1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikFinland

Bagaimana Rusia Percepat Ekspansi NATO di Skandinavia

13 Mei 2022

Moskow mengancam bakal membalas jika Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO. Kedua negara dengan cepat menanggalkan prinsip non-blok demi mengamankan perbatasannya dari ancaman Rusia.

Latihan NATO di Makedonia Utara, Mei 2022
Latihan NATO yang digalang militer AS di Makedonia Utara, Mei 2022Foto: Boris Grdanoski/AP/picture alliance

Setelah Finlandia mengumumkan niat bergabung dengan NATO, Kamis (12/5), Rusia memperingatkan penempatan infrastruktur NATO di perbatasannya akan dibalas dengan "langkah teknis militer,” tulis Kementerian Luar Negeri di Moskow.

Pengumuman oleh pemerintah di Helsinki itu menandakan perubahan terbesar pada arsitektur keamanan di Eropa sejak Perang Dunia II.

Karena sejak dikalahkan Uni Sovyet hampir 80 tahun lalu, Finlandia mengadopsi doktrin netralitas yang berlaku hingga kini. Adapun Swedia, yang diperkirakan bakal mengumumkan niat serupa dalam beberapa hari ke depan, sebelumnya tidak pernah menjalin aliansi militer selama lebih dari 200 tahun.

"Anda (Rusia) yang menyebabkan ini, lihat lah di cermin” kata Presiden Finlandia, Sauli Niinsto, Kamis kemarin.

Invasi Rusia terhadap Ukraina turut mengubah persepsi publik di kedua negara terkait keamanan di Eropa. Dukungan bagi keanggotaan NATO di Finlandia yang selama ini hanya sebesar 20-30 persen, kini melampaui angka 70 persen dalam jajak pendapat terakhir.

Ekspansi tercepat NATO

Jika deklarasi pemerintahan kedua negara didukung oleh masing-masing parlemen, proses penerimaan keanggotaan Finlandia dan Swedia diyakini akan berlangsung singkat. 

Pasalnya kedua negara dianggap sudah memenuhi kriteria keanggota NATO, yakni sistem demokrasi yang kokoh, kapablitas militer yang tinggi dan tidak sedang berperang dengan negara lain. 

Terlebih, Finlandia dan Swedia selama ini sudah dikenal sebagai sekutu dekat NATO. Belum lama ini, Finlandia mengumumkan pembelian belasan jet tempur teranyar AS, F-35.

Untuk memuluskan proses, Pemerintah di Helsinki juga sudah mematok anggaran pertahanan menjadi sebesar dua persen dari PDB, sesuai target yang ditetapkan NATO. Langkah serupa diikuti Swedia yang menetapkan kenaikan berkala anggaran militer hingga 2028. 

Namun begitu, proses penerimaan keanggotaan NATO bagi kedua negara tetap akan memakan waktu selama beberapa bulan.

Pukulan bagi Rusia

Ekspansi NATO di Skandinavia menempatkan Rusia dalam posisi terkepung oleh NATO, dari Lingkar Arktik hingga Laut HItam. Ironisnya, perluasan itulah yang ingin dicegah Presiden Vladimir Putin dengan menginvasi Ukraina. 

Moskow sejauh ini belum memberikan respons yang dramatis terhadap langkah Swedia dan Finlandia, kecuali betapa Rusia "akan terpaksa membalas dengan langkah teknis militer dan kebijakan serupa untuk meredam munculnya ancaman terhadap keamanan nasional,” tulis Kementerian Luar Negeri.

Rusia mengisyaratkan aksi militer akan diambil bergantung pada penumpukan infrastruktur NATO di dekat perbatasannya. Moskow berang bahwa pengiriman senjata NATO kepada Ukraina berhasil meminimalisir daya gebuk militernya.

"Risikonya akan selalu ada bahwa konflik ini berubah menjadi perang nuklir besar-besaran,” kata Dmitry Medvedev, Wakil Direktur Dewan Keamanan Nasional Rusia. "Skenario tersebut akan menjadi bencana bagi semua,” imbuhnya.

rzn/vlz (ap, afp)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait

Topik terkait

Tampilkan liputan lainnya