Ketika aktivitas perdagangan di dunia semakin riuh, kapal-kapal kontainer ikut membesar. Tapi rahasia paling penting penjelajah samudera itu terletak di bawah permukaan air, yakni baling-baling raksasa buatan Jerman.
Iklan
Di wilayah timur Jerman, diproduksi propeler untuk kapal-kapal laut terbesar di dunia. Diameternya hingga 11 meter dan bobotnya 130 ton. Tapi polesan terakhir yang menentukan, tidak bisa dikerjakan oleh mesin. Insinyur Gerd Thiemann menjelaskan: "Pemoles melakukan langkah pengerjaan akhir yang penting. Semua yang dikerjakan sebelumnya, bisa rusak jika dipoles secara keliru. Karena itu pemoles harus sangat teliti."
Tidak ada propeler hasil produksi massal. Semua dibuat berdasar ukuran yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing kapal. Waktu produksi bisa mencapai beberapa bulan.
Selama 24 jam, pekerja di pengecoran melebur beberapa jenis logam hingga menjadi cair. Komposisi ideal tembaga, aluminium dan besi diperoleh berkat pengalaman bertahun-tahun. Proses penuangan cor hanya 15 menit. Tapi langkah ini tidak kalah pentingnya. Thiemann: "Kalau saat pengecoran ada yang salah, skenario terburuknya propeler tidak bisa digunakan dan harus dilumerkan kembali. Karena itu sebelumnya ada simulasi proses pengecoran lewat komputer untuk ujicoba dan mengetahui apa yang terjadi."
Logam cair dipanaskan hingga lebih dari 1000 derajat. Suhunya seperti di dalam gunung berapi. Hanya dengan pakaian pelindung khusus, para pekerja bisa mendekati logam panas ini. Ada 150 ton logam yang harus dilelehkan. Ofen induksi terbesar di dunia pun tidak akan bisa menampungnya. Karena itu dibutuhkan beberapa ofen.
Tahap menuangkan logam cair mulai dituangkan cukup menegangkan. Proses pengecoran harus berjalan dengan mulus. Cairan logam dituangkan ke dalam cetakan yang telah disiapkan sebelumnya.
Lalu lintas kapal diharapkan bisa lebih cepat dan lebih hemat energi. Tuntutan pada kemampuan propeler semakin besar. Propeler harus sesuai dengan daya mesin kapal. Dengan daya lebih dari 100.000 PS, propeler yang sempurna bisa menghemat waktu dan uang.
Misi Berat Kapal Angkut Terbesar Sejagad
Bagaimana memindahkan anjungan minyak lepas pantai yang setinggi 130 meter dan berbobot 24.000 ton? Dengan mengerahkan kapal raksasa berlambung ganda yang tercatat sebagai kapal laut terbesar yang pernah dibuat manusia
Foto: Allseas
Berlambung Ganda, Bermisi Tunggal
Dibaptis dengan nama Pioneering Spirit, kapal berlambung ganda ini khusus dikembangkan untuk membantu instalasi atau pemindahan anjungan minyak lepas pantai atau pipa minyak laut dalam. Pioneering Spirit dibangun selama empat tahun (2011-2014) oleh Daweoo di Korea Selatan dan menelan biaya 3 miliar Dollar AS.
Foto: picture-alliance/dpa/L. Van Lieshout
Desain Spektakuler
Untuk misi spesial tersebut desain Pioneering Spirit dibuat spektakuler. Kapal raksasa ini memiliki panjang 382 meter dan lebar 124 meter. Badan kapal dibuat ganda untuk bisa menopang obyek berbobot raksasa. Anjungan kendali diletakkan di tengah, antara dua lambung kapal. Konsep semacam ini sudah pernah dicetuskan pada tahun 1987.
Foto: picture-alliance/dpa/L. Van Lieshout
Relik Era Keemasan Minyak
Salah satu misi teranyar Pioneering Spirit adalah memindahkan anjungan minyak lepas pantai Brent Delta di perairan Norwegia. Instalasi pengeboran yang mulai digunakan pada 1982, di tengah masa keemasan pengeboran minyak di Skandinavia ini dipensiunkan pada Desember 2011 silam.
Foto: picture alliance/dpa/ARPS/SHel/R. Johnston
Satu-satunya di Dunia
Untuk menghindari kerusakan lingkungan dan ekosistem laut, negara-negara di Laut Utara sepakat menyeret anjungan pengeboran ke daratan untuk dibesituakan. Saat ini hanya Pioneering Spirit yang mampu memindahkan Brent Delta secara utuh, tanpa perlu mempereteli bagiannya satu per satu.
Foto: Allseas
Rekor Dunia Transportasi Laut
Buat memindahkan Brent Delta, Pioneering Spirit 'memangku' anjungan raksasa tersebut di antara dua lambungnya. Kapal ini mampu mengangkut bobot hingga 48.000 ton. Dengan bobot 24.000 ton, Brent Delta yang memiliki tiga kaki tergolong ringan. Pioneering Delta cuma membutuhkan waktu sepuluh detik untuk membopong anjungan pengeboran itu.
Foto: Allseas
Daur Ulang Besi Tua
Setelah tiba di pelabuhan Seaton Port di Hartlepool, Brent Delta dipindahkan dengan menggunakan rel kereta. Butuh sekitar empat bulan buat mempereteli anjungan pengeboran tersebut. Menurut pengelola anjungan, Shell, gingga 97 persen material Brent Delta bisa didaur ulang.
Foto: Getty Images/I. Forsyth
Tugas Menumpuk
Setelah memindahkan Brent Delta, Pioneering Spirit dijadwalkan membantu instalasi tiga anjungan minyak lepas pantai milik perusahaan minyak Norwegia, Statoil. Setelahnya kapal khusus ini juga akan ditugaskan memindahkan tiga instalasi pengeboran serupa di perairan Norwegia pada 2019 dan 2020.
Foto: picture-alliance/dpa/L. Van Lieshout
7 foto1 | 7
Dua minggu kemudian propeler bisa diambil dari cetakan. Proses pembubutan seperti adegan dalam film fiksi ilmiah. Pekerja mengendalikan alat pengampelas dengan joystick. Mereka harus berhati-hati. Permukaan propeler tidak boleh terlalu banyak dikikis Untuk itu harus kerap diukur ulang.
Polesan terakhir harus dilakukan oleh manusia tanpa bantuan mesin. Pola yang tampak pada propeler adalah ciri khas produk perusahaan Jerman ini. Hal yang terpenting: produk akhir propeller ukurannya harus tepat, sesuai dengan perhitungan awal. "Pemolesan akhir sudut propeler yang sensitif tidak bisa dilakukan oleh mesin. Untuk itu dibutuhkan perasaan yang tidak dimiliki mesin. Ini hanya bisa dilakukan oleh pekerja dengan pengalaman bertahun-tahun," ujar Thiemann. Dua per tiga semua propeler raksasa di dunia berasal dari perusahaan Jerman ini.
vlz/as
Terowongan Kapal Laut Pertama di Dunia
Lantaran kondisi alamnya, Norwegia kerap membuat konsep infrastruktur paling spektakuler di dunia seperti terowongan mengambang. Kini negeri kaya di Skandinavia itu ingin membangun terowongan kapal laut pertama di dunia.
Foto: Appex/ Norwegian Coastal Administration
Membelah Gunung, Satukan Laut
Pemerintah Norwegia menyiapkan dana sebesar 270 juta Dollar AS atau sekitar 3,5 triliun Rupiah untuk menggali gunung dan membuat terowongan yang menyambungkan Laut Norwegia dan Laut Utara, melewati Semenanjung Stadlandet.
Foto: Norwegian Coastal Administration/Snøhetta
Pertama di Dunia
Terowongan laut yang akan mulai dibangun awal 2018 itu bakal membelah sebuah gunung berbatu dan memiliki ketinggian 37 meter, lebar 26,5 meter serta panjang 1,7 kilometer.
Foto: Force Technology/Kystverket
Gairah Transportasi Laut
Sebanyak 7,5 juta ton batuan harus diledakkan dan dipindahkan untuk membuat terowongan tersebut. Proyek ini direncanakan bakal berakhir tahun 2022 dan bisa menampung kapal berbobot maksimal 16.000 metrik ton. Setiap jam terowongan ini bisa menampung lima kapal sekaligus.
Foto: Appex/ Norwegian Coastal Administration
Sempit dan Lambat
Kapal paling besar akan memiliki jarak 2,5 meter di setiap sisi terhadap dinding terowongan. Untuk alasan keamanan, jarak antara kapal dibatasi minimal 400 meter. Kapal pun harus mengurangi kecepatan antara lima hingga delapan knot. Dibutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk sebuah kapal buat melewati terowongan laut ini.
Foto: Norwegian Coastal Administration/Snøhetta
Rute Berbahaya
Selama ini satu-satunya cara mencapai Teluk Kjodepollen adalah dengan memutari semenanjung. Namun rute tersebut dinilai berbahaya karena faktor cuaca. Setiap tahun semenanjung Stadlandet didera 45 hingga 106 badai atau cuaca buruk. Pemerintah Norwegia berharap terowongan kapal ini bisa membuat perjalanan laut menjadi lebih aman
Foto: picture-alliance/robertharding/J. Nix
Penakluk Bangsa Viking
Menurut sejarah lokal, bangsa Viking yang tergolong pelaut tangguh dan berpengalaman saja selalu memilih menghindari berlayar di semenanjung ini. Sebaliknya mereka tercatat lebih sering mengangkat kapal lewat jalan darat.
Foto: Norwegian Coastal Administration/Snøhetta
Hemat Waktu
"Jalur baru melewati terowongan akan menjadi lebih pendek. Dalam kondisi baik, anda akan menghemat beberapa menit, tapi dalam kondisi cuaca buruk, anda bisa menghemat waktu berjam-jam," kata Terje Andreassen, Kepala proyek terowongan kapal Stadlandet. "Kadang-kadang kapal harus menunggu berhari-hari untuk bisa berlayar dengan aman."