah menjabarkan daftar tugas untuk pemerintah federal baru yang akan dipilih musim gugur tahun ini. Tujuan dari penelitian ini adalah "perbandingan persepsi diri dan persepsi eksternal" bangsa Jerman seperti yang dijelaskan oleh Juru Bicara Dewan GIZ Tanja Gönner, Sekretaris Jenderal Goethe Johannes Ebert, dan Sekretaris Jenderal DAAD Kai Sicks.

"Kami mengumpulkan gambaran-gambaran eksternal yang berbeda dari para pemerhati Jerman dan komentar mereka yang cerdik untuk mengidentifikasi titik-titik buta kami sendiri dan untuk mengkalibrasi sudut pandang dan solusi yang diketahui," demikian disebutkan dalam kata pengantar studi tersebut.

Berbicara melalui pesan video di Berlin, Kanselir Angela Merkel menyebut hasil penelitian ini sebagai gambaran menarik dan sebagian jawabannya telah diperkirakan sebelumnya, namun tetap mengejutkan. Umpan balik positif adalah konfirmasi dari apa yang telah dilakukan sejauh ini dan insentif untuk komitmen lebih lanjut.

Namun Merkel lebih lanjut mengatakan bahwa: "Komentar kritis harus mendorong kita untuk melakukan perbaikan." Angela Merkel juga menyampaikan terima kasih dari lubuk hati yang terdalam atas studi tersebut.

Perlindungan lingkungan perlu ditingkatkan

Hasil penelitian ini memang tidak mengejutkan. Pada dasarnya Jerman dipandang sebagai negara yang memiliki kekuatan ekonomi, stabilitas demokrasi, dan keunikan budaya. Namun, para peserta studi melihat beberapa hal yang bisa diperbaiki berkaitan dengan digitalisasi, iklim untuk berinovasi dan akses pengetahuan ke universitas-universitas Jerman.

Selain itu, para responden juga mengamati bahwa di Jerman ada minat sosial yang besar dalam masalah lingkungan, tetapi perlindungan lingkungan oleh sejumlah perusahaan dinilai masih terlalu sedikit.

Para responden juga mengeluhkan bahwa Jerman "tidak cukup" berurusan dengan sejarah kolonialnya. Selain itu, ada juga peningkatan kecenderungan populis dan ekstremis yang dinilai sebagai salah satu risiko terbesar. Para peserta penelitian menjelaskan bahwa dalam beberapa tahun terakhir Jerman tidak begitu ramah bagi mereka dan perasaan bahwa mereka tidak diterima juga meningkat.

Menurut penelitian tersebut, Jerman harus mengambil posisi yang lebih jelas secara internasional, tanpa harus menjadi dominan. Penulis penelitian juga menjelaskan bahwa dalam hal kebijakan luar negeri, sangat penting bagi Jerman untuk memutuskan sikap dan tindakan di masa depan terkait ketegangan antara Cina, AS, dan Rusia, serta tetap memperkokoh persatuan di antara negara-negara di Uni Eropa.

Negara yang menjunjung tinggi budaya

Pada prinsipnya, Jerman dianggap bisa lebih intensif lagi bertukar pikiran secara internasional di bidang penelitian, ilmu pengetahuan, seni atau film. "Jerman terus dilihat sebagai negara budaya dengan daya tarik internasional," rangkum Johannes Ebert, Sekretaris Jenderal Goethe Institute. 

"Fakta bahwa teater dan museum didukung dengan komitmen keuangan yang besar, bahkan selama pandemi, dipandang sebagai komitmen sosial yang jelas terhadap pentingnya budaya." Menurut penelitian tersebut. Dalam hal budaya dan bidang ilmiah, Jerman memang mendapatkan pengakuan khusus di seluruh dunia.

Dan seberapa baik Jerman dalam mengatasi pandemi corona? Pertanyaan ini juga termasuk dalam survei global penilaian dunia luar ini. Untuk musim semi 2020, manajemen corona di Jerman mendapat nilai yang cemerlang. Namun, tidak demikian untuk lambannya laju kampanye vaksinasi dan keengganan penduduknya dalam mematuhi aturan protokol kesehatan untuk membendung sebaran infeksi corona.

GIZ, DAAD dan Goethe-Institut sekarang ingin menarik kesimpulan praktis dari studi bersama. "Perubahan digital memainkan peran yang berkembang dalam fungsi kami," kata Tanja Gönner dari GIZ.

"Kami sangat berhati-hati dalam membawa dan memperluas kekuatan kreatif kami," ujar Sekretaris Jenderal DAAD Kai Sicks saat menanggapi adanya "keinginan dari bakat-bakat internasional untuk bisa dengan lebih mudah mendapatkan akses ke sistem pendidikan Jerman." Sementara Sekretaris Jenderal Goethe, Johannes Ebert, melihat lembaganya perlu "lebih mengembangkan dan memperkuat" kursus bahasa Jerman di dalam dan luar negeri.

ae/yp

Stefan Dege Editor dan penulis di departemen DW Culture
Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait