Bagaimana Nazi Menghancurkan Industri Fesyen di Berlin
Shlomit Lasky
12 Juli 2023
Saat ini tengah berlangsung Berlin Fashion Week. Tidak banyak yang tahu bahwa sebelum PD II Berlin adalah salah satu pusat fesyen Jerman dan Eropa. Nazi menghancurkannya.
Iklan
Industri pakaian jadi berawal di Berlin sekitar tahun 1830-an. Lalu ketika mesin jahit industri diperkenalkan pada tahun 1850-an, terjadi perubahan besar. Kalau tadinya sebuah kemeja pria diselesaikan dalam delapan jam, dengan mesin jahit bisa selesai dalam satu jam saja. Di tengah proses industrialisasi pakaian jadi di Berlin, para pengusaha Yahudi memegang peran besar.
Selama berabad-abad, orang-orang Yahudi yang tinggal di Jerman dibatasi hak-haknya, dan itu memengaruhi kemampuan mereka untuk mencari nafkah. "Banyak dari mereka menjadi pedagang kaki lima yang berjualan pakaian laki-laki dan pakaian bekas, sementara orang Yahudi kaya berdagang kain halus," jelas Uwe Westphal, jurnalis dan penulis buku "Fashion Metropolis Berlin 1836-1939. Kisah Kebangkitan dan Penghancuran Industri Mode Yahudi."
Selama hampir 40 tahun terakhir, Uwe Westphal meneliti, mengajar, dan menulis tentang industri fesyen Yahudi yang terlupakan di Berlin. Mulai dari era Revolusi Industri pada pertengahan abad ke-19, diikuti oleh berdirinya Kekaisaran Jerman pada tahun 1871, yang mengakui hak-hak orang Yahudi dalam konstitusinya dan memungkinkan populasi Yahudi di Jerman untuk berkembang.
Awal mula industri fesyen di Berlin
Pada 1920-an, Berlin menjadi kota metropolitan dengan populasi lebih dari empat juta orang, 4% di antaranya adalah orang Yahudi. Banyak warga Yahudi berbondong-bondong datang dari daerah pedesaan ke kota besar untuk mencari peluang. "Di antara mereka adalah penjahit dan pengusaha seperti David Leib Levin. Dia membuka pabrik mantel wanita, dan pada 1840 adalah salah satu orang pertama yang menerapkan harga tetap untuk barang dagangannya," kata Uwe Westphal.
Iklan
Tren fesyen dari Paris, terutama segmen pakaian mewah yang disebut "haute couture", terlalu mahal bagi kelas menengah dan pekerja kerah putih yang semakin tertarik untuk tampil modis. "Para pengusaha Yahudi lalu memunculkan ide, untuk memproduksi pakaian modis yang murah menurut ukuran standar," jelas Westphal. "Karena ada permintaan, industrinya berkembang pesat."
Industri fesyen Berlin mencapai puncaknya pada tahun 1920-an, dengan lebih dari 2.700 perusahaan fesyen yang sebagian besar dimiliki oleh keluarga Yahudi. Nama-nama seperti Manheimer bersaudara, David Leib Levin, Nathan Israel, dan Hermann Gerson identik dengan tren fashion siap pakai yang baru dan terus berkembang.
Para pengusaha Yahudi dengan cepat beradaptasi dengan kebutuhan baru di era industri: "Mereka merasakan apa yang disukai orang, dan mereka punya jaringan internasional dengan produsen kain," kata Uwe Westphal lebih lanjut. Pakaian jadi hasil produksinya tersebut dijual toko-toko mentereng, yang sebagian besar juga dimiliki oleh keluarga Yahudi.
Napak Tilas Tumbangnya NAZI Jerman
Hitler menyerah tanpa syarat 8 Mei 1945, menandai berakhirnya Perang Dunia II di Eropa. Beragam monumen didirikan mengenang pembebasan Jerman dari rezim NAZI oleh pasukan Sekutu dan Uni Sovyet.
Foto: picture-alliance/dpa/Hans Joachim Rech
Perang Campuh di Hutan Hürtgen
Pasukan AS bertempur sengit melawan angkatan perang Jerman di hutan Hürtgen dekat Aachen selama beberapa bulan, dari musim gugur 1944 hingga awal tahun 1945,. Ini merupakan pertempuran paling lama dan paling signifikan di kawasan Jerman. Hutan Hürtgen kini jadi bagian dari ‘‘Rute Kemerdekaan Eropa‘‘ yakni jejak peringatan gerak majunya Sekutu..
Foto: picture-alliance/dpa/Oliver Berg
Keajaiban di Remagen
Pasukan AS berhasil merebut jembatan di Remagen, di selatan Köln 7 Maret 1945. Dengan itu ribuan tentara AS dapat menyeberangi Sungai Rhein untuk pertama kalinya, yang populer disebut ‘‘Keajaiban di Remagen‘‘. Pemboman yang dilancarkan terus menerus oleh tentara Jerman, meruntuhkan jembatan 10 hari setelah direbut sekutu. Kini di puing jembatan berdiri museum perdamaian.
Foto: picture-alliance/dpa/Thomas Frey
Pemakaman Reichswald
AS biasanya mengirim pulang jenazah tentaranya yang tewas ke Amerika. Lain halnya dengan tentara Inggris yang gugur di medan perang, biasanya dimakamkan di Jerman. Terdapat 15 pemakaman dan yang terbesar adalah di Reichswald, dekat perbatasan Belanda. Di antara 7.654 tentara yang tewas, 4.000 di antaranya adalah pilot dan awak pesawat tempur yang banyak berasal dari Kanada.
Foto: Gemeinfrei/DennisPeeters
Monumen Seelow Heights
Tentara Merah Uni Soviet melancarkan gempuran pamungkas di bagian timur Jerman 16 April 1945. Petempuran Seelow Heights diawali dengan bombardemen dini hari untuk mendukung serbuan ke Berlin. Sekitar 900.000 tentara Soviet bertempur melawan 90.000 tentara Jerman. Pertempuran terbesar di Jerman saat Perang Dunia II yang menewaskan ribuan orang, dikenang dengan monumen di lokasi.
Foto: picture-alliance/dpa/Patrick Pleul
Peringatan Hari Elbe di Torgau
Pasukan Uni Soviet dan AS bertemu untuk pertama kalinya di Sungai Elbe di Torgau 25 April 1945. Peristiwa ini menutup celah front Timur dan Barat. Akhir perang sudah di depan mata, dan jabat tangan tentara dari kedua belah pihak di Torgaui jadi foto ikonik. Pertemuan tentara Sekutu dan Soviet di Sachsen ini setiap tahun diperingati sebagai hari Elbe.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Schmidt
Musium Jerman-Rusia di Berlin-Karlshorst
Angkatan bersenjata Jerman tandatangani pernyataan takluk tanpa syarat 8 Mei 1945 malam di mess perwira Berlin-Karlhorst. Kini naskah pernyataan takluk asli yang ditulis dalam bahasa Inggris, Jerman dan Rusia, jadi fitur utama di ruangan utama museum itu. Pameran permanen lainnya di museum berfokus pada perang pemusnahan Nazi Jerman terhadap Uni Soviet yang dimulai tahun 1941.
Foto: picture-alliance/ZB
Monumen Peringatan Perang di Treptow
Monumen di Treptow sangat besar dan impresif. Monumen beserta pemakaman tentara ini berada di atas area seluas 100.000 m2. Dibangun setelah Perang Dunia II untuk memperingati Tentara Merah Uni Soviet yang tewas dalam pertempuran di Berlin. Pintu masuk ke monumen dibangun menyerupai bendera Uni Soviet, dibuat dari batu granit berwarna merah.
Foto: picture-alliance/ZB/Matthias Tödt
Istana Cecilienhof di Potsdam
Setelah Nazi menyerah, ketiga kepala pemerintahan terpenting Sekutu bertemu di Istana Cecilienhof di Potsdam pada musim panas 1945. Joseph Stalin, Harry S. Truman dan Winston Churchill memimpin delegasi dalam Konferensi Potsdam, untuk membangun tatanan pasca Perang Dunia II di Eropa. Keputusan konferensi membagi Jerman menjadi empat zona pendudukan
Foto: picture-alliance/dpa/Ralf Hirschberger
Museum Sekutu
Berlin juga dibagi jadi 4 sektor. Distrik Zehlendorf jadi sektor Amerika. Bekas gedung bioskop ‘‘Outpost‘‘ milik militer AS kini jadi bagian dari Museum Sekutu yang mendokumentasikan sejarah politik dan komitmen militer Sekutu Barat di Berlin, detail pendudukan Berlin Barat di tahun 1945, pengiriman bantuan melalui udara ke Berlin Barat dan penarikan pasukan AS pada tahun 1994.
Foto: AlliiertenMuseum/Chodan
Istana Schönhausen di Berlin
Istana Barok Prusia ini adalah lokasi perjanjian ‘‘Two Plus Four‘‘ tahun 1990 antara Jerman dan sekutu yang menduduki Jerman pada akhir Perang Dunia: AS, Inggris, Prancis, dan Uni Soviet. Keempatnya sepakat mengakhiri hak okupasi Jerman, yang membuka jalan bagi penyatuan kembali Jerman Barat dan Timur. Beberapa plakat menyebutkan di sinilah Perang Dunia II sejatinya diakhiri.
Foto: picture-alliance/dpa/Hans Joachim Rech
10 foto1 | 10
Kejatuhan mode buatan Yahudi
Antisemitisme dan kecemburuan terhadap kesuksesan orang Yahudi di industri ini sudah ada sejak awal. Tetapi dengan naiknya Hitler ke tampuk kekuasaan pada tahun 1933, bisnis milik Yahudi mengalami pukulan besar, dimulai dengan boikot terhadap toko-toko Yahudi. Perusahaan produsen fesyen Yahudi kemudian secara sistematis diambil alih oleh anggota partai Nazi.
"Orang Yahudi segera dilarang mengambil pinjaman bank. Bagi perusahaan pakaian, ini adalah bencana. Anda tidak dapat mengadakan peragaan busana tanpa jaminan bank," jelas Westphal. Itulah sebabnya orang Yahudi terpaksa bermitra dengan anggota partai Nazi untuk memiliki akses ke dana bank. Pada akhirnya, anggota Nazi kemudian membeli seluruh perusahaan dengan harga yang sangat rendah.
Pada November 1938, kelompok pendukung Nazi menyerbu ratusan perusahaan di distrik Mitte, Berlin, yang merupakan pusat mode Yahudi. Mereka menghancurkan semua yang bisa mereka temukan. "Dari 2.700 perusahaan mode Yahudi, hanya 24 yang tersisa, dan mereka juga disita paling lambat pada tahun 1940," kata Uwe Westphal.
"Setelah Perang Dunia Kedua berakhir, industri fesyen Jerman Barat telah berpindah dari Berlin ke Düsseldorf dan München. Sedangkan Jerman Timur ketika itu tidak memiliki minat besar pada industri mode," jelas Westphal.
Industri mode tradisional Yahudi di Berlin sudah lama hilang. Namun, dalam rangka festival Days of Jewish Culture, akan digelar peragaan busana para desainer kontemporer Yahudi dan Israel, yang akan berlangsung pada 7 September. Menurut Uwe Westphal, ini adalah peragaan busana Yahudi pertama di Berlin sejak 1939.