Pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi oleh anggota dinas intelijen Arab Saudi menjadi topik hangat dan kontroversial di media-media Arab. Posisi media tergantung dari siapa pemilik atau pemodal medianya.
Iklan
Koran Saudi Al Watan edisi Rabu (21/12) memberitakan kabar baik bagi pembacanya: Presiden AS Donald Trump akan terus berdiri teguh di samping Arab Saudi.
Itulah adalah pernyataan yang ditunggu-tunggu oleh Kerajaan dan para pendukungnya. Arab Saudi tetap merupakan sekutu penting Amerika Serikat, dan dalam kasus pembunuhan Jamal Khashoggi, Presiden Trump mengatakan akan sulit untuk mempelajari semua fakta, demikian tulis harian itu.
Situs online kanal berita Al-Arabiya juga melaporkan berita yang sama. Al Arabiya mengutip Trump yang mengatakan bahwa fakta-fakta lengkap mungkin tidak akan pernah diketahui. Sekalipun Donald Trump masih menambahkan, mungkin saja Putra Mahkota Mohammed bin Salam, dikenal dengan singkatannya MbS, mengetahui soal pembunuhan itu, atau mungkin juga tidak. Tapi kalimat tambahan ini tidak dikutip oleh Al Watan maupun Al Arabiya.
Lain lagi berita stasiun siaran Al-Jazeera yang bermarkas di Qatar, yang justru fokus pada pernyataan Trump yang tidak dikutip media Arab Saudi. Bagi Al Jazeera, bagian pernyataan itu adalah "tanda yang jelas.. bahwa hubungan strategis antara AS dan Arab Saudi tidak tergantung pada seorang individu di Riyadh atau Washington."
Perang interpretasi
Al Jazeera dalam pemberitaanya secara tidak langsung menyerang MbS dan menyatakan dia tidak penting dalam hubungan AS-Arab Saudi. MbS, kata laporan itu, secara politis hanya satu dari sekian banyak pelaku, dan dia bisa diganti oleh orang lain.
Sikap kritis Al Jazeera terhadap MbS tidak mengherankan, karena dialah yang satu setengah tahun lalu memprakarsai pemboikotan Qatar oleh Arab Saudi.
Interpretasi berbeda ini menunjukkan adanya perbedaan pandangan yang mendalam di antara media-media Arab. Perbedaan ini tidak mengikuti suatu garis ideologis, melainkan lebih bersifat ekonomi dan politik. Media Arab akan mengikuti pandangan para pemodal mereka. Mereka cukup bebas memilih topik-topik yang kurang relevan. Tapi dalam isu-isu besar, mereka akan mengikuti instruksi dari atas.
Harian Arab Saudi Okaz, dalam sebuah opini yang terbit hari Senin (19/11) bahkan mengambil kesimpulan lebih jauh lagi. "Pertanyaan paling penting yang sekarang harus dijawab adalah tingkat infiltrasi oleh intelijen asing di kantor-kantor diplomatik Arab Saudi di luar negeri, seperti di Istanbul." Yang jadi skandal bukanlah tindakan pembunuhan itu, melainkan fakta bahwa pembunuhan itu bisa tercium oleh dinas rahasia Turki. (hp/vlz)
Menengok Hak Perempuan di Arab Saudi
Arab Saudi sudah mengumumkan akan mengizinkan perempuan untuk memiliki surat izin mengemudi tanpa harus ada izin dari "penjaga legal". Untuk itu perjuangannya panjang.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Ammar
1955: Sekolah pertama buat anak perempuan, 1970: Universitas pertama
Dulu, anak perempuan Arab Saudi tidak bisa bersekolah seperti murid-murid sekolah di Riyadh. Penerimaan murid di sekolah pertama untuk perempuan, Dar Al Hanan, baru dimulai 1955. Sementara Riyadh College of Education, yang jadi institusi pendidikan tinggi untuk perempuan, baru dibuka 1970.
Foto: Getty Images/AFP/F. Nureldine
2001: Kartu identitas untuk perempuan
Baru di awal abad ke-21, perempuan bisa mendapat kartu identitas. Padahal kartu itu adalah satu-satunya cara untuk membuktikan siapa mereka, misalnya dalam cekcok soal warisan atau masalah properti. Kartu identitas hanya dikeluarkan dengan dengan izin dan diberikan kepada muhrim. Baru tahun 2006 perempuan bisa mendapatkannya tanpa izin muhrim. 2013 semua perempuan harus punya kartu identitas.
Foto: Getty Images/J. Pix
2005: Kawin paksa dilarang - di atas kertas
Walaupun 2005 sudah dilarang, kontrak pernikahan tetap disetujui antara calon suami dan ayah pengantin perempuan, bukan oleh perempuan itu sendiri.
Foto: Getty Images/A.Hilabi
2009: Menteri perempuan pertama
Tahun 2009, King Abdullah menunjuk menteri perempuan pertama. Noura al-Fayez jadi wakil menteri pendidikan untuk masalah perempuan.
Foto: Foreign and Commonwealth Office
2012: Atlit Olimpiade perempuan pertama
2012 pemerintah Arab Saudi untuk pertama kalinya setuju untuk mengizinkan atlit perempuan berkompetisi dalam Olimpiade dengan ikut tim nasional. Salah satunya Sarah Attar, yang ikut nomor lari 800 meter di London dengan mengenakan jilbab. Sebelum Olimpiade dimulai ada spekulasi bahwa tim Arab Saudi mungkin akan dilarang ikut, jika mendiskriminasi perempuan dari keikutsertaan dalam Olimpiade.
Foto: picture alliance/dpa/J.-G.Mabanglo
2013: Perempuan diizinkan naik sepeda dan sepeda motor
Inilah saatnya perempuan untuk pertama kalinya diizinkan naik sepeda dan sepeda motor. Tapi hanya di area rekreasi, dan dengan mengenakan nikab dan dengan kehadiran muhrim.
Foto: Getty Images/AFP
2013: Perempuan pertama dalam Shura
Februari 2013, King Abdullah untuk pertama kalinya mengambil sumpah perempuan untuk jadi anggota Syura, atau dewan konsultatif Arab Saudi. Ketika itu 30 perempuan diambil sumpahnya. Ini membuka jalan bagi perempuan untuk mendapat posisi lebih tinggi di pemerintahan.
Foto: REUTERS/Saudi TV/Handout
2015: Perempuan memberikan suara dalam pemilu dan mencalonkan diri
Dalam pemilihan tingkat daerah di tahun 2015, perempuan bisa memberikan suara, dan mencalonkan diri untuk dipilih. Sebagai perbandingan: Selandia Baru adalah negara pertama, di mana perempuan bisa dipilih. Jerman melakukannya tahun 1919. Dalam pemilu 2015 di Arab Saudi, 20 perempuan terpilih untuk berbagai posisi di pemerintahan daerah, di negara yang monarki absolut.
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Batrawy
2017: Perempuan pimpin bursa efek Arab Saudi
Februari 2017, untuk pertama kalinya bursa efek Arab Saudi mengangkat kepala perempuan dalam sejarahnya. Namanya Sarah Al Suhaimi.
Foto: pictur- alliance/abaca/Balkis Press
2018: Perempuan akan diijinkan mengemudi mobil
September 26, 2017, Arab Saudi mengumumkan bahwa perempuan akan segera diizinkan untuk mengemudi mobil. Mulai Juni 2018, perempuan tidak akan perlu lagi izin dari muhrim untuk mendapat surat izin mengemudi. Dan muhrim juga tidak harus ada di mobil jika mereka mengemudi.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Jamali
2018: Perempuan akan diijikan masuk stadion olah raga
29 Oktober 2017, Badan Olah Raga mengumumkan perempuan akan boleh menonton di stadion olah raga. Tiga stadion yang selama ini hanya untuk pria, juga akan terbuka untuk perempuan mulai 2018.
Foto: Getty Images/AFP/F. Nureldine
2019: Perempuan Saudi akan mendapat notifikasi melalui pesan singkat jika mereka diceraikan
Hukum baru dirancang untuk lindungi perempuan saat pernikahan berakhir tanpa sepengetahuan mereka. Perempuan dapat cek status pernikahannya online atau dapat fotokopi surat tanda cerai dari pengadilan. Hukum ini tak sepenuhnya lindungi perempuan karena cerai hanya dapat diajukan dalam kasus terbatas dengan persetujuan suami atau jika suami lakukan tindak kekerasan. (Penulis: Carla Bleiker, ml/hp)