Bahagia dengan Dua Profesi
4 Desember 2013Rudolf Dumont senang tertawa, walaupun ia sebenarnya seseorang yang serius, dan sering melihat penderitaan dalam menjalankan profesinya. Rudolf Dumont merawat pasien yang sakit berat di klinik psikiatri di kota Aachen. Perawat yang lahir di kawasan Ruhrgebiet itu juga mulai belajar memasak di usia 14 tahun, dan bekerja sebagai koki di perusahaan besar. Ketika berumur 20 tahun, ia berganti profesi menjadi perawat psikiatris.
Kedua pekerjaan itu dijalankannya sepenuh hati. Tetapi kebahagiaan diperolehnya di tempat lain. Tahun 2011 ia menjual rumahnya dan kini tinggal di sebuah kapal, yang ditambat di pelabuhan Visé, sebuah kota Belgia di tepi sungai Maas, di sebelah barat Aachen. Tempat tinggalnya itu sudah berusia 100 tahun dan luasnya hanya 36 meter persegi.
Dalam Kesederhanaan Ada Kekuatan
"Sebagai koki saya tidak perlu membuktikan kemampuan lagi, dan itu bagus," kata Rudolf Dumont dalam bincang-bincang dengan Deutsche Welle. Baginya kapal itu jadi peluang untuk mendefinisikan diri lagi. Ia bisa minum teh dan membaca koran dengan tenang di "ruang duduknya," yang luasnya sepuluh meter persegi, lengkap dengan meja dan dapur kecil, juga kokpit dengan setir kapal.
Keistimewaan dari pekerjaannya, kedua profesi itu ia jalankan bersamaan. Di tahun-tahun pertama bekerja di klinik psikiatri ia memulai kembali profesi pertamanya. Ketika berusia 31 tahun ia mulai mengundang orang ke rumah dan menghidangkan bagi mereka masakan hasil eksperimennya. Tamu-tamunya tidak perlu membayar, tetapi harus memberikan komentar bagi hasil kreasinya. Dari situ ia belajar banyak dan mendukung keberhasilannya sebagai koki.
Kesuksesan sebagai koki kemudian digunakannya dalam pekerjaan di klinik psikiatri pada bagian perawatan pasien. Dalam jenis terapi yang dirumuskannya sendiri, yaitu "memasak sebagai terapi kerja," tujuannya bukan menghidangkan makanan bermutu tinggi, melainkan untuk pembentukan struktur kepribadian. Juga agar pasien bisa mengalami perasaan senang karena sudah menyelesaikan pekerjaan, dan menghasilkan sesuatu. Ini jadi model terapi yang sukses.
Memasak dengan Sepenuh Hati
Bekerja sekaligus sebagai perawat dan koki lama dilakukannya. Ia pernah punya restoran, tetapi bebannya kemudian terlalu berat, sehingga restoran terpaksa ditutup, dan ia harus membayar utang. Ia tidak menyesal. Baginya, yang penting sudah berusaha. Restorannya memang sudah tidak ada, tetapi memasak secara profesional tetap dilakukannya.
Ruang duduk di rumahnya dulu dijadikan restoran kecil. Di bangunan tambahan ia punya tempat masak profesional. Dari empat anaknya, dua yang termuda membantu mencuci dan melayani tamu. Untuk itu mereka mendapat gaji. Rudolf Dumont puas jika semua makanan habis disantap tamu. Sulit dipercaya, bahwa di samping itu semua, Rudolf Dumont masih bekerja sebagai perawat lepas bagi orang-orang tua, untuk menambah pemasukan.
Kini ia masih menjadi perawat lepas bagi orang-orang tua. Tetapi ia memutuskan berhenti menjadi koki. "Saya selalu senang, jika satu hari kerja berakhir, dan saya segera bisa pulang ke kapal saya," demikian dikatakannya dengan puas.