Terbit 22 Juli 2022aktualisasi terakhir 23 Agustus 2022
Jejaring cendawan mikroriza di bawah tanah menghubungkan tanaman dan menjadi jalur pertukaran nutrisi. Tapi deforestasi dan krisis iklim mengancam sistem yang sudah menopang kehidupan di Bumi sejak jutaan tahun itu.
Iklan
Pepohonan tidak akan mampu bertahan hidup tanpa jejaring raksasa jamur yang beroperasi di bawah tanah.
Layaknya jaringan internet, filamen jamur berukuran mikro ini menyebar di dalam tanah dan ikut menghubungkan antara pohon dan tanaman. Mereka bisa menggunakan sistem ini untuk saling berbagi air, nitrogen, karbon dan nutrisi lain, atau bahkan mendapat peringatan dini ancaman bahaya.
Jejaring cendawan mikroriza sudah menghuni Bumi sejak lebih dari 400 juta tahun. Menurut ahli ekologi, Thomas Crowther, mereka beroperasi layaknya "otak hutan,” yang bertugas merawat seluruh ekosistem agar tetap sehat.
"Jamur mikroriza sangat penting bagi keberlangsungan sekitar 90 persen semua pohon di Bumi. Keduanya saling bergantung satu sama lain,” kata ilmuwan ETH Zurich, Swiss, tersebut. Dia termasuk kelompok ilmuwan yang pertamakali memetakan sebaran jejaring jamur mikroriza di seluruh dunia.
Iklan
Bagaimana cara kerjanya?
Pohon dan tanaman memilki hubungan simbiosis melalui cendawan mikroriza yang tidak hanya melilit, tetapi juga menancap ke dalam akar. Melaluinya, tanaman melepas karbon dan sebagai gantinya mendapat nutrisi lain seperti fosfor dan nitrogen yang diserap jamur dari dalam tanah.
Bukan Sekedar Cendawan di Kegelapan
03:37
Lebih dari itu, tanaman juga menggunakan jejaring cendawan di bawah tanah untuk saling berinteraksi satu sama lain, menukar informasi, nutrisi, gula dan air dengan pohon lain yang lebih membutuhkan.
"Pohon yang kekurangan nutrisi seringkali diselamatkan oleh jejaring ini, karena jamur akan mendistibusikan ulang nutrisi ke area-area yang mengalami kerusakan,” kata Crowther. "Konektivitas inilah yang menghidupkan seluruh ekosistem.”
Jika sebuah bibit terhubung dengan jejaring jamur, ia akan mendapat kiriman nutrisi dan air dari pohon dewasa. Siklus ini membantu pertumbuhan dan memperkuat daya tahan pohon menghadapi stress. Sebaliknya pohon yang sekarat juga menggunakan jejaring mikroriza untuk mengirimkan sisa nutrisi ke tanaman di sekitar.
Pohon bisa mendapat peringatan dini adanya ancaman hama, dengan menerima sinyal stress dari pohon yang sedang diserang. Melalui cara itu, mereka bisa memproduksi senyawa kimia untuk menolak hama.
Fakta Menakjubkan Seputar Pepohonan
Pepohonan menyerap karbon dari atmosfer, menjadi rumah bagi satwa dan meningkatkan kesejahteraan mental. Tapi tahukah Anda bahwa pepohonan juga dapat "berkomunikasi dan mengirimkan sinyal tanda bahaya saat diserang?
Foto: picture-alliance/Goldmann
Lebih dari 60.000 spesies
Ada sekitar 3 triliun pohon di planet ini, menurut studi global yang dipimpin oleh peneliti Universitas Yale, termasuk lebih dari 60.000 spesies pohon yang dikenal. Lebih dari setengahnya endemik, artinya hanya ditemukan di satu negara. Brasil, Kolombia, dan Indonesia adalah rumah bagi spesies pohon terbanyak. Namun saat ini terdapat 46% lebih sedikit pohon dibandingkan awal peradaban manusia.
Foto: picture-alliance/Wildlife
'Bermigrasi' untuk hindari perubahan iklim
Pepohonan jelas tidak dapat berpindah tempat sendiri, tapi pusat populasi mereka dapat bergeser seiring waktu sebagai respons tekanan iklim. Studi yang mengamati 86 spesies pohon antara tahun 1980 - 2015 di AS menemukan bahwa 73% pohon bergerak ke barat, di mana curah hujan meningkat. Yang lain menuju ke kutub untuk menghindari panas. Rata-rata, pepohonan bergerak sekitar 16 kilometer per dekade.
Foto: picture-alliance/blickwinkel/R. Linke
Punya kekuatan untuk penyembuhan
Pohon dapat mengurangi tingkat stres, membantu manusia merasa lebih bahagia dan lebih sehat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menghabiskan waktu di alam, atau bahkan hanya melihat pohon atau bunga lewat jendela, dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan kualitas tidur, mengurangi depresi dan kecemasan, bahkan mempercepat pemulihan setelah operasi.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Klose
Pohon saling 'berkomunikasi'
Hutan punya sistem komunikasi tersendiri - hampir seperti internet bawah tanah yang memungkinkan mereka bertukar nutrisi dan mengirim peringatan tentang kekeringan atau penyakit. Pohon berinteraksi melalui jaringan jamur tanah. Penelitian oleh ahli ekologi Suzanne Simard menunjukkan bahwa pohon birch (foto) dan pohon cemara menggunakan sistem ini untuk saling berkirim air, karbon dan nutrisi.
Foto: picture-alliance/All Canada Photos
Mengirim sinyal ke udara
Pohon memang tidak bisa lari jika daunnya dimakan oleh herbivora lapar. Yang bisa mereka lakukan adalah melepaskan senyawa organik yang mudah menguap ke udara untuk memperingatkan anggota spesies yang sama di dekatnya atas adanya ancaman. Studi menunjukkan bahwa pohon-pohon lain merespons dengan meningkatkan produksi racun antiherbivora. Dalam kasus pohon akasia di gambar, daunnya menjadi pahit.
Foto: picture-alliance/Anka Agency International
Dapat memanggil bala bantuan
Saat dikepung oleh serangga atau parasit, beberapa spesies seperti pohon apel, tomat, dan ketimun melepaskan senyawa ke udara untuk mengingatkan pemangsa penyerang. Seringnya predator tersebut berupa serangga. Tetapi sebuah penelitian di Eropa menunjukkan bahwa pohon yang dipenuhi ulat juga dapat mengeluarkan sinyal kimia untuk menarik burung pemakan ulat.
Pohon adalah organisme hidup tertua di dunia. Satu individu dapat bertahan hidup ratusan, bahkan ribuan tahun. Menurut OldList yang membuat catatan resmi tentang pohon-pohon kuno, individu tertua yang masih hidup adalah pinus bristlecone di Pegunungan Putih California. Pohon ini dinamai Methuselah, usianya sekitar 4.850 tahun. Lokasi dirahasiakan untuk melindunginya dari vandalisme.
California adalah rumah bagi pohon sequoia raksasa bernama General Sherman, yang dianggap sebagai pohon hidup dengan volume terbesar. Pohon ini membentang setinggi 83,8 meter dengan diameter 7,7 meter. Sementara predikat pohon terluas di dunia jatuh ke Arbol del Tule (di foto), sejenis cemara di Meksiko, dengan diameter 11,6 meter dan keliling 42 meter.
Foto: picture-alliance/ImageBroker/
8 foto1 | 8
Pohon mati membawa jejaring jamur
Jejaring mikroriza menopang ekosistem dan memperkuat daya tahan hutan. Mereka juga menyimpan karbondioksida dalam jumlah besar. Namun ekspansi pertanian, polusi pupuk kimia dan deforestasi menempatkan sistem vital ini dalam ancaman kepunahan.
Menurut PBB, sekitar 178 juta hektar hutan dirambah dalam tiga dekade terakhir. Ketika pohon-pohon ditebang, jejaring cendawan di bawah tanah juga ikut punah. Ilmuwan menemukan, aktivitas penebangan menghilangkan sebanyak 95 persen jejaring mikroriza.
"Kenaikan suhu permukaan tanah akibat perubahan iklim, juga berpotensi memicu perubahan dramatis, di mana cendawan berusia tua digantikan oleh varietas bersiklus hidup rendah, yang akan melepas karbondioksida ke udara,” tutur Crowther.
Cendawan mikroriza sudah menopang kehidupan di Bumi sejak ratusan juta tahun. Kepunahannya tidak hanya menjadi lonceng kematian bagi flora dan fauna, tetapi juga bagi manusia.