Nyamuk yang direkayasa disisipi bakteri Wolbachia, terbukti efektif blokir penularan virus Zika. Metode biologis ini diharap bisa mencegah penularan beragam virus mematikan berinang nyamuk.
Iklan
Nyamuk yang direkayasa mengandung bakteri Wolbachia selain ampuh membasmi virus Zika penyebab mikrocephaly pada janin, juga tangguh mencegah penularan demam berdarah Dengue (DBD) dan Chikungunya. Tiga penyakit yang ditularkan lewat inang nyamuk Aedes aegypti ini juga tergolong endemik di Indonesia.
Bakteri Wolbachia Efektif Blokir Penularan Zika
01:50
Sukses rekayasa nyamuk Aedes dengan disusupi bakteri Wolbachia adalah berkat kerja keras para peneliti Brasil, khususnya di Oswaldo Cruz Foundation (FIOCRUZ). Peneliti Luciano Moreira dari Fiocruz mengeskan nyamuk yang direkayasa untuk dapat memblokir transimisi virus penyebab DBD, Chikungunya dan Zika itu kini telah disebarkan di berbagai negara. "Selain di Brasil, juga di Australia, Vietnam dan Indonesia", ujar dia.
Keluarga Demam Berdarah Dengue
Virus Zika yang sekeluarga dengan virus penyebab DBD memicu panik massal di negara-negara Amerika Selatan dan Amerika Latin akhir tahun 2015 silam. Pasalnya infeksi zika memicu cacat pada janin. Bayi yang diahirkan menunjukkan gejala kepala berbentuk kerucut dan lebih kecil dari normal atau mikrocephaly. Gejala ini menunjukkan volume otak yang lebih kecil karena tidak berkembang akibat infeksi zika.
Kenali Virus Zika, Lindungi Janin Anda
Ribuan bayi di Brasil lahir dengan kepala yang lebih kecil dari semestinya. Adalah virus Zika yang bertanggungjawab atas fenomena tersebut. Celakanya virus yang sama juga pernah menjangkiti Indonesia
Foto: Reuters/J. Cabezas
Apa itu Virus Zika?
Virus Zika pertama kali ditemukan pada darah seekor monyet di Uganda tahun 1947. Nama tersebut diambil dari hutan Zika tempat virus itu pertama kali ditemukan. Virus Zika tidak mematikan dan memiliki gejala serupa dengan jenis demam lainnya seperti demam kuning atau demam berdarah. Virus ini pertamakali tercatat menginfeksi manusia pada tahun 1968 di Nigeria.
Foto: Getty Images/AFP/N. Almeida
Bagaimana Penyebarannya?
Penyakit ini disebarkan lewat gigitan nyamuk Aedes Aegypti, yang juga bertanggungjawab atas berbagai jenis wabah penyakit tropis seperti demam berdarah atau demam kuning. Sejauh ini ilmuwan belum mengetahui apakah virus Zika bisa ditularkan antara manusia. Tapi dunia medis pernah mencatat laporan penularan virus Zika melalui hubungan seksual oleh pasangan di Tahiti.
Foto: picture-alliance/J. Gathany/Centers for Disease Control and Prevention via AP
Seperti apa Gejalanya?
Ilmuwan mencatat, pasien yang terinfeksi virus Zika tidak lantas menjadi sakit. Sementara mereka yang terjangkit penyakit Zika cuma mengalami gejala ringan seperti demam, mata merah dan pegal otot. Penyakit Zika biasanya hilang dalam waktu sepekan. Sejauh ini dunia medis belum mampu mengembangkan vaksin yang bisa mencegah infeksi virus Zika. WHO juga mencatat wabah Zika bisa muncul setiap saat.
Foto: Reuters/R. Paiva
Kelainan pada Janin
Kendati tidak mematikan, virus Zika yang diidap oleh ibu hamil bisa menyebabkan kelainan pada janin. Laporan WHO mencatat ribuan kasus cacat lahir di Brasil disebabkan oleh virus Zika. Bayi biasanya dilahirkan dengan ukuran kepala yang lebih kecil dari semestinya.
Foto: picture-alliance/AP Photo/F. Dana
Dimana Virus Zika Mewabah?
Menurut pengamat kesehatan, Dr. Ari F. Syam, Virus Zika juga pernah dicatat muncul di Indonesia. Dalam hasil penelusuran yang ia terbitkan di Kompas, Dr. Syam mencatat sejumlah warga negara Australia pernah dijangkiti virus tersebut setelah berpergian ke Indonesia pada tahun 1981 dan 2013. Saat ini virus zika tengah mewabah di Amerika Selatan.
Bagaimana Pencegahannya?
Mencegah virus Zika cuma bisa dilakukan dengan membasmi nyamuk Aedes Aegypti yang juga menyebarkan demam berdarah. Selain metode pengasapan, pembiakan nyamuk bisa dicegah dengan menutup tempat penampungan air dan menguras bak mandi secara rutin. Selain itu masyarakat dianjurkan menimbun lubang sampah dan lubang pohon yang berpotensi sebagai tempat pembiakan jentik nyamuk.
Foto: Reuters/J. Cabezas
6 foto1 | 6
Brasil menjadi negara dengan kasus mikrocephaly tertinggi yang mencatat resmi lebih 1.100 bayi lahir cacat. Menimbang kejadian luar biasa itu organisasi kesehatan PBB-WHO pada bulan Februari silam telah mencanangkan penyakit Zika sebagai darurat kesehatan global.
Para peneliti di FIOCRUZ dalam risetnya menginfeksi telur nyamuk Aeses aegypti dengan bakteri Wolbachia. Sebagai pembanding adalah nyamuk yang tidak direkayasa. Kedua nyamuk kemudian diineksi virus Zika. Setelah dua minggu diamati, nyamuk yang diinfeksi Wolbachian mengandung virus Zika jauh lebih sedikit ketimbang nyamuk pembanding.
Walau menunjukkan bukti, cara itu efektif tekan kasus Zika, namun peneliti Luciano Moreira dari Fiocrus mengingatkan, tidak menjamin 100 persen akan bebas zika. Metode pencegahan wabah yang selama ini dijalankan, seperti pengasapan atau fogging dan pemusnahan jentik nyamuk harus tetap dilakukan. Dengan itu, efektivitas pencegahan wabah bisa dioptimalkan.
Ikan, Nyamuk dan Kodok Dikerahkan Lawan Virus Zika
Negara-negara di Amerika Selatan kembangkan beragam cara berantas vektor virus Zika. Sebagian besar pilih cara alami yang lain dengan rekayasa genetika. Targetnya terutama musnahkan jentik dan reduksi populasi nyamuk.
Foto: Reuters/U. Marcelino
Kerahkan Pasukan Ikan
Para petani di El Salvador mengerahkan ikan yang di kawasan itu disebut ikan Zambo. Remaja dikerahkan menangkapi ikan air payau ini untuk disebar lagi di kolam atau tong persediaan air. Ikan ini terkenal lahap memakan larva alias jentik nyamuk Aedes aegypti vektor virus Zika. (Foto: ikan air tawar Brasil)
Foto: Matheus Volcan
Nyamuk lawan Nyamuk
Kolumbia dan Brasil, dua negara yang paling parah dilanda virus Zika yang tidak mematikan tapi menyebabkan “mikrosephalus“ pada janin, mengembangkan teknik nyamuk lawan nyamuk. Para ilmuwan di Universitas Antioquia Kolumbia kembangbiakan nyamuk jenis lain pembawa bakteri “Wolbachia“ yang memblokir kemampuan nyamuk Aedes tularkan virus pada manusia.
Foto: Imago
Kodok Pemangsa Nyamuk
Di Argentina kini mulai dijual kodok yang dipromosikan sebagai pemangsa nyamuk Aedes. Para pedagang yang cerdas memanfaatkan panik virus Zika dengan mengklaim, kodok yang harga sekornya 7 US Dolar itu mampu menumpas nyamuk penyebab infeksi Zika dan demam berdarah. Kodok dipromosikan lebih efektif ketimbang repelent anti nyamuk.
Foto: picture alliance/WILDLIFE/P. Oxford
Gunakan Insektisida Organik
Peru menggunakan insektisida organik untuk musnahkan jentik nyamuk Aedes aegypti yang juga vektor penyakit demam berdarah Dengue-DBD dan Chikungunya. Pembasmi serangga dibuat dari campuran coco, yucca, asparagus dan kentang. “Biolarvacides“ organik ciptaan ahli biologi Palmira Vetosilla ini murah, tak beracun dan ampuh basmi larva nyamuk Aedes.
Foto: AP
Radiasi Mandulkan Nyamuk Jantan
Meksiko memilih cara lebih canggih, yakni memandulkan nyamuk jantan dengan radiasi. Dengan begitu populasi larva bisa ditekan drastis, karena nyamuk betina tidak bisa bertelur. Para ilmuwan menegaskan, nyamuk vektor virus Zika tidak bisa diberantas habis, tapi bisa ditekan hingga populasinya minimal.
Foto: Kerry Skyring
Fumigasi
Cara yang paling lazim digunakan di negara-negara dengan kasus Zika atau demam berdarah Dengue tinggi adalah fumigasi atau pengasapan. Lazimnya digunakan insektisida DDT yang sudah dilarang di berbagai negara sejak beberapa dekade silam. Fogging ampuh bunuh nyamuk dewasa tapi tidak efektif basmi jentik. Cara ini memberi rasa aman semu pada masyarakat agar tidak panik hadapi wabah Zika.