Bagaimana Pendapat Anda Tentang Kartu Jakarta Jomblo?
1 Mei 2017
Wagub DKI Jakarta terpilih Sandiaga Uno berniat luncurkan "Kartu Jakarta Jomblo" atau KJJ. Sandi mengatakan kartu ini adalah fasilitas untuk dapat pasangan. Perlukah program tersebut?
Iklan
Baru-baru ini, Wakil gubernur DKI Jakarta terpilih, Sandiaga Uno, mengatakan, dalam pemerintahannya nanti, bakal meluncurkan program "Kartu Jakarta Jomblo" atau KJJ. Kartu itu diperuntukkan bagi para pemuda-pemudi di Jakarta yang belum atau tidak memiliki pasangan.
Dikutip dari detik.com, di Masjid Agung Universitas Al Azhar, Jakarta Selatan, hari Senin (1/5/).Sandiaga memaparkan latar belakang program itu: "Karena ‘jomblo-jomblo‘ menuntut dengan video yang ada di opini.id mereka minta diperhatikan. Kami rasa ini suatu aspirasi yang kita tangkap, dan kita sampaikan.”
Meski masih dalam tahap kajian, program KJJ dengan kartu itu menurut Sandiaga mendapat banyak respon positif dari para' jomblo'.
Keberuntungan di Balik 'Kutukan Jomblo'
Sering putus atau cerai? Sering diledek kena 'kutukan jomblo'? Jangan kecil hati. Karena banyak kelebihan lajang yang jarang dimiliki oleh mereka yang punya pasangan.
Foto: Iakov Kalinin/Fotolia
1. Bisa bepergian ‘seenak jidat‘
Bagaimana jika ingin memutuskan untuk pindah ke kota lain atau bertualang seorang diri kalau sudah punya pasangan? Biasanya keputusan penting cuma bisa diambil setelah berkonsultasi dengan pasangan. kalau pasngan tak setuju, terpaksa menahan keinginan. Tapi jika kamu bujangan, kamu punya kebebasan penuh untuk bepergian tanpa ragu-ragu.
Foto: Fotolia/Ralph Maats
2. Bebas ‘flirting‘
Menggoda orang yang kita suka alias flirting bisa menyebabkan situasi canggung bahkan ‘perang bubat‘ jika sudah punya pasangan. Beda halnya buat para kaum lajang, mereka mereka punya kebebasan buat ‘flirting‘, dengan harapan yang ditaksirpun punya perasaan sama atau bahkan cuma buat sekedar main-main saja. Masih terbuka kesempatan seluas-luasnya dan masih banyak pilihan untuk pilih teman kencan
Foto: WavebreakmediaMicro/Fotolia
3. Bisa kontrol tubuh sendiri
Sebuah survei di Inggris menemukan 62% responden naik berat badan sekitar 7 kg setelah punya pasangan. Berat badan ini tampaknya menjadi konsekuensi langsung dari kegiatan berpacaran, misalnya nonton sambil ‘ngemil‘ atau pergi makan malam. Meski bukan berarti semua pasangan demikian. namun jika ingin berkonsentrasi pada peningkatan pikiran dan tubuh Anda, maka membujang lebih mudah.
Foto: picture-alliance/dpa/Andreas Gebert
4. Punya banyak waktu
Kadang menyenangkan saling ‘genit-genitan‘ lewat tablet atau ponsel, tetapi dapatkah kamu bayangkan berapa banyak waktu yang dibuang pasangan pada umumnya dengan ponsel mereka? Tentu saja, ada pasangan yang lebih mandiri, tetapi mungkin juga tak mudah menemukan makhluk seperti itu. Jika kamu lebih suka menginvestasikan waktu dengan lebih produktif, maka status membujang bisa jadi tepat bagimu.
Foto: Fotolia/apops
5. Bisa tidur damai dan tenang
Tidur dengan suami atau istri mungkin asyik karena bisa bermesraan. Tapi tak sedikit orang mengaku, kesulitan tidur di sebelah orang lain atau terasa terkekang jika dipeluk sepanjang malam, belum lagi jika pasangan mendengkur! . Jika kamu mengalami perasaan itu, maka mungkin membujang lebih mengasyikan buat bisa cukup tidur nyenyak.
Foto: Colourbox/D. Drobot
6. Bisa lebih mandiri
Pernah putus cinta hingga berminggu-minggu atau lebih? Cinta bisa berubah menjadi kekuatan yang mengacaukan dan destruktif. Jangan pernah membiarkan seseorang menjadi subyek tunggal pikiranmu, karena mungkin hanya ada beberapa hubungan yang ditakdirkan sukses abadi. Jika tidak nyaman dengan risiko itu, maka mungkin dengan menyandang status ‘jomblo‘ , bisa jadi hidupmu lebih tenang.
Foto: picture-alliance/dpa
7. Bebas kumpul dengan teman-teman
Temanyang telah mendapatkan menikah atau bahkan memiliki anak, banyak yang janji akan tetap luangkan waktu bergaul seperti dulu. Berapa banyak dari mereka benar-benar tepati janji? Berpasangan memerlukan pengorbanan waktu luang dan kebebasan. Jika tidak siap untuk komitmen tersebut, terpaksa status 'jomblo‘ masih tetap menyangkut di dirimu, dimana kamu bebas 'gila-gilaan' dengan kawan-kawan.
Foto: william87/Fotolia
8. Bebas dari hubungan tak sehat
Hampir 50% dari pernikahan di Amerika alami kegagalan. Beberapa dari mereka masih tinggal bersama karena alasan keuangan, atau demi anak-anak mereka. Jika tidak yakin 100% dengan apa yang kamu harapkan dari pasangan, pikir-pikir dulu untuk melangkah lebih jauh.
Foto: picture-alliance/dpa/CTK/Josef Horazny
9. Tak ada yang menuntut
Pernah ada yang datang padamu dan mengeluh betapa pasangannya begitu ‘menuntut‘? Banyak orang meremehkan berapa banyak waktu terbuang untuk mempertahankan hubungan. Tidak aneh sebenarnya jika seseorang ingin habiskan waktu dengan kekasihnya atau menuntut ini-itu dari pasangan. Tapi siapkah kamu jika hal ini terjadi padamu? Jika tidak, bisa jadi ‘jomblo‘ bukanlah kutukan, melainkan ‘anugrah‘.
Foto: Fotolia/drubig-photo
9 foto1 | 9
Dikutip dari kompas, Sandiaga Uno mengatakan kartu yang disebut KJJ itu merupakan bagian dari program bagi para ‘jomblo‘ untuk dapat menjadi ajang silaturahim, pertemuan atau ta'aruf bagi para warga DKI Jakarta untuk berkesempatan mendapatkan pasangan.
Menurut Sandiaga, program bagi kaum ‘jomblo‘ itu juga terintegrasi dengan program unggulan pasangan Sandiaga dan Gubernur Anies Baswedan, yakni program kewirausahaan One Kecamatan, One Center for Entrepreneurship (OK-OCE) dan program rumah dengan DP 0 Rupiah.
Sandi mengatakan: "… dengan kepemilikan rumah itu, mereka lebih bisa memberikan impresi yang positif kepada calon mertuanya," papar Sandi lebih lanjut, seperti dikutip dari kompas. Kartu KJJ itu juga punya masa kadalurwarsa, yakni hanya berlaku enam bulan.
Kenapa Orang Jenius Sulit Temukan Cinta?
Anda masih ‘jomblo’? Bukan kebetulan semata jika orang-orang jenius terkadang kesulitan menemukan jodoh yang pas bagi dirinya. Dilansir dari situs higherperspectives, inilah faktor-faktormya:
Foto: Fotolia/Yuri Arcurs
Cenderung terlalu analitis
Orang cerdas tahu, bahwa dalam mencari pasangan, ada hal yang lebih penting ketimbang fisik. Di antaranya cara berpikir. Bisa jadi setiap kalimat yang keluar dari teman kencanpun dianalisis –walaupun kadang kalimat-kalimat itu hanya omong kosong atau asal 'jeplak‘. Orang cerdas banyak berpikir tentang masa depan, memelihara asmara dan terobsesi temukan orang yang tepat.
Foto: Fotolia
Tidak Mau Salah Pilih
Orang jenius tidak minder jika belum dapat pasangan yang cocok. Orang pintar menetapkan prinsip pentingnya mendapat pasangan yang cocok sebagai harga mati. Kalau tak cocok, ya tak perlu dipaksakan.
Foto: Aleksandar Todorovic - Fotolia
Penuh Pertimbangan
Ini bukan sinis. Orang-orang cerdas mengetahui bahwa sebagian hubungan tidak berhasil. Akibatnya, mereka kadang-kadang tak gegabah untuk menjalin hubungan serius dan seolah sulit berkomitmen. Tapi pasangan yang tepat dan pengertian akan memahami itu.
Foto: Colourbox/Syda Productions
Ahli Intimidasi
Ini maksudnya bukan mengintimidasi orang bodoh, melainkan mengintimidasi orang-orang jenius lainnya. Mereka mungkin tidak merasa nyaman menghadapi fakta bahwa ada orang lain yang lebih unggul di bidang kehidupan lain. Salah satu cara mengatasi rasa tidak nyaman itu, adalah dengan nada bicara cenderung intimidatif.
Foto: Fotolia/Elnur
Penuh Antisipasi
Orang-orang cerdas seringkali amat menyadari ancaman bahaya dalam situasi tertentu, dan termasuk ketika kencan. Mereka berusaha tenang, hati-hati, dan cenderung untuk pasang kuda-kuda untuk melindungi diri mereka sendiri, supaya tak jatuh ke dalam perangkap.
Foto: imago/Peter Widmann
Tidak kecil hati
Semua faktor-faktor tadi bukan hal buruk. Cinta memang menyenangkan. Cinta bisa datang dan pergi. Namun yang paling penting diingat adalah, kebahagian bukan ditentukan oleh pasangan, melainkan diri kita sendiri.