Dampak perubahan iklim kini sedang dirasakan di bagian Utara bumi. Suhu sangat tinggi tercatat di banyak kawasan. Di masa depan suhu ekstrem akan makin sering terjadi. Konsekuensi bagi kesehatan sudah terlihat sekarang.
Iklan
Eropa kini dilanda gelombang suhu tinggi, dan kemungkinan tidak akan mengalami penurunan dalam waktu dekat. Bahkan sebaliknya. Lebih banyak udara panas akan datang dari Afrika dalam waktu dekat, bahkan dengan membawa debu dari padang pasir.
Negara-negara Eropa di bagian Barat Daya terutama yang terkena dampaknya. Pemerintah di Portugal mengeluarkan peringatan di seluruh negeri, termasuk bahaya debu dari Sahara. Di Spanyol peringatan diberikan bagi 40 dari 50 provinsi Spanyol. Suhu di kota Beja di Portugal diperkirakan akan mencapai 47°C hari ini.
Bagi manusia, salah satu dampak suhu tinggi adalah kemampuan berpikir yang melambat sekitar 13 persen, demikian studi yang dilakukan Harvard Chan School of Public Health bulan Juli lalu.
Langkah Cerdas Atasi Gelombang Panas di Kota-Kota
Gelombang panas semakin sering terasa dan ilmuwan memperkirakan gelombang akan semakin panas dan berlangsung lebih lama di masa depan. Apa yang bisa dilakukan penduduk dan pemerintah untuk hadapi ini.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Pleul
Menggunakan warna putih
Salah satu langkah mudah untuk memerangi sinar matahari terik adalah dengan menggunakan warna putih untuk mencat atap rumah. Ide ini sudah lama dilaksanakan di Yunani. Atap berwarna hitam menyerap sinar matahari, dan menyebabkan suhu tambah panas di dalam rumah. Sebaliknya, warna cerah bisa merefleksikan kembali sampai 80% cahaya matahari.
Foto: picture-alliance/robertharding/M. Simoni
Air di dalam kota
Danau-danau, kanal dan sungai bisa mempersejuk suhu di kota. karena air menguap ke udara. Selain itu, air tidak berubah suhu dengan cepat, sehingga bisa tetap agak sejuk. Kawasan perkotaan yang sempit tidak perlu punya danau besar untuk mencapai efek ini. Air mancur juga bisa menolong.
Foto: picture-alliance/dpa/W. Grubitzsch
Sedikit penghijauan
Menanamkan pohon-pohon adalah langkah mudah untuk menciptakan lokasi adem di kota. Terutama bayangan yang tercipta di bawah pohon, dan air yang diuapkan pohon memegang peranan penting. Jika ditanam secara strategis di tepi jalanan atau gedung-gedung, ini bisa secara signifikan membuat suhu di dalam gedung lebih sejuk, dan memerangi efek pulau suhu panas di perkotaan.
Foto: picture alliance/robertharding/H.-P. Merten
Taman di perkotaan
Menurut studi di Universitas Teknik München, beberapa areal taman di kota bisa membuat suhu kota lebih sejuk, dibanding satu taman yang besar. Sebabnya, satu taman besar hanya menurunkan suhu di satu lokasi tertentu. Sementara sejumlah taman kecil yang terpencar efeknya lebih merata.
Jika tidak ingin mengecat atap dengan warna putih, atap hijau atau kebun di atap gedung juga bisa berdampak membuat suhu lebih sejuk di perkotaan. Vegetasi menyerap panas lewat penguapan air hujan, di samping itu tanaman jadi pelindung bagi gedung dan mengurangi kebutuhan akan pendingin ruangan. Atap bangunan bisa jadi lahan ideal untuk sayuran seperti labu (foto) dan wortel.
Foto: Getty Images/AFP/P. Lopez
Efek positif menanam cabai
Jika membuat kebun di atap bangunan, coba juga menanam cabai. Karena makanan berbumbu pedas, percaya atau tidak, bisa membuat tubuh lebih sejuk. Cabai membuat orang berkeringat, sehingga menurunkan suhu tubuh.
Foto: picture-alliance/AP Images/D. Epperly
Berkeringat karena minuman panas
Jika suhu udara naik hingga di atas 30 derajat, sepertinya enak jika menyantap es krim atau menikmati minuman dingin. Tapi nasehat para pakar malah sebaliknya. Sama seperti menikmati makanan pedas, meminum teh panas juga meningkatkan suhu tubuh dan menyebabkan orang berkeringat, dan itu berefek membuat tubuh lebih sejuk. Penulis: Leonard Proske (ml/ap)
Foto: picture-alliance/landov
7 foto1 | 7
Tapi bukan itu saja masalah yang ditimbulkan suhu tinggi. Suhu tinggi meningkatkan polutan di udara, karena suhu tinggi juga mempercepat reaksi kimia. Ini menyebabkan tingginya risiko serangan jantung dan penyakit pernapasan.
Selain itu, suhu tinggi mengganggu tidur yang tenang. Itu berarti tubuh tidak bisa memulihkan diri dari panas yang diderita sepanjang hari.
"Gelombang panas berakibat lebih fatal di Eropa dalam beberapa dekade terakhir, lebih tinggi daripada peristiwa cuaca lainnya," demikian dikatakan Vladimir Kendrovski, pejabat WHO yang mengurus dampak perubahan iklim di Eropa.
Kelompok-kelompok masyarakat yang lemah seperti anak kecil dan orang berusia lanjut menderita paling parah. Banyak korban tinggal di kawasan yang populasinya padat di kawasan perkotaan, dan di mana pergantian udara jarang terjadi.
Jepang juga mengalami suhu tinggi pertengahan tahun ini, yang belum pernah dialami sebelumnya. Sedikitnya 119 orang meninggal akibat stres yang disulut suhu panas bulan lalu. Sementara lebih dari 49.000 ditempatkan di rumah sakit. Suhu kota Kumagaya mencapai rekor nasional, dengan mencapai 41,1°C akhir Juli lalu. Di Tokyo, suhu meningkat hingga di atas 40°C untuk pertama kalinya sesuai catatan. Sejumlah masalah signifikan akibat suhu tinggi juga akan dihadapi Cina di waktu dekat, demikian hasil studi terbaru.
5 Penyakit yang Bisa Dipicu oleh Pemanasan Global
Suhu lebih hangat berarti virus yang beku bisa meleleh, serangga pembawa penyakit bisa bepergian lebih jauh dan penyebaran penyakit akan menjadi global. Berikut lima penyakit yang bisa dipicu oleh perubahan iklim.
Foto: Reuters/P. Askin
Antraks
Agustus 2016, seorang anak meninggal dunia di Siberia akibat antraks dan 20 warga didiagnosa terjangkit bakteri berbahaya itu. Antraks juga membunuh 2300 rusa di wilayah tersebut. Antraks berasal dari bangkai rusa yang mati 75 tahun lalu saat terakhir kali antraks menyebar disana. Bangkai yang selama ini membeku mencair akibat naiknya suhu dan mengaktifkan kembali bakteri yang ada di dalamnya.
Foto: Reuters
Kolera
Menurut pakar penyakit menular Dr. David M. Morens: "Kolera ada berada dalam peringkat teratas di daftar penyakit yang harus diwaspadai karena perubahan iklim. Kolera mudah mewabah di suhu hangat. Jadi semakin hangat bumi, semakin berbahaya."
Foto: AP
Zika dan Virus Nil Barat
Nyamuk Aedes aegypti adalah pembawa utama virus Zika. Para ilmuwan memperingatkan, dengan suhu yang terus meningkat dan sebanding dengan daerah tropis, nyamuk akan lebih luas jangkauan penyebarannya. Menurut hasil studi UCLA, hal yang sama akan terjadi dengan penyebaran virus Nil Barat yang dibawa oleh nyamuk Culex.
Foto: Reuters/U. Marcelino
Penyakit Lyme
Jumlah penderita penyakit Lyme meningkat drastis. 11.700 kasus dilaporkan tahun 1995, dan di tahun 2013 jumlahnya 27.203. Penyakit bakterial ini menyebabkan kelelahan, demam, sakit sendi, ruam kulit dan komplikasi pada sistem saraf. Udara yang lebih hangat berarti telur caplak akan lebih cepat menetas, sehingga caplak punya kesempatan lebih besar untuk mencari manusia yang bisa diinfeksi.
Foto: AP
Virus Tak Dikenal
Semakin banyak virus "kuno" yang terbangun dari tidurnya akibat pemanasan global. Sejak 2003 setidaknya ada 4 yang diketahui. Virus terakhir adalah Mollivirus sibericum, virus raksasa berumur 30.000 tahun yang hanya bisa menginfeksi organisme bersel tunggal, tidak manusia maupun hewan. Walau demikian, ilmuwan memperingatkan akan kemunculan virus-virus patogen baru. vlz/yf (berbagai sumber)
Foto: Reuters/P. Askin
5 foto1 | 5
Peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) mengungkap, jika langkah drastis tidak diambil Cina untuk membatasi emisi gas rumah kaca, kawasan paling padat penduduk dan kawasan yang penting dari segi pertanian akan tiba dalam kondisi, di mana manusia tidak bisa berada di luar bangunan untuk waktu lama.
Perubahan iklim yang disebabkan ulah manusia juga akan mendorong semakin banyak gelombang panas di AS, demikian hasil studi dari Universitas Miami Rosenstiel School of Marine and Atmospheric Science. "Tanpa pengaruh dari ulah manusia, separuh dari gelombang panas ekstrem yang terjadi abad ini tidak akan terjadi," demikian dikatakan peneliti utama Hosmay Lopez.
Di banyak tempat masalahnya bukan hanya suhu ekstrem tinggi melainkan juga kelembaban tinggi. Cuaca panas dan lembab juga jadi kondisi baik bagi berkembangbiaknyanya serangga. Ini mengkhawatirkan bagi negara-negara yang rentan akan wabah malaria atau dengue. "Penyakit yang disebarluaskan vektor diasosiasikan dengan perubahan iklim, dilihat dari luas penyebarannya dan sensitifitas vektor terhadap lingkungan sekitar," demikian Vladimir Kendrovski dari WHO.
Nyamuk seperti Aedes aegypti menyebar ke kawasan-kawasan "baru" antara lain juga akibat suhu yang meningkat di kawasan-kawasan itu.
Kepanasan di Eropa
Eropa Selatan mengalami gelombang panas yang dinamakan "Lucifer," dengan suhu udara di atas 40 derajat Celsius. Di beberapa tempat, gelombang panas menyebabkan kebakaran hutan.
Foto: Getty Images/AFP/A. Nimani
Kalau penggemar sepakbola kepanasan
Sehari sebelum pertandingan UEFA Supercup antara Real Madrid dan Manchester United di kota Skopje, Makedonia, anak-anak yang kepanasan langsung mencari air mancur. Suhu udara sekitar 38 derajat Celcius. Otoritas setempat memperingatkan masyarakat agar membatasi kegiatan di bawah sinar matahari.
Foto: Getty Images/AFP/A. Nimani
Mencari perlindungan bayangan
Turis di pulau wisata Mallorca mencari perlindungan dari sinar terik matahari di bawah tembok gedung Katedral di kota Palma de Mallorca. Karena suhu udara terlalu panas, kebanyakan turis enggan berjalan-jalan keliling kota.....
Foto: picture-alliance/dap/P. Schirmer Sastre
Aktif pada malam hari
...baru pada malam hari, kegiatan di Mallorca jadi ramai lagi. Sekalipun suhu udara masih di atas 30 derajat Celcius.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Schirmer Sastre
Mencari kesejukan
Gelombang panas di kota Nice, Perancis, awal Agustus 2017. Anak-anak berusaha mencari kesejukan di bawah air mancur.
Foto: Reuters/E. Gaillard
Romania, Agustus 2017
Italia dan negara-negara Balkan yang paling sering didera gelombang panas di Eropa Selatan. Beberapa bagian di Romania diberlakukan situasi darurat karena gelombang panas.
Foto: picture-alliance/AP Photo/V. Ghirda
'Lucifer' makin panas
Pengukur suhu udara di tepi jalan di Montenegro ini menunjukkan suhu 47 derajat Celcius. Gelombang panas "Lucifer" melanda Eropa Selatan dan Eropa Tengah. Pemerintahan lokal meminta warga lebih banyak tinggal di rumah dan banyak minum air.
Foto: Reuters/S. Vasiljevic
Berlindung dengan payung
Di Basilika Santo Petrus, Vatikan, para turis antri dan berlindung dengan payung, Sebagian kawasan di Italia mengalami kebakaran hutan. Suhu udara hari itu rata-rata di atas 40 derajat Celcius. Gelombang panas berlangsung hampir satu minggu.
Foto: Reuters/M. Rossi
7 foto1 | 7
Apa yang bisa dilakukan orang?
Untuk menghadapi suhu tinggi orang sebaiknya tidak berada di bawah pancaran matahari terlalu lama. Juga mengenakan baju yang ringan dan longgar, juga minum air cukup.
Pusing dan sakit kepala adalah reaksi normal atas suhu tinggi. Tapi muntah-muntah, bernapas cepat dan denyut jantung yang tinggi bisa jadi tanda serangan jantung. Di masa depan, jumlah gangguan kesehatan fatal akan meningkat sebagai akibat gelombang panas, jika orang tidak mampu beradaptasi dengan suhu yang meningkat.
Peneliti dari universitas di Australia, Monash University, mengembangkan sebuah model untuk memperkirakan jumlah kematian yang berkaitan dengan gelombang panas di abad ke-20 untuk periode dari 2031 hingga 2080. Di bawah skenario ekstrem, jumlah kematian akibat gelombang panas di kota Brisbane, Sydney dan Melbourne naik sekitar 471% dibanding dengan periode antara 1971 dan 2010.
Di lain pihak ada juga kabar baik. Spanyol berhasil beradaptasi dengan suhu yang tambah tinggi. Walaupun suhu naik lebih dari 1°C sejak 1980, jumlah kematian akibat suhu tinggi menurun sejak itu. Demikian hasil studi Barcelona Institute for Global Health found.
"Perbaikan dalam pendirian perumahan, penggunaan pendingin ruangan, membaiknya layanan kesehatan dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran jadi faktor bagi tren yang kita lihat sekarang," kata penulis senior Joan Ballester. "Tapi kita belum tahu apakah akan terus demikian, jika perubahan iklim menjadi jauh lebih intensif di masa depan," ungkapnya menambahkan.
Apa Yang Terjadi Kalau Suhu Samudera Naik?
Tahun 2016 resmi jadi tahun terhangat. World Meteorological Organization melaporkan samudra memanas jauh lebih cepat dari dugaan sebelumnya. Ini berdampak pada banyak hal, termasuk cuaca dan terumbu karang.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Gierth
Atlantis 2.0
Akibat pemanasan global, permukaan air laut naik. Tahun 2004 sampai 2010 permukaan laut naik sekitar 15 mm. Antara 2010 sampai 2016 jumlahnya dua kali lipat. Kawasan tropis di Pasifik Barat yang terutama terkena dampaknya. Kawasan pantainya terancam terendam air, dan pulau-pulau terancam hilang tertelan laut akhir abad ini.
Foto: picture alliance / Photoshot
Es Abadi Lumer
Naiknya suhu samudera dan atmosfir, memicu pelumeran gletser dan kawasan es abadi. 2016 laut es dekat kutub luasnya berkurang 4 juta kilometer persegi. Konsekuensinya, air dari es yang lumer mengalir ke sungai dan samudera. Ini juga menambah cepat kenaikan muka air laut.
Foto: picture-alliance/dpa/U.Mauder
Nemo Menghilang
Sebagian kawasan dunia menghangat lebih dari 3°C, dan mengganggu ekosistem laut. 72% spesies ikan yang hidup di dekat dasar laut, di kawasan timur laut Samudra Atlantik sejauh ini sudah kena dampaknya. Suhu yang menghangat membatasi penyebaran ikan. Spesies yang hidup di kawasan laut tropis populasinya juga makin berkurang akibat gangguan pada habitatnya.
Foto: imago/OceanPhoto
Terumbu Karang Memucat
Naiknya suhu dan keasaman air laut berdampak merusak terumbu karang tempat ikan memijah. Terumbu karang termasuk ekosistem laut yang paling sensitif. Kenaikan suhu air 3°C bisa memicu matinya terumbu karang dan hewan yang tinggal di dalamnya. Bagian utara Great Barrier Reef sudah alami kematian terumbgu karang sekitar 50%.
Foto: imago/blickwinkel
Badai Dahsyat Makin Sering
Seiring meningkatnya suhu samudra, badai tropis dahsyat lebih sering terjadi. Satu contohnya, siklon tropis Matthew, yang menghantam Haiti Oktober 2016. Menurut pemerintah Haiti, jumlah korban tewas 546. Siklon tropis juga sebabkan kerugian ekonomi sekitar 15 milyar Dolar di Haiti, AS, Kuba dan kepulauan Bahama.
Foto: Reuters/NASA/Alexander Gerst
Turbulensi Udara
Antara pola angin di atmosfer dan suhu samudra ada korelasi erat. Air laut yang menghangat juga bisa menyebabkan arus angin makin kuat. Ini bisa berdampak pada penerbangan, karena angin bisa jadi hambatan atau sebaliknya dorongan kuat. Akibatnya pesawat bisa makin cepatnya, atau juga lebih lambat dan turbulensi makin sering terjadi. Penulis: Jessie-May Franken (ml/hp)