1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
TerorismeTurki

Balas Insiden Ankara, Turki Serang Militan Kurdi di Irak

2 Oktober 2023

Serangan balik ini terjadi beberapa jam setelah insiden bom bunuh diri di pintu masuk Kementerian Dalam Negeri Turki. Ankara semakin menargetkan militan Kurdi di Irak dan Suriah dalam beberapa tahun terakhir.

Serangan bom di dekat Kementerian Dalam Negeri Turki
Petugas Keamanan Khusus Turki memperketat penjagaan di lokasi serangan bom bunuh diriFoto: Adem Altan/AFP/Getty Images

Turki mengerahkan sejumlah pesawat tempur untuk menyerbu target yang dicurigai sebagai markas militan Kurdi di Irak utara pada hari Minggu (01/10), demikian keterangan Kementerian Pertahanan (Kemhan) Turki.

Ankara mengatakan bahwa pihaknya telah menghancurkan 20 target yang terkait dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), termasuk gua-gua, tempat penampungan, dan gudang.

Sebelumnya pada hari Minggu (01/10), insiden bom bunuh diri terjadi di dekat pintu masuk Kementerian Dalam Negeri Turki dan melukai dua petugas polisi. Seorang pelaku yang melakukan bom bunuh diri tewas di tempat dan seorang lainnya ditembak polisi.

Serangan balasan Turki

"Pesawat-pesawat tempur Turki mengebom beberapa bagian ... wilayah Bradost sekitar pukul 21.20 waktu setempat, serta Desa Badran," kata Ihsan Chelabi, Wali Kota Sidakan di Kurdi, Irak, kepada kantor berita AFP.

PKK merupakan sebuah kelompok militan sayap kiri Kurdi yang terdaftar sebagai kelompok teroris oleh Turki, Uni Eropa, dan Amerika Serikat. Suku Kurdi sendiri berjumlah sekitar 35 juta jiwa dan sebagian besar mendiami wilayah Turki, Suriah, Irak, dan Iran.

Serangan bom bunuh diri terjadi di depan pintu masuk Kementerian Dalam Negeri Turki, Minggu (01/10)Foto: Ali Unal/AP Photo/picture alliance

Dalam beberapa tahun terakhir, Ankara tengah gencar menargetkan militan Kurdi di Irak dan Suriah. Pada bulan April lalu, Turki bahkan menangkap 110 orang dalam sebuah operasi yang menargetkan orang-orang yang diduga memiliki hubungan erat dengan PKK.

Kronologi insiden bom bunuh diri

Serangan balik pesawat tempur Turki ini terjadi beberapa jam setelah insiden bom bunuh diri di Ankara terjadi. PKK mengaku bertanggung jawab atas serangan pada hari Minggu (01/10) tersebut.

Insiden bom bunuh diri itu terjadi beberapa jam sebelum para anggota parlemen kembali bekerja setelah liburan musim panas selama tiga bulan. Dalam pidato yang menandai pembukaan kembali, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengecam serangan itu sebagai "langkah terakhir dari terorisme". 

Kedua pelaku penyerangan tiba di lokasi kejadian dengan menggunakan kendaraan komersial ringan, yang mereka rampas dari seorang dokter hewan di Provinsi Kayseri, ungkap Kementerian Dalam Negeri Turki.

Media Sabah melaporkan bahwa pelaku menembak mati kepala pria tersebut dan membuang tubuhnya ke selokan di pinggir jalan. Keduanya kemudian mengemudikan kendaraan itu menuju Ankara, dengan menempuh jarak sekitar 300 kilometer.

"Petugas polisi kami yang heroik, melalui intuisi mereka, melawan para teroris dengan segera setelah keduanya keluar dari kendaraan," kata Menteri Dalam Negeri Ali Yerlikaya kepada para wartawan. "Salah satu dari penyerang meledakkan diri, sementara yang lainnya ditembak di kepala sebelum sempat meledakkan diri."

Kedua petugas polisi yang terluka juga tengah dirawat di rumah sakit dan tidak berada dalam kondisi yang serius, ungkap Yerlikaya.

Yerlikaya menambahkan bahwa, "perjuangan kami melawan terorisme, kolaborator penyerang, pengedar (narkoba), geng, dan organisasi kejahatan terorganisir akan terus berlanjut dengan tekad yang lebih kuat lagi."

Menteri Kehakiman Yilmaz Tunc mengatakan bahwa penyelidikan atas "serangan teror" tengah berlangsung. Polisi juga menutup akses ke pusat kota dan terus meningkatkan operasi keamanan.

Presiden Turki Erdogan tetap memberikan pidatonya sesuai rencana di Parlemen Turki, Minggu (01/10)Foto: Rasit Aydogan/AA/picture alliance

Pidato Erdogan usai insiden serangan Ankara

"Para bajingan yang menargetkan kedamaian dan keamanan warga tidak akan mampu mencapai tujuan mereka dan mereka tidak akan pernah bisa," kata Presiden Erdogan.

Presiden Turki itu juga menegaskan kembali tujuan pemerintahnya untuk menciptakan zona aman sepanjang 30 kilometer di perbatasan Turki dengan Suriah, demi mengamankan perbatasan wilayah selatannya dari serangan serupa.

kp/ha (AFP, AP)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait