1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bangkok Kembali Pesta Air, Paspor Thaksin Dicabut

15 April 2009

Pemerintah Thailand mengambil tindakan baru dalam memperbaiki perekonomian, pasca kerusuhan melawan pemerintah. Sementara itu paspor mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra dicabut, disusul perintah penangkapan.

Tentara masih disiagakanFoto: AP

Pemerintah Thailand mengambil langkah baru dalam menyegarkan kembali perekonomian negaranya. Tindakan ini dilakukan sehari setelah berakhirnya aksi protes yang diwarnai kekerasan, sehubungan dengan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah mengatasi krisis ekonomi.

Menteri keuangan Thailand Korn Chatikavanij menuturkan Thailand akan memperluas paket rangsangan ekonomi dan kredit untuk memperbaiki kembali tingkat kepercayaan masyarakat.

Sementara itu pemerintah Thailand mencabut paspor mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra karena dianggap membahayakan keamanan negara. Selama demonstarsi berlangsung Thaksin memanasi-manasi aksi protes, bahkan sempat menyerukan revolusi. perintah penangkapan pun dilayangkan.

Setelah berakhirnya protes terhadap pemerintah Thailand, suasana meriah di Bangkok kembali terasa. Di jalan Khao San, hotel-hotel murah mulai diburu terutama oleh para turis berkocek minim. Para wisatawan bersama warga setempat merayakan pesta Songkran atau tahun baru tradisional Siam bersama-sama. Basah kuyup, mereka kembali menikmati perayaan yang dilakukan dengan saling menyiram air:

„Saya tadinya merasa cemas dengan situasi di sini, namun kini semuanya sudah baik-baik saja/ saya yakin bahwa ini tidak terlalu buruk sebagaimana yang dikatakan orang. Saya tdak begitu memperhatikan. Saya sampai basah disemprot-semprot air.”

Kini penerbangan dari dan ke ibukota Bangkok itu, dimungkinkan kembali. Sangatlah penting, ujar Perdana Menteri Thailand, Abhisit Vejajiva, untuk mengendalikan situasi kembali. Ia mengumumkan pula dijatuhkannya sanksi bagi para pemimpin protes:

„Semua jajaran keamanan, mulai dari polisi, tentara, dan pemerintah masih berjaga-jaga. Oleh sebab itu orang-orang tidak perlu panik, jika melihat tentara. Tugas mereka hanya untuk mengawasi situasi. Sedangkan pemimpin protes harus bertanggung jawab sebab mereka menghasut rakyat untuk melanggar hukum.“

Kerusuhan aksi protes di Thailand beberapa hari kemarin telah memakan korban jiwa. Dua orang tewas sedangkan lebih dari 100 orang cedera. Penghentian aksi protes diumumkan setelah ratusan tentara dan sejumlah panser disiagakan.

Pemerintah Thailan memperpanjang perayaan tahun baru tradisional Siam dua hari hingga akhir pekan mendatang. Apakah kemudian aksi protes melawan pemerintah akan kembali terjadi, semuanya tergantung pada keberhasilan perdana menteri Abhisit dalam mencari solusi politik yang dapat memuaskan para pemrotes berseragam merah itu. (ap)



Ayu Purwaningsih

Editor : Edith Koesoemawiria