Bagaimana Impian Negara Hindu Asingkan Minoritas Agama
13 Agustus 2022
Kemerdekaan ke-75 India dirayakan di tengah kekhawatiran terhadap bangkitnya supremasi Hindu dan redupnya sekularisme Mahatma Gandhi. Bagi kelompok minoritas, gagasan Hindutva adalah ancaman terbesar bagi tenun sosial.
Iklan
Pendeta Hindu di tepi Sungai Ganga itu bertutur halus, meski dengan maksud mengancam. Menurutnya, 75 tahun setelah kemerdekaan, keyakinan mayoritas sudah selayaknya dideklarasikan sebagai jantung indentitas India.
"Kita harus berubah seiring waktu,” kata Jairam Mishra. "Sekarang, kita harus memotong setiap tangan yang mengepal melawan Hinduisme.”
Geliat Nasionalisme Hindu di India perlahan meredupkan gagasan sekular dan multikultural Mahatma Gandhi yang mendasari politik India sejak kemerdekaan dari Inggris. Kini, 75 tahun kemudian, desakan publik kian menguat untuk akhirnya membumikan supremasi Hindu di dalam konstitusi.
Tuntutan tersebut merupakan akar kebijakan Partai Bharatiya Jannata dan Perdana Menteri Narendra Modi. Pemerintahannya secara aktif mempromosikan kebijakan pro-Hindu, atau membantu pembangunan rumah ibadah bernilai simbolik tinggi.
Gandhi adalah penganut Hindu, tapi meyakini India harus menjadi tempat "di mana setiap orang bisa menikmati kesetaraan status, apapun agamanya.” Untuk mewujudkannya, "negara mau tidak mau harus bersifat sekuler,” kata dia.
Gagasan tersebut kini sudah usang, kata Mishra, pendeta Hindu di tepi Sungai Ganga. "Hindus biasanya cinta damai. Tapi komunitas lain menyalahgunakan pola pikir ini dan tetap akan mendominasi kita kecuali kita berubah.”
Sekilas tentang Komunitas Banjara yang Nomaden di India
Komunitas Banjara di India hidup terpinggirkan dari masyarakat. Mereka terkenal sebagai pedagang nomaden. Namun kini banyak yang bekerja sebagai buruh, berharap agar anak-anak mereka memiliki masa depan yang lebih cerah.
Foto: Murali Krishnan/DW
Sejarah nomaden
Secara historis, Banjara adalah komunitas nomaden, bermigrasi dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari tempat berdagang. Saat ini mereka tersebar di berbagai negara bagian India. Mereka diyakini berasal dari Rajasthan, India utara. Orang Banjara dikenal dengan nama yang berbeda - di Andhra Pradesh, Lambada atau Lambadi; di Karnataka, Lambani; di Rajasthan, Gwar atau Gwaraiya.
Foto: Murali Krishnan/DW
Pelancong dan pedagang
Di masa lalu, orang Banjara menjual garam dan barang penting lainnya ke desa-desa pedalaman di seluruh India. Mereka terkenal sebagai pedagang yang baik. Kata "banjara" berasal dari "vanaj," perdagangan, dan "jara," perjalanan. Mereka berbicara Gorboli, bahasa Indo-Arya yang terdiri dari kata-kata dari banyak dialek India yang berbeda. Gorboli juga bervariasi dari satu daerah ke daerah lainnya.
Foto: Murali Krishnan/DW
Gaun dan perhiasan ikonik
Wanita Banjara di desa Bansur di Rajasthan dapat dikenali dari perhiasan unik mereka yang terbuat dari rupayi billalu (koin), baja, dan logam lainnya. Satu-satunya aksesoris emas yang mereka kenakan adalah peniti hidung. Pakaian wanita juga cenderung berwarna cerah. Wanita Banjara terus merancang dan membuat perhiasan dan pakaian khas mereka sendiri.
Foto: Murali Krishnan/DW
Diskriminasi di zaman modern
Di India, Banjara terdaftar sebagai Kasta Terjadwal, Suku Terjadwal, Kelas Terbelakang Lainnya, dan sebagai Suku yang Diketahui. Sebagai komunitas yang tertutup, suku Banjara saat ini hidup di pinggiran masyarakat dan menjauhi publisitas. Beberapa ahli menganggap orang Roma di Eropa sebagai keturunan Banjara India.
Foto: Murali Krishnan/DW
Pergeseran struktur ekonomi dan budaya
Banyak yang berubah di desa Bansur, termasuk cara hidup orang Banjara, adat istiadat, dan sistem ekonomi. Dalam beberapa tahun terakhir, laki-laki memulai pekerjaan kontrak, dan banyak keluarga mengirimkan anak-anak mereka ke sekolah negeri dengan harapan bisa memiliki masa depan yang cerah. Namun, banyak anak yang putus sekolah dan memilih bekerja sebagai penggembala sapi karena tekanan ekonomi.
Foto: Murali Krishnan/DW
Integrasi digital
Hingga beberapa tahun yang lalu, soal kesehatan dan kebersihan masih dianggap tabu di masyarakat Banjara. Kini, berbagai program kesehatan tersedia bagi perempuan Banjara. Beberapa LSM juga menawarkan pelatihan digital untuk membantu lebih banyak perempuan di Bansur melek teknologi. (ha/yp)
Foto: Murali Krishnan/DW
6 foto1 | 6
Ongkos keberhasilan memodernisasi India
Bagi banyak orang, perubahan itu sudah berlangsung di India. Ia diperkuat oleh retorika BJP dan terlembagakan melalui legislasi di parlemen. Saat ini, pemerintah sedang membangun kuil raksasa di kota suci Ayodhya, di atas bekas lahan masjid dari era Mughal yang dirusak dan dihancurkan ekstremis Hindu tiga dekade lalu.
Iklan
BJP juga mendukung pembangunan patung Chhatrapati Shivaji setinggi 210 meter dengan ongkos USD 300 juta di lepas pantai Mumbai. Dia adalah pejuang Hindu yang dianggap berjasa merubuhkan Kesultanan Mughal dan mengakhiri kejayaan Islam di India.
Derasnya dukungan bagi BJP antara lain bersumber dari keberhasilan pemerintahan Narendra Modi memodernisasi berbagai aspek kehidupan di India. "Pembangunan infrastruktur yang ramai, jalanan, bantaran sungai dan proyek kebersihan, semuanya lebih baik saat ini,” kata Syed Feroz Hussein, 44, warga muslim India.
Tapi buruh rumah sakit itu "merasakan kekhawatiran besar” terhadap masa depan anak-anaknya. "Berbeda dengan masa lalu, sekarang ada terlalu banyak kekerasan dan pembunuhan atas nama agama dan perasaan tegang dan kebencian yang konsisten,” di antara pemeluk agama, katanya.
Tekanan bagi minoritas muslim kian berlipat ganda sejak belakangan. Di Karnataka, yang tahun lalu menyaksikan serangan terhadap minoritas Kristen, BJP turut mengompori seruan larangan jilbab di sekolah.
Adapun di Varansi, nama kota Allahabad yang ditetapkan pada era Mughal, kini diganti kembali menjadi Prayagraj.
70 Tahun Hubungan Indonesia-India
Bertepatan kedatangan PM India, Narendra Modi, Indonesia dan India sepakat meningkatkan hubungan bilateral dengan menandatangani lebih dari selusin perjanjian pada berbagai bidang.
Foto: IANS/PIB
Menyambut tamu kenegaraan
Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan perdana menteri India Narendra Modi Modi mengikuti upacara penyambutan tamu negara di halaman depan Istana Merdeka. Modi dan Jokowi terlihat memberikan penghormatan pada bendera masing-masing negara.
Foto: IANS/PIB
Obrolan hangat dua pemimpin dunia
Acara dilanjutkan dengan pengisian buku tamu dan foto bersama di beranda belakang Istana Merdeka. Sebelum melakukan pertemuan bilateral, Jokowi lebih dulu melakukan perbincangan dengan Modi.
Foto: Reuters/D. Whiteside
Sejumlah kesepakatan ditandatangani
Dalam kunjungan perdananya ke Indonesia, perdana menteri India Narendra Modi disertai anggota delegasinya menandantangani sejumlah kesepakatan, termasuk di bidang pertahanan, maritim, perdagangan dan investasi.
Foto: IANS/PIB
Perbaikan di sektor layanan
Sejumlah kesepakatan lain yang dicapai di antaranya dalam pengembangan sains dan teknologi, pengembangan kapasitas pejabat publik, membuka dialog dan interaksi antara pemerintah dan lembaga pemikir, serta perbaikan di sektor layanan seperti bidang kesehatan dan kereta api.
Foto: IANS/PIB
Membangun kemitraan ekonomi
Menyambut kunjungan Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengatakan mereka setuju untuk mengupayakan ekonomi terbuka dan berharap kemitraan ekonomi yang komprehensif dapat diselesaikan tahun ini.
Foto: IANS/PIB
Masjid Istiqlal
Dalam kunjungan kali ini, Modi menyempatkan diri berkunjung ke Masjid Istiqlal, Jakarta. Presiden Jokowi mengatakan bahwa India adalah pangsa ekspor terbesar di Indonesia. Sementara jumlah wisatawan India juga meningkat tajam, naik 28 persen hingga hampir 500.000 orang pada tahun 2017.
Foto: DW/Setkab/Dindha
Sambutan anak-anak
Bukan hanya pejabat yang menyambut, anak-anak kecil ikut dalam penyambutan orang nomor satu di India ini. Indonesia merupakan negara pertama dari tiga negara Asia yang dikunjungi Modi. Dari indonesia, Modi dan para pejabatnya akan menyambangi Malaysia dan Singapura.
Foto: IANS/PIB
Memperkuat hubungan dengan ASEAN
Baik Indonesia, Malaysia, maupun Singapura, yang merupakan anggota ASEAN, adalah mitra strategis India. Pemerintah India ingin mempererat hubungannya dengan kawasan ASEAN dan berkomitmen untuk memperdalam hubungannya dengan masing-masing negara anggota ASEAN, sebagaimana tertuang dalam Governments Act East Policy. ap/hp (dpa, ap)
Foto: IANS/PIB
8 foto1 | 8
Sentimen Hindu
Guru Besar Studi Asia Selatan di King's College London, Harsh V Pant, menillai BJP berhasil memanfaatkan sentimen Hindu yang menguat pasca perusakan Masjid Ayodhya pada 1992. "Semua orang mempercayai narasi Hindutva,” kata dia. "Warga merespons positif pesan-pesan tersebut dan meyakini partai lain tidak punya gagasan yang lebih baik,” imbuhnya.
"BJP akan ada di sini setidaknya untuk dua sampai tiga dekade ke depan.”
Termasuk yang paling gencar mendukung konsep negara Hindu adalah organisasi sayap kanan, Vishwa Hindu Parishad. "Kami adalah bangsa Hindu karena identitas India adalah Hinduisme,” kata pemimpinnya, Surendra Jain, kepada AFP.
Menurutnya "wajah ganda sekularisme malah menjadi kutukan,” dan ancaman bagi eksistensi India. "Tapi bukan berarti umat agama lain harus hengkang,” imbuhnya.
PM Modi secara umum mendiamkan retorika Hindutva yang menyudutkan minoritas. Tapi analis meyakini dia ikut membantu pembentukan negara Hindu tanpa secara terang-terangan mendukung.
Kebijakannya itu membesarkan kekhawatiran warga muslim India. Nasir Jamal Khan, 52, marbot sebuah masjid di Varanasi, mengatakan "ikut merasakan keterasingan yang semakin membesar” terhadap India, walaupun "nenek moyang kami dilahirkan di sini.”