Sejumlah sungai di Jerman sekarang jadi tujuan wisata. Beberapa tahun lalu sungai-sungai itu dinyatakan mati secara biologis. Bagaimana ekosistem di sana berhasil diselamatkan?
Iklan
Sampah plastik yang mengapung di air dan ikan yang hampir mati berusaha menarik napas di permukaan. Sekarang skenario horor bagi ekologi itu terutama datang dari Cina lewat layar televisi, serta jadi bukti situasi menyedihkan di banyak sungai Cina, yang termasuk perairan paling terkotor di dunia. Beberapa waktu lalu, sungai-sungai Jerman juga masih seperti itu, terutama sungai Elbe. Sungai yang bersumber di Ceko dan bermuara ribuan kilometer di utaranya, di dekat Hamburg, dianggap calon sungai mati. Hingga penyatuan Jerman tahun 1990, Jerman Timur menyalurkan air kanalisasinya ke sungai Elbe tanpa dibersihkan terlebih dahulu.
Campuran Beracun
Tahun 1988, peneliti menemukan campuran racun seperti 16.000 ton Nitrogen, 10.000 ton Fosfor, 23 ton air raksa dan tiga ton campuran kimia Pentaklorofenol yang berkadar racun tinggi, dialirkan sungai Elbe ke arah laut. Akibatnya, ikan-ikan yang hidup di sungai itu menderita sakit, demikian dijelaskan pakar biologi Veit Hennig dari universitas Hamburg.
Sampah Plastik Mencemari Sungai dan Lautan
Sebagian besar sampah plastik yang mencemari sungai akhirnya bermuara di lautan. Inilah sungai besar di Asia dan Afrika yang paling banyak membawa sampah plastik.
Foto: Imago/Xinhua/Guo Chen
1. Sungai Yangtze
Yangtze adalah sungai terpanjang di Asia dan terpanjang ketiga di dunia. Sungai ini menduduki peringkat puncak sebagai pembawa limbah plastik ke lautan. Yangtze mengalir ke Laut Cina Timur dekat Shanghai dan sangat penting bagi ekonomi dan ekologi Cina. Tepian sungai merupakan rumah bagi 480 juta orang - sepertiga penduduk Cina.
Foto: Imago/VCG
2. Sungai Indus
Pusat Penelitian Lingkungan Helmholtz Centre for Environmental Research menemukan bahwa 90 persen plastik yang mengalir ke lautan dapat ditelusuri ke 10 sungai besar. Sungai Indus menempati urutan kedua dalam daftar itu. Sungai ini mengalir melalui sebagian India dan Pakistan ke Laut Arab. Karena kurangnya struktur pengolahan limbah, banyak plastik memasuki sungai ini.
Foto: Asif Hassan/AFP/Getty Images
3. Sungai Kuning
Plastik di sungai bisa masuk ke dalam rantai makanan karena ikan dan hewan laut dan air tawar menelannya. Sungai Kuning, yang disebut-sebut sebagai tempat lahirnya peradaban Cina, berada di urutan ketiga dalam daftar pembawa limbah plastik. Polusi telah membuat sebagian besar air sungai tidak bisa diminum. Sekitar 30 persen spesies ikannya diyakini telah punah juga.
Foto: Teh Eng Koon/AFP/Getty Images
4. Sungai Hai
Sungai lainya di Cina menduduki peringkat 4, yaitu sungai Hai. Sungai ini menghubungkan dua wilayah metropolitan terpadat: Tianjin dan Beijing, sebelum mengalir ke Laut Bohai, salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia. 10 sistem sungai memiliki ciri khas, kata penelitian tersebut.
Foto: Imago/Zumapress/Feng Jun
5. Sungai Nil
Dianggap sebagai sungai terpanjang di dunia, Sungai Nil mengalir melalui 11 negara sebelum memasuki Laut Tengah di Mesir. Sekitar 360 juta orang tinggal di daerah aliran sungai. Airnya mendukung pertanian - kegiatan ekonomi utama di kawasan ini. Sungai Nil berada di peringkat 5 daftar sungai yang terbanyak membawa sampah plastik. Setiap tahun, sekitar 8 juta ton limbah plastik dibuang ke sungai.
Foto: Imago/Zumapress
6. Sungai Gangga
Sungai Gangga merupakan pusat kehidupan spiritual India dan menyediakan air bagi lebih dari setengah miliar orang. Limbah pertanian dan industri telah menjadikannya salah satu sungai paling tercemar di dunia. Dalam hal sampah plastik, Gangga berada di peringkat 6. Para ahli mengatakan, kita harus menghasilkan lebih sedikit sampah dan menghentikan polusi pada sumbernya.
Foto: Getty Images/AFP/S. Kanojia
7. Sungai Mutiara (Pearl River )
Para pekerja membersihkan limbah yang terapung di Sungai Mutiara di Cina yang bermuara di Laut Cina Selatan antara Hong Kong dan Makau. Limbah buangan dan limbah industri di sungai ini makin banyak, seiring dengan laju ekspansi kota yang luar biasa. Sejak akhir 1970-an, kawasan delta sungai telah berubah dari daerah pertanian dan pedesaan menjadi salah satu daerah perkotaan terbesar dunia.
Foto: Getty Images/AFP/Goh Chai Hin
8. Sungai Amur (Heilong)
Air sungai makin kotor ketika menyentuh daerah perkotaan dan industri. Namun, menurut penelitian terbaru, limbah plastik bahkan ditemukan di lokasi terpencil. Sungai Amur mengalir dari daerah perbukitan di Cina timur laut dan membentuk sebagian besar perbatasan antara provinsi Heilongjiang (Cina) dan Siberia (Rusia) sebelum menuju ke Laut Okhotsk.
Foto: picture-alliance/Zumapress/Chu Fuchao
9. Sungai Niger
Niger adalah sungai utama Afrika Barat, yang menghidupi lebih dari 100 juta orang dan salah satu ekosistem paling rimbun di planet ini. Sungai ini mengalir melalui lima negara sebelum bermuara di Samudera Atlantik di Nigeria. Selain polusi plastik, konstruksi bendungan yang luas mempengaruhi ketersediaan air. Tumpahan minyak yang sering terjadi di Delta Niger juga menyebabkan air terkontaminasi.
Foto: Getty Images
10. Sungai Mekong
Pembangunan bendungan juga memiliki dampak ekologi dan sosial, terutama di sungai Mekong. Sekitar 20 juta orang tinggal di Delta Mekong. Banyak yang bergantung pada perikanan dan pertanian untuk bertahan hidup. Sungai ini mengalir melalui enam negara Asia Tenggara, termasuk Vietnam dan Laos. Sungai Mekong menduduki peringkat 10 dalam daftar sungai yang paling tercemar limbah plastik.
Foto: Imago/Xinhua
10 foto1 | 10
Tetapi bagaimana kerusakan seperti itu sekarang bisa diperbaiki? Penutupan banyak pabrik di bekas Jerman Timur, pemurnian air limbah dari kanalisasi yang terus-menerus dilakukan, serta peraturan lingkungan yang ketat telah menyelamatkan Elbe, dan sungai-sungai Jerman lainnya, kata Veit Hennig. Pemancing dan orang yang berenang di sungai sekarang sudah menjadi pemandangan lazim di Elbe dan sungai-sungai lainnya. Berbagai binatang juga kembali, termasuk ikan paus jenis Phocoenidae. Ikan paus ini di awal tahun mengikuti ikan kecil mangsanya ke perairan sungai Elbe. Datangnya mereka jadi bukti bahwa air Elbe semakin sehat.
Sungai Gangga Antara Sampah dan Mayat Manusia
Sungai Gangga adalah nadi kehidupan warga India. Namun sungai berjuluk "ibu" itu kian sekarat oleh sampah plastik, limbah pabrik dan jenazah manusia yang dibuang ke sana.
Foto: Reuters/D. Siddiqui
Sampah Mengalir di Sungai Gangga
Setiap tahun 115.000 ton sampah plastik mengotori sungai Gangga di India. Padahal sungai yang mengalir dari pegunungan Himalaya hingga ke Teluk Bengal itu menghidupi 450 juta orang. Bukan hanya sampah, polusi limbah pabrik dan rumah tangga mempercepat kematian sungai suci yang sering dijuluki "ibu" oleh warga setempat itu.
Foto: Reuters/D. Siddiqui
Nadi Kehidupan India
Sungai Gangga lahir dari curahan air gletser di Himalaya. Namun seiring mendekati laut, sungai sepanjang 2620 kilometer yang melewati 29 kota dengan populasi lebih dari 100.000 orang dan 23 kota lain yang berpopulasi di atas 50.000 penduduk itu mulai dicemari sampah dan limbah manusia. Padahal Gangga memainkan peranan besar dalam ritual keagamaan Hindu dan sudah membumi sejak ratusan tahun silam.
Foto: Reuters/D. Siddiqui
Kesucian Membawa Perkara
Umat Hindu meyakini sungai Gangga sebagai titisan tuhan yang mengalir dari surga buat membersihkan Bumi. Maka membasuh diri dengan menggunakan air sungai Gangga diyakini akan menyucikan manusia dari semua dosa-dosanya. Tidak heran jika setiap hari ribuan peziarah menyemuti bantaran sungai untuk mandi dan berdoa.
Foto: Reuters/D. Siddiqui
Kuburan Buat Kaum Penyembah
Bantaran sungai Gangga juga digunakan umat Hindu sebagai tempat kremasi atau pembakaran jenazah. Tradisi yang dipercaya akan membebaskan manusia dari lingkaran hidup dan mati itu setiap tahun menghasilkan upacara pembakaran 32.000 jenazah dan menyisakan 300 ton potongan tubuh manusia di sungai Gangga.
Foto: Reuters/D. Siddiqui
Kutukan Sungai Gangga
Kesucian sungai Gangga turut mengundang jutaan peziarah setiap tahunnya. Pada sebuah hari suci agama Hindu yang cuma dirayakan selama 12 tahun sekali, jumlah pengunjung bahkan menembus angka 12 juta orang. Sebab itu pula polusi di sungai Gangga kini dianggap sebagai penyebab utama tingginya angka kematian bayi dan gangguan kesehatan buat penduduk di sekitar.
Foto: Reuters/D. Siddiqui
Ambisi Besar New Delhi
Kondisi tersebut memaksa Perdana Menteri Narendra Modi buat bertindak. Ia menjanjikan pembangunan pusat pemurnian air dan memindahkan 400 pabrik pengolahan kulit dari bantaran sungai. Namun proyek lingkungan senilai 3 milyar Dollar AS itu belum banyak terwujud. Hingga kini hanya sepertiga dari 4.800 juta liter limbah yang disuling sebelum dibuang ke sungai.
Foto: Reuters/D. Siddiqui
Ujian Bagi India
Untuk proyek ambisius tersebut Bank Dunia bahkan bersedia meminjamkan dana senilai 1 milyar Dollar AS. Tapi upaya pemerintah di New Delhi membersihkan sungai Gangga dianggap menjadi ujian terhadap kemampuan India memodernisasi struktur pemerintahan, mengentaskan korupsi dan membenahi manajemen limbah.
Foto: Reuters/D. Siddiqui
7 foto1 | 7
Kesalahan Masa Lalu
Lain dengan perairan lain, seperti danau, sungai bisa mengalirkan bahan berbahaya dengan cepat. Jadi sungai membersihkan diri sendiri, tetapi kandungan berbahaya terkumpul di laut. Hanya di sedimen-sedimen sungai sekarang masih bisa ditemukan unsur beracun. Akibat banjir bandang seperti tahun ini, bahan-bahan racun itu bisa tersebar. Stephan Köster, yang mengajar di Institut Penanganan Limbah dan Perlindungan Perairan di universitas teknik Hamburg-Harburg mengemukakan, orang tidak sekedar mengalirkan limbah ke sungai, dan kemudian melupakannya karena otomatis dialirkan ke laut.
"Orang sekarang lebih banyak berinvestasi pada pemurnian limbah. Limbah tidak hanya dibersihkan secara mekanis, melainkan juga secara kimia dan biologis," demikian Köster. Ia menambahkan, "Sekarang ada standar untuk membersihkan air, memisahkan Nitrogen dari air dan secara terarah mencegah masuknya Fosfor."
Metamorfosis Sungai Ciliwung
Sungai Ciliwung adalah nadi kehidupan sejak era Tarumanegara hingga Jakarta. Setelah dijadikan lubang sampah ibukota, sungai bersejarah itu mulai berubah. Kini Ciliwung menjadi ladang perseteruan demi identitas kota
Foto: Getty Images/AFP/G. Chai Hin
Nadi Peradaban
Tanpa Ciliwung Jakarta mungkin tidak pernah ada. Sungai sepanjang 120 kilometer itu ikut melahirkan peradaban awal berupa Kerajaan Tarumanegara. Kesultanan Banten, pemerintahan kolonial Portugal dan Belanda menggunakan Ciliwung sebagai jalur transportasi utama dan sumber air minum. Namun sejarah panjang sungai tersebut kini nyaris dilupakan.
Foto: public domain
Pelarian Kaum Terbuang
Sejak 40 tahun terakhir wajah bantaran Ciliwung dipenuhi pemukiman kumuh buat kaum terpinggirkan. Ketiadaan ruang hidup yang terjangkau memaksa mereka menempati lahan milik negara tersebut. Buruknya perencanaan tata kota dan infrastruktur untuk mendukung pemukiman penduduk membuat Ciliwung menjadi daerah kotor dan berpolusi.
Foto: Getty Images/AFP/G. Chai Hin
Polusi demi Uang
Namun begitu penduduk bukan satu-satunya sumber polusi Ciliwung. Studi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selama empat tahun yang dipublikasikan 2014 silam menyebut 17 perusahaan rajin membuang limbahnya di sungai tersebut. Pada 2011 Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah BPLHD Jakarta telah memperingatkan, air resapan tanah di Ciliwung telah terkontaminasi bakteri E Coli lebih dari 90 persen.
Foto: Getty Images/AFP/G. Chai Hin
Proyek Masa Depan
Bahkan sejak 1995 perusahaan air minum Jakarta, PT Palyja dan PT Aetra, tidak lagi mengambil air dari Ciliwung, melainkan Waduk Jatiluhur, Jawa Barat. Seharusnya harga air buat sekitar 5 juta konsumen di Jakarta bisa berkurang drastis jika kejernihan air Ciliwung bisa dikembalikan. Dengan kebutuhan air yang kian melonjak, normalisasi Ciliwung menjadi proyek masa depan yang tak bisa diabaikan
Foto: Getty Images/AFP/G. Chai Hin
Polemik di Bantaran Sungai
Rencana itu kemudian dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 2012. Normalisasi Ciliwung melibatkan pelebaran bibir sungai hingga mencapai 50 meter, seperti pada era kolonial Belanda. Namun hal tersebut berarti menggusur penduduk yang tinggal di bantaran sungai. Ujung-ujungnya proyek pemprov DKI itu mengundang polemik dan kritik karena dianggap mengorbankan penduduk miskin.
Foto: picture-alliance/dpa
Perang Identitas Kota
Arus balik animo publik berkutat pada masalah penggusuran. Sejumlah aktivis menilai normalisasi Ciliwung mengebiri identitas kota dan mengubur predikat Jakarta yang inklusif buat semua. Membangun tanpa menggusur menjadi moto yang dirapal oleh sebagian pakar tata kota. Pemerintah Provinsi sebaliknya terkesan ingin mempercepat normalisasi karena khawatir kehilangan momentum politik jelang Pilkada
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Penggusuran atau Relokasi?
Penggusuran sebagai bagian dari normalisasi sungai adalah ganjalan terbesar. Menurut Pemprov DKI, sebanyak 75.000 keluarga harus direlokasi untuk membebaskan bantaran sungai dari pemukiman kumuh. Kondisi tersebut menambah rumit masalah Ciliwung. Tidak heran jika rencana awal menyebut proyek normalisasi akan memakan waktu hingga 20 tahun.
Foto: Getty Images/AFP/G. Chai Hin
Jernih Sungai Ciliwung
Perlahan wajah Ciliwung mulai berubah. Sungai yang dulunya dipenuhi sampah dan berbau busuk, kini bersih dan terkesan asri. Pemerintah dan penduduk berharap normalisasi bisa menghadang banjir yang tiap tahun menggenangi bantaran sungai. Namun proyek raksasa ini belum akan selesai dalam waktu dekat. Prahara yang menyertai penggusuran pun akan terus berlanjut selama belum ada model pendekatan lain
Foto: Getty Images/AFP/G. Chai Hin
8 foto1 | 8
Apakah Perairan Sehat?
Di instalasi pemurnian air, prinsip yang digunakan adalah: dari besar ke kecil. Awalnya lewat pembersihan mekanis, benda berukuran besar dipisahkan dari air. Saringan halus kemudian memisahkan mineral, seperti pasir, dari air, karena nantinya misalnya bisa merusak pompa air. Setelah lewat tempat pengendapan akhirnya hanya unsur yang bisa diurai yang berada di air. Akhirnya pekerja-pekerja kecil seperti bakteri digunakan untuk terutama mengurai karbon.
Walaupun situasi membaik, Veit Hennig menekankan dengan mengambil contoh Elbe, sungai-sungai di Jerman masih butuh penanganan agar kondisi alamiah bisa kembali sepenuhnya. "Memang kualitas air dari standar kimia sudah sangat membaik, tetapi struktur sungai sebagai ruang hidup memburuk," kata Veit Hennig. Yang dimaksudkan pakar biologi itu adalah semakin meluasnya pendirian bangunan di tepi sungai dan semakin banyaknya pembuatan tanggul untuk membatasi sungai dari daratan.
Pemandian Alam Terbersih di Eropa
Mayoritas danau, sungai dan pantai di Eropa memenuhi standar minimum kualitas air Uni Eropa, dan pada tahun 2013 banyak juga yang berkualitas sangat baik, setidaknya menurut laporan tahunan Badan Lingkungan Eropa.
Foto: imago/Chromorange
Peringkat Tertinggi
Siprus terdepan di Uni Eropa dalam hal kualitas air pantai selama dua tahun berturut-turut: Semua pemandian alami di Siprus dinilai sangat baik. Badan Lingkungan Eropa (EEA) merilis survei kualitas air tahunan bertepatan dengan waktunya pelancong memilih pantai terbaik untuk dikunjungi pada musim panas.
Selain Siprus, hanya satu negara lagi yakni Luksemburg yang mendapat rekor 100 persen. Sungai terpanjang yang melintasi negara tanpa pesisir ini adalah Sauer. Dalam foto terlihat sungai Sauer di bagian utara Ardennes, yang menjadi tujuan warga serta turis yang doyan berenang atau mendayung perahu.
Foto: imago/imagebroker
Laguna Biru
99 persen lokasi pemandian di Malta, seperti pantai Blue Lagoon dalam foto, masuk ke peringkat sangat baik. Secara keseluruhan, hampir 95 persen air pemandian di Uni Eropa memenuhi minimum standar kualitas kawasan.
Foto: picture alliance/Arco Images GmbH
Pantai Berpasir
Kroasia, yang mendapat rekor 95 persen, menduduki peringkat ketiga di belakang Malta. "Kualitas air pemandian di Eropa telah membaik dalam dua dekade terakhir - karena limbah dalam jumlah besar tidak lagi dibuang langsung ke perairan," ujar ketua EEA Hans Bruyninckx.
Foto: picture-alliance/dpa
Pantai-Pantai Menakjubkan
Sebagai kesimpulan dari musim panas tahun 2013, laporan EEA menaruh Yunani pada peringkat keempat dengan 93 persen lokasi pemandiannya mencapai kategori 'sangat baik.' Total 2.155 perairan di Yunani diuji coba untuk melihat level bakteri dari pembuangan dan hewan ternak.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Stache
Pencinta Danau
Badan Lingkungan Eropa mengetes kualitas air di lebih dari 22.000 pantai, sungai dan danau di berbagai penjuru Eropa tahun 2013. Di Jerman, sekitar 90 persen tergolong sangat baik, dan 97 persen memenuhi minimum standar kualitas air. Berenang di danau begitu populer pada hari-hari terik musim panas.
Foto: picture-alliance/dpa
Pesisir Laut Utara yang Berangin
Negara-negara lainnya tertinggal jauh. Belgia dan Belanda, dengan banyak sungai dan pesisir Laut Utara yang begitu panjang, termasuk dalam peserta 'terburuk': Masing-masing 4 persen dan 5 persen lokasi pemandian di kedua negara tadi yang masuk kategori kualitas air buruk.
Foto: Martijn Beekman/AFP/Getty Images
Kabar Buruk dari Baltik
Estonia terletak di pesisir timur Laut Baltik. Sekitar 6 persen lokasi pemandian di negara ini gagal memenuhi standar Uni Eropa, menaruh negara ini pada peringkat terendah.