1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikPakistan

Pakistan: Bagaimana Nasib Mantan PM Imran Khan Selanjutnya?

29 Mei 2025

Bentrokan terkini dengan India telah mendongkrak citra militer di Pakistan. Ini mempersulit perjuangan mantan PM Imran Khan untuk keluar dari penjara.

Imran Khan
Imran Khan Foto: Rahat Dar/dpa/picture alliance

Imran Khan, mantan atlet bintang dan politisi konservatif yang populer, masih berada di balik jeruji besi di Pakistan karena apa yang diyakini banyak pendukungnya sebagai tuduhan bermotif politik. Dia dijatuhi hukuman penjara 14 tahun pada bulan Januari ini, yang membuatnya mengundurkan diri dari pembicaraan rekonsiliasi yang ia dan partainya, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), lakukan dengan pemerintah saat itu.

Imran Khan dicopot dari jabatannya melalui mosi tidak percaya di parlemen pada April 2022, dan kemudian ditangkap pada Agustus 2023. Pihak berwenang tengah menangani sejumlah kasus terhadapnya, termasuk tuduhan korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan hasutan untuk melakukan kekerasan terhadap negara.

PTI mengklaim semua kasus terhadap Khan bermotif politik. Khan sendiri menuduh para pemimpin militer dan "konspirasi asing" telah mendorongnya keluar dari jabatan. Dia telah memulai kampanye yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak penggulingannya, dengan secara terbuka mengkritik para jenderal Pakistan yang berkuasa - meskipun mereka menyangkal ikut campur dalam politik.

Politisi berusia 72 tahun itu masih berharap untuk meninggalkan penjara dan akhirnya kembali berkuasa. Meskipun dikurung, Khan memiliki jutaan pendukung di seluruh Pakistan dan masih dapat mengandalkan karisma pribadinya untuk mendorong mereka bertindak.

Namun bentrokan terkini dengan India terkait Kashmir tampaknya telah mengubah keadaan. Menurut persepsi publik, militer Pakistan melancarkan respons yang kompeten terhadap serangan rudal dan pesawat tak berawak India - dan survei oleh Gallup Pakistan menemukan bahwa 93% responden memiliki pandangan yang lebih baik terhadap militer setelah konflik.

Konfrontasi singkat tersebut juga mendorong pemerintahan Shehbaz Sharif untuk mempromosikan Jenderal Asim Munir, panglima tentara Pakistan yang diduga merupakan saingan politik Imran Khan. Munir diangkat menjadi panglima lapangan "sebagai pengakuan atas kecemerlangan strategis dan kepemimpinan berani yang menjamin keamanan nasional dan secara meyakinkan mengalahkan musuh."

Imran Khan supporters force their way into Islamabad

01:47

This browser does not support the video element.

Imran Khan bantah ada pembicaraan dengan pemerintah dan militer

Dengan meningkatnya popularitas militer, harapan Khan untuk mendapatkan kembali kebebasan tampaknya semakin jauh. "Masa depan Khan dalam jangka pendek suram. Kepemimpinan militer tidak berminat untuk menawarkan kesepakatan yang membuka jalan baginya untuk kembali berkuasa," kata Najam Sethi, seorang analis veteran, kepada DW.

Tapi suara-suara dari dalam partai PTI mengatakan bahwa ia mungkin masih bisa dibebaskan dari penjara - baik lewat jalur pengadilan atau melalui potensi negosiasi dan diskusi pintu belakang dengan para pemimpin militer.

"Masa depan Imran Khan, tanpa keraguan sedikit pun, cerah dan terkait erat dengan masa depan Pakistan dan 240 juta rakyatnya yang berulang kali telah menaruh kepercayaan dan keyakinan mereka yang teguh pada kepemimpinan serta kebijakan-kebijakannya untuk mengarahkan Pakistan keluar dari krisis," kata pejabat senior PTI, Sheikh Waqas Akram, kepada DW.

Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Sebuah unggahan daring di akun X milik Imran Khan minggu lalu membantah bahwa ia didekati untuk melakukan negosiasi apa pun. Khan menepis laporan adanya pembicaraan tersebut sebagai "sepenuhnya salah." Menurut komentator politik Asma Shirazi, masa depan Khan sebagian besar bergantung pada perilakunya sendiri.

"Khan saat ini tidak dalam posisi yang kuat untuk menegosiasikan pembebasannya seperti beberapa bulan yang lalu, dan sangat tidak mungkin dia akan keluar dari penjara, karena ada beberapa kasus lain terhadapnya yang belum tuntas," kata Shirazi.

Kashmiris struggle to make their voices heard

03:02

This browser does not support the video element.

PTI hadapi krisis kepemimpinan

Militer Pakistan memiliki pengaruh politik yang besar dalam politik dan telah mengklaim kendali langsung atas negara itu beberapa kali sejak berakhirnya kekuasaan kolonial Inggris tahun 1947.

Upaya Imran Khan untuk kembali berkuasa juga harus memperhitungkan lebih dari sekadar militer dan pemerintahan saat ini. Dengan tokohnya berada dipenjara, keretakan dalam PTI semakin terlihat. Faksi-faksi dalam partai mengejar agendanya sendiri yang saling bertentangan.

"Partai Khan terpecah belah oleh pertikaian internal; para pendukungnya takut akan tindakan keras dari pihak penguasa, sehingga tidak mampu melancarkan dan mempertahankan protes jalanan yang berarti," kata analis Sethi.

Meskipun beredar rumor bahwa PTI tengah mencari negosiasi rahasia dengan militer dan pemerintah, juru bicara PTI, Akrem, mengatakan bahwa "tidak ada negosiasi yang berlangsung... untuk saat ini". Dia mengecam pemerintahan Sharif sebagai "rezim yang tidak dipilih, tidak mewakili rakyat, dan curang", mengacu pada pemilu Februari 2024, yang digugat oleh PTI.

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

Adaptasi oleh: Hendra Pasuhuk

Editor: Yuniman Farid

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait

Topik terkait

Tampilkan liputan lainnya