Vietnam berhasil melewati masa pandemi tanpa pemadaman panjang sentra produksi seperti di Cina. Kini Hanoi ingin mempertahankan momentum untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan.
Iklan
Vietnam termasuk satu dari sedikit negara yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi di tengah tahun pandemi 2020 silam. Keberhasilan itu didapat berkat mitigasi dini dan kebijakan ketat pemerintah dalam menerapkan strategi nol-Covid.
Akibatnya, pertumbuhan ekonomi anjlok di minus 2,58 persen, menurut Bank Dunia.
Pemerintah di Hanoi mengandalkan program vaksinasi untuk bisa menggerakkan kembali roda perekonomian. Pemerintah Vietnam memilih menggunakan vaksin buatan Eropa dan AS, ketimbang produksi Cina.
"Vietnam mengendalikan situasinya dengan cepat,” kata Daniel Müller dari jejaring ekonomi Asia Timur, OAV, di Hamburg. Menurutnya, keberhasilan itu "membuktikan daya adaptasi sistem di Vietnam yang tinggi.”
Saat ini, negeri di Delta Mekong itu tidak lagi membatasi gerak penduduknya. "Risiko merebaknya kembali virus corona diyakini tetap kecil", kata Dang Duc Anh, Direktur Institut Higiene dan Epidemiologi di Hanoi.
Alhasil, tahun ini Bank Dunia meramalkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5 persen di Vietnam, yang akan meningkat jadi 6,7 persen pada tahun 2023.
Investasi tambahan dari Cina
Pemadaman di Cina semakin mendorong investor asing dan lokal memindahkan sebagian infrastruktur produksinya ke negeri jiran. Raksasa elektronik Korea Selatan, Samsung, Februari lalu mengumumkan akan menambah investasi senilai USD 920 juta untuk menambah kapasitas produksi di Vietnam.
Tren pemindahan produksi dari Cina ke Vietnam juga ditopang fenomena di dalam negeri. Perusahaan elektronik Cina, Luxshare, Goertek dan Pegatron, sudah mulai aktif di Vietnam, menurut laporan mingguan Jerman, "Elektronik Praxis.”
Raphael Monk dari perusahaan jasa konsultasi Fitch Solutions, meyakini "Vietnam akan memetik keuntungan terbesar dari pemindahan rantai suplai,” katanya kepada Reuters.
Tren itu antara lain dipercepat oleh ketidakpuasan pelaku bisnis terhadap kebijakan pemerintah Cina. "Dimensi ketidakpuasan itu mencapai level yang sebelumnya tidak ada,” imbuh Müller.
Iklan
Kendala rantai suplai global
Namun demikian, upaya Vietnam menarik investor untuk memindahkan produksinya akan ikut terganjal oleh gangguan rantai suplai global. Karena tanpa pasokan bahan mentah yang stabil, produksi tidak akan berjalan lancar.
Negara-negara ASEAN Berjuang Hadapi Gelombang Ketiga COVID-19
Gelombang ketiga virus corona varian Delta melanda beberapa negara di Asia Tenggara. Fasilitas kesehatan masyarakat yang tidak memadai membuat kawasan itu tidak mampu mengendalikan situasi.
Foto: Wisnu Agung Prasetyo/ZUMA/picture alliance
Gelombang ketiga melanda
Infeksi COVID-19 meningkat secara eksponensial di Asia Tenggara dalam beberapa bulan terakhir. Negara-negara seperti Laos, Thailand dan Vietnam telah berhasil mengurangi penyebaran virus pada 2020, tetapi saat ini mereka tengah berjuang mengatasi gelombang baru, seperti yang dihadapi Indonesia.
Foto: Agung Fatma Putra/ZUMA/picture alliance
Kekacauan dan kehancuran di Indonesia
Hingga Minggu (18/07), Indonesia telah melaporkan 73.582 kematian akibat COVID-19 dan lebih dari 2,8 juta kasus yang dikonfirmasi sejak awal pandemi. Pekan lalu, negara itu melampaui India dan Brasil dalam tingkat infeksi baru. Para ahli meyakini jumlah kasus sebenarnya bisa jauh lebih tinggi. Warga putus asa mencari tabung oksigen dan tempat tidur rumah sakit.
Foto: Timur Matahari/AFP/Getty Images
Virus corona varian Delta
Sistem perawatan kesehatan dan rumah sakit di Indonesia berjuang untuk mengimbangi masuknya pasien baru COVID-19. Dengan populasi sekitar 270 juta, negara itu sangat terpukul oleh wabah corona setelah perayaan Idul Fitri bulan Mei lalu, yang membuat jutaan orang melakukan perjalanan ke luar daerah. Kasus infeksi melonjak akibat varian Delta yang sangat menular.
Foto: Wisnu Agung Prasetyo/ZUMA/picture alliance
Kondisi yang memburuk
Pada tahun 2020, para pejabat Vietnam dipuji karena secara efisien sukses menahan penyebaran virus corona. Namun, ketika varian Delta merebak luas, jumlah infeksi di negara itu meningkat tajam. Pemerintah Vietnam saat ini menempatkan seluruh wilayah selatan dalam penguncian selama dua minggu, karena infeksi COVID-19 dikonfirmasi melebihi 3.000 kasus.
Foto: Luke Groves/AP/picture alliance
Kemarahan terhadap pihak berwenang
Pengunjuk rasa Thailand menyerukan Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha untuk mundur karena tidak mampu menangani pandemi COVID-19. Demonstrasi berlangsung ketika kerajaan mencatat rekor tingkat infeksi virus corona. Rumah sakit di seluruh negeri berada di bawah tekanan.
Sektor pariwisata Thailand juga terdampak parah oleh pandemi corona. Ketika Bangkok dan provinsi sekitarnya berjuang menghadapi lonjakan COVID-19, pemerintah justru mendorong rencana untuk membuka kembali pulau resor populer Phuket sebagai upaya menyelamatkan ekonomi.
Foto: Sirachai Arunrugstichai/Getty Images
Peluncuran vaksin yang lambat
Pemerintah Thailand lambat dalam pengadaan vaksin. Negara gajah putih itu mulai memvaksinasi tim medis pada Februari dan memulai kampanye vaksinasi massal pada Juni dengan suntikan AstraZeneca yang diproduksi secara lokal dan mengimpor dosis Sinovac buatan Cina. Upaya vaksinasi Thailand sejauh ini lambat dan tidak menentu.
Foto: Soe Zeya Tun/REUTERS
Putus asa mengharapkan bantuan
Masyarakat Malaysia tengah berjuang melawan COVID-19. Beberapa warga telah menemukan cara baru untuk meminta bantuan, yakni dengan mengibarkan bendera putih di luar rumah. Kampanye #benderaputih ramai dibicarakan di media sosial. Malaysia telah memberlakukan lockdown secara nasional sejak 1 Juni lalu untuk mengurangi lonjakan infeksi COVID-19.
Foto: Lim Huey Teng/REUTERS
COVID-19 dan kudeta
Kudeta militer menghambat akses masyarakat ke fasilitas perawatan kesehatan di Myanmar. Banyak dokter menolak bekerja di rumah sakit untuk menunjukkan perlawanan mereka terhadap junta. PBB telah memperingatkan Myanmar karena berpotensi menjadi "negara penyebar super", lantaran meningkatnya kasus infeksi dan vaksinasi yang lambat.
Foto: Santosh Krl/ZUMA/picture alliance
Impian mencapai herd immunity
Seperti negara-negara Asia Tenggara lainnya, Filipina mengalami pasokan vaksin yang terbatas dan peluncuran vaksin yang lambat. Pakar kesehatan mengatakan negara itu mungkin menjadi yang terakhir di kawasan Asia Tenggara mencapai kekebalan kelompok. Melihat kondisi saat ini, pihak berwenang mungkin membutuhkan waktu dua tahun atau lebih untuk memvaksinasi setidaknya 75% dari populasi. (ha/hp)
Foto: Dante Diosina Jr/AA/picture alliance
10 foto1 | 10
Sebagai solusinya, Vietnam "harus melakukan pembenahan di semua level,” kata Müller. Terutama sistem pendidikan dan vokasi yang ada saat ini dianggap belum mampu mengimbangi standar global.
Masalah lain yang menghambat investasi adalah catatan HAM pemerintah di Hanoi. Bagi Uni Eropa atau Jerman, sistem autoriter yang dijalankan di Vietnam bertentangan dengan prinsip dasar kebijakan luar negeri.
Hal ini terlihat dari Perjanjian Bebas UE-Vietnam (EVFTA) yang meski berlaku sejak Agustus 2020 silam, masih belum sepenuhnya bisa diimplementasikan. Terutama keenganan Vietnam mengizinkan pembentukan serikat buruh dianggap sebagai hambatan terbesar.
Müller meyakini, Vietnam sebabnya tidak bisa menjadi mitra erat dengan pemerintahan baru Jerman yang menyandarkan kebijakan luar negeri pada nilai-nilai kemanusiaan. Namun begitu, "Vietnam tetap bernilai penting bagi Jerman dan Eropa,” sebagai sentra produksi padat karya.
Dan dalam fungsinya itu, Vietnam bisa menikmati status khusus dibandingkan negara-negara Asia Tenggara yang lain.